Sabtu, 01 Maret 2014

Relung Rasa Raisa

"Aku nggak mungkin bergerak menuju masa depan kalau sebelah kakiku masih kusangkutkan di masa lalu. Aku membangun masa depan yang sebenarnya semu."




Semua butuh kesempatan kedua. Barangkali, itu benar adanya.

Pada akhirnya, Raisa benar-benar memberikan kesempatan kedua untuk Caesar, yang selalu dibencinya selama 8 tahun terakhir dalam hidupnya. Bagaimana Raisa bisa selalu membencinya adalah teka-teki tersendiri yang disajikan dalam novel terbaru Lea Agustina Citra ini.

Raisa punya misi besar dalam kunjungannya ke Frankfurt Book Fair. Sebagai editor Aha Publishing, Raisa harus memanfaatkan waktunya disana. Menemukan dan membeli hak cipta penerbitan buku agar Aha Publishing tetap survive.

Serangkaian peristiwa kebetulan mengiringi langkahnya. From being a stranger until meets her destiny, Caesar. Perjalanan ini malah mempertemukan kembali Raisa dengan Caesar. Satu hal yang dibencinya tapi malah kemudian mendekatkannya pada Jan Marco, penulis 'Cedar Incense' yang sedang ia kejar hak penerbitannya.

Bukan tanpa alasan Raisa berusaha sekuatnya untuk dapat menerbitkan buku itu di Indonesia. Segenap pertentangan atas insiden Mei 1998 mengungkap cerita tragis yang dialami Jan Marco dibalik tragedi kemanusiaan terburuk sepanjang sejarah Republik. Raisa mau tidak mau harus bersekongkol dengan Caesar untuk mendekati Jan Marco. Bahkan, Raisa sempat menyelamatkan Jan Marco dalam usahanya untuk bunuh diri.

Raisa hanya perlu berkaca dan berdamai dengan dirinya sendiri. Raisa harus menyelesaikan segala amarah dan penyesalan yang terlanjur berkecamuk selama petualangannya di negeri Angela Merkel ini. Raisa pun akhirnya tidak terlalu ngotot lagi soal 'Cedar Incense'. Kedamaian dan kebahagiaan yang ia cari selama ini hanyalah semu belaka. Raisa berkompromi dengan takdir, ketika hidup akhirnya menyuguhkan sepaket kesempatan yang tidak mungkin ia lepaskan.

Novel ini punya latar yang kuat. Khususnya di kota Aachen, tempat semua kejadian ini berlangsung. Hal itu pula yang menambah intensitas kedekatan antara realita dengan fiksi. Mengajak pembaca seakan menikmati satu persatu adegan dengan alur yang beragam. Menjadikan permainan alur yang berloncatan jadi satu kelebihan cerita. Membaca novel ini kita dibuat percaya bahwa when you brings out the best of you, life will give you the best of it.

Catatan Personal

Pertama-tama, jangan dulu  membayangkan sosok Raisa seperti gadis pelantun hits 'Serba Salah' itu. Imaji tentangnya akan buyar seketika karena oleh penulisnya @Cietsz, Raisa ditampilkan sebagai pemilik sorot mata mirip Natalie Imbruglia dengan warna kulit hasil tanning. Good point, it brings back 90's memories, yeah. 

Perjalanan Raisa menuju Frankfurt Book Fair bisa memberi gambaran bagi siapapun yang ingin pergi kesana. Sejenak saya pun sempat berpikir untuk menabung demi menunaikan umrohnya para penikmat dan pecinta buku, berangkat ke Frankfurt Book Fair 2015 dimana Indonesia jadi Tamu Kehormatan.

Anyway, jika pembaca menginginkan sebuah kisah asmara yang complicated, tidak mudah ditebak, dan penuh kejutan, kiranya sempatkanlah menyelami Relung Rasa Raisa ini.

Judul        : Relung Rasa Raisa
Penulis     : Lea Agustina Citra
Penerbit    : PlotPoint Publishing
Tahun       : 2013
Tebal        : 297 hal.
Genre       : Novel


Paninggilan, 1 Maret 2014.

2 komentar:

Adit Purana mengatakan...

Anggi nggak mungkin melangkah ke E kalo hatinya masih tersangkut pada L.
*kira-kira kitu nya?*

Anggi Hafiz Al Hakam mengatakan...

Aku mungkin saja melangkah menuju E walau sudah melepaskan ikatan pada L.. njis, naha jadi kitu nya?

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...