Izinkanlah aku untuk selalu pulang lagi,
Bila hati mulai sepi tiada terobati
Album
“Dekade: 1988-1998” adalah album Kla Project pertama yang saya
dengarkan secara penuh full album. Alasannya mudah saja, dalam album ini
ada banyak lagu-lagu popular Kla Project dan menjadi hits pada masanya.
Jadi, rasanya sangat menyenangkan. Satu album penuh yang diisi dengan
lagu-lagu hits dan bisa saya ikut nyanyikan. Saya meminjam album ini
dalam bentuk kaset pita dari Paman. Saya tidak punya pretensi apa-apa,
hanya saja saya butuh sesuatu untuk saya dengarkan selain radio dan
kaset-kaset lainnya. Waktu itu, menjelang ujian SPMB. Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru. Album ini menemani saya dalam menjalani hari-hari
persiapan ujian.
Hari-hari
itu adalah masa yang tak pernah mudah. Saya hanya punya waktu sebulan
penuh untuk persiapan dan latihan soal. Saya mulai jam 07.00 di pagi
hari dan selesai setiap jam 17.00. Istirahat hanya pada saat butuh ke
kamar kecil dan waktu shalat saja. Selebihnya, saya berada di meja
belajar berkutat dengan buku-buku persiapan ujian. Saya tidak melakukan
kegiatan belajar di malam hari. Kalaupun ada hanyalah sekedar
membaca-baca pelajaran yang bisa dibaca dalam rumpun Ilmu Sosial.
Maklum, saya yang murid IPA ini mengikuti ujian SPMB IPS. Bukan IPC,
agar saya fokus. Sebuah Keputusan yang saya anggap tidaklah terlalu
salah.
Album
ini menemani malam-malam saya. Semakin lama saya dengarkan, saya
semakin menikmati musikalitas Kla Project. Ada beberapa lagu dari sesi
KLakustik yang disisipkan dalam album ini. Kalau tidak salah,
“Yogyakarta” yang selalu membuat rindu kembali ke Yogyakarta, “Waktu
Tersisa”, “Salamku Sahabat”, “Tentang Kita”, dan “Semoga”. “Semoga” ini
cukup baru untuk telinga saya. Sehingga lagu ini kemudian jadi favorit
saya Bersama dengan “Belahan Jiwa”. Apalagi nuansa yang dihadirkannya
adalah suasana konser KLakustik di Taman Ismail Marzuki tahun 1995
silam. Sebuah pertunjukan yang megah untuk sebuah band yang berumur 7
tahun.
Dulu,
akses internet tidak semudah saat ini. Jadi, saya tidak pernah tahu
seperti apa gambaran visual konsernya. Yang jelas, saya hanya bisa
berharap untuk dapat memiliki kaset KLakustik yang terbagi jadi dua
keping kaset. Saya baru bisa mendapatkan album KLakustik pada tahun 2023
lalu dalam bentuk CD di sebuah toko music terkenal di bilangan Sabang,
Jakarta Pusat, dengan harga yang sangat menyenangkan pula.
Kembali
ke Dekade. Album bersampul dominan warna hitam ini seperti menyimpan
unsur magis yang dapat menyihir setiap pendengarnya. Apalagi bila sudah
sampai pada “Takluk” di side B. Anyway, this album is fantastic. Sebuah
pencapaian bagi sebuah band yang tidak pernah mudah. Seingat saya, pada
tahun 1997, setahun sebelum album ini dirilis, Lilo mengeluarkan single
pertama dari albumnya yang cukup viral juga saat itu dengan lagu andalan
“Sandra”. Sandra oh Sandra, waktu merambat menjelang senja. Katon juga
sempat merilis album “Harmoni Menyentuh” pada tahun yang sama dengan
singlenya “Meniti Hutan Cemara”. Jenuhku adalah beban, yang tak boleh
terulang. Seakan dua pertanda itu menegaskan terjadinya sesuatu dalam
Kla Project.
Anyway,
saya kini menikmati kembali album ini dalam bentuk yang lain. Kalau
dulu dalam bentuk kaset, sekarang saya bisa menikmatinya dalam bentuk
digital music streaming yang mengharuskan kita berlangganan. Sebut saja
Oknum “S” hahahaha. Juga, saya mendapatkan keping CD album ini yang
berisi dua keping CD dan bonus sebuah booklet yang berisi lirik
lagu-lagu dalam album serta ucapan salutation dari Kla Project.
Album
ini dinaungi label Prosound dan hadir dalam dua keping CD serta kaset
pita ini adalah bukti bahwa Kla Project belum usai pada usianya yang
satu dekade itu. Setahun sesudah “Dekade”, kemudian lahir album
“Sintesa” pada tahun 1998 dengan hits andalannya “Sudi Turun ke Bumi”.
Saya tidak bisa berkomentar banyak mengenai album “Sintesa”. Menyusul
setahun sesudahnya, album bertajuk “Klasik” dengan hitsnya yang popular
yaitu “Menjemput Impian”. Kekasih aku pulang, menjemput Impian. Lalu,
“Kidung Mesra”. Ingin masuki puri dihatimu, hangatkan ruangnya dengan
cinta. Aaahhh, cinta.
To
conclude this post, album ini is simply amazing. Merangkum sepuluh
tahun perjalanan band legendaris dengan lirik-lirik nan puitis.
Meski tlah jauh, aku akan tetap menulis tentang kita
Walaupun aku bahagia tanpamu, aku akan selalu merindukan gerimis
Pada belahan jiwa, yang membuatku takluk
Aku takkan lepaskan, semoga
Kita selalu satu kayuh berdua
Cipayung, 28 Agustus 2024