Bapak, Assalammualaikum.
Kami tahu engkau tidak lagi disini. Duduk bersama cucu pertamamu, mencium pipi dan memeluknya seraya berkata “Selamat ulang tahun, cucu Akung…”. Kami tahu dan paham bahwasanya tugas Bapak sudah selesai. Bapak rupanya tidak ditugaskan oleh Allah SWT untuk sampai mengantarkan Aldebaran ke Taman Pendidikan Al-QurĂ¡n di komplek sebelah. Memang sudah cita-cita Bapak untuk mengantar Aldebaran sekolah sambal naik motor Nmax. Kadang, takdir Tuhan memang tidak boleh dipilih, kita tidak bisa memilih takdir sebagaimana kita memilih shaf untuk shalat di Masjid.
Bapak, Aldebaran sudah mulai masuk sekolah TPA menjelang genap 3 tahun umurnya. Anak sekecil itu yang masih senang berlari-lari di lapangan TPA sudah bisa membaca dua huruf awal rangkaian huruf hijaiyah. “a”, “ba”, begitu katanya di depan Ustadz pembimbing. Not bad lah Pak. Alde baru membiasakan lagi membaca huruf hijaiyah pasca fase Upin-Ipin.
Sekali pernah saya menemani Alde ke sekolah TPA. Saya adalah tipikal orang tua zaman sekarang yang sedikit-sedikit khawatir Aldebaran jatuh atau berebut bola dengan temannya. Padahal, zaman Bapak dulu tidak begitu. Bapak dan Ibu membiarkan saya begitu saja. Pulang dengan baju kotor penuh keringat itu sudah biasa. Malamnya, Bapak pasti marah. That’s all.
Saya jadi ingat masa-masa itu. Kelakukan saya nampaknya sama seperti apa yang saya lihat pada Aldebaran sekarang. Maklum saja Pak, TPA ini punya lapangan basket dan lapangan futsal berumput. Sama seperti TPA Al-Falaah yang punya lapangan bekas sawah. Sekarang sudah jadi rumah.
Pak, mungkin Bapak bisa tahu dan lihat sendiri. Aldebaran sekarang sudah bisa membaca surat Al-Fatihah. Agak sulit membiasakannya memang namun bila diingatkan untuk membacanya sambal mendoakan Akung, ia pasti mau dan agak “emosional”. Wajar ya Pak, Alde belum paham Akung pergi kemana.
Tidak hanya itu saja, Alde juga sudah bisa menghitung satu dua tiga sampai sepuluh, dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Catat, Pak. In English lho, Pak dan ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan skor TOEIC saya yang jadi Pole Position di kantor. Mungkin pengaruh tab (iPad) Aki Ni dan video unduhan dari Youtube berpengaruh pada ingatannya.
Apapun itu, kami disini merasa sangat bersyukur bahwa di umurnya yang ketiga ini, ada banyak kemajuan. Walaupun di hari ulang tahunnya ini gejala radang belum juga mereda, kami tetap merayakannya dengan suka cita. Minimal di hati kami masing-masing.
Oh ya, Aisyah pun makin bertambah besar. Makannya banyak dan tidak susah. Aisyah juga mulai belajar ngomong dan semakin bisa berkomunikasi dengan kami. Ah, andai Bapak ada disini bersama kami.
Bapak, sampaikan salam saya pada Eyang Kung dan Eyang Tik disana. Kelak kita akan berjumpa kembali. Saya akhiri cerita saya ini. Wassalammualaikum.
Cipayung, 9 November 2018.