Jumat, 30 Agustus 2024

Satu Dekade KLa Project


 
Izinkanlah aku untuk selalu pulang lagi,
Bila hati mulai sepi tiada terobati

Album “Dekade: 1988-1998” adalah album Kla Project pertama yang saya dengarkan secara penuh full album. Alasannya mudah saja, dalam album ini ada banyak lagu-lagu popular Kla Project dan menjadi hits pada masanya. Jadi, rasanya sangat menyenangkan. Satu album penuh yang diisi dengan lagu-lagu hits dan bisa saya ikut nyanyikan. Saya meminjam album ini dalam bentuk kaset pita dari Paman. Saya tidak punya pretensi apa-apa, hanya saja saya butuh sesuatu untuk saya dengarkan selain radio dan kaset-kaset lainnya. Waktu itu, menjelang ujian SPMB. Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Album ini menemani saya dalam menjalani hari-hari persiapan ujian.

Hari-hari itu adalah masa yang tak pernah mudah. Saya hanya punya waktu sebulan penuh untuk persiapan dan latihan soal. Saya mulai jam 07.00 di pagi hari dan selesai setiap jam 17.00. Istirahat hanya pada saat butuh ke kamar kecil dan waktu shalat saja. Selebihnya, saya berada di meja belajar berkutat dengan buku-buku persiapan ujian. Saya tidak melakukan kegiatan belajar di malam hari. Kalaupun ada hanyalah sekedar membaca-baca pelajaran yang bisa dibaca dalam rumpun Ilmu Sosial. Maklum, saya yang murid IPA ini mengikuti ujian SPMB IPS. Bukan IPC, agar saya fokus. Sebuah Keputusan yang saya anggap tidaklah terlalu salah.

Album ini menemani malam-malam saya. Semakin lama saya dengarkan, saya semakin menikmati musikalitas Kla Project. Ada beberapa lagu dari sesi KLakustik yang disisipkan dalam album ini. Kalau tidak salah, “Yogyakarta” yang selalu membuat rindu kembali ke Yogyakarta, “Waktu Tersisa”, “Salamku Sahabat”, “Tentang Kita”, dan “Semoga”. “Semoga” ini cukup baru untuk telinga saya. Sehingga lagu ini kemudian jadi favorit saya Bersama dengan “Belahan Jiwa”. Apalagi nuansa yang dihadirkannya adalah suasana konser KLakustik di Taman Ismail Marzuki tahun 1995 silam. Sebuah pertunjukan yang megah untuk sebuah band yang berumur 7 tahun.

Dulu, akses internet tidak semudah saat ini. Jadi, saya tidak pernah tahu seperti apa gambaran visual konsernya. Yang jelas, saya hanya bisa berharap untuk dapat memiliki kaset KLakustik yang terbagi jadi dua keping kaset. Saya baru bisa mendapatkan album KLakustik pada tahun 2023 lalu dalam bentuk CD di sebuah toko music terkenal di bilangan Sabang, Jakarta Pusat, dengan harga yang sangat menyenangkan pula.

Kembali ke Dekade. Album bersampul dominan warna hitam ini seperti menyimpan unsur magis yang dapat menyihir setiap pendengarnya. Apalagi bila sudah sampai pada “Takluk” di side B. Anyway, this album is fantastic. Sebuah pencapaian bagi sebuah band yang tidak pernah mudah. Seingat saya, pada tahun 1997, setahun sebelum album ini dirilis, Lilo mengeluarkan single pertama dari albumnya yang cukup viral juga saat itu dengan lagu andalan “Sandra”. Sandra oh Sandra, waktu merambat menjelang senja. Katon juga sempat merilis album “Harmoni Menyentuh” pada tahun yang sama dengan singlenya “Meniti Hutan Cemara”. Jenuhku adalah beban, yang tak boleh terulang. Seakan dua pertanda itu menegaskan terjadinya sesuatu dalam Kla Project. 

Anyway, saya kini menikmati kembali album ini dalam bentuk yang lain. Kalau dulu dalam bentuk kaset, sekarang saya bisa menikmatinya dalam bentuk digital music streaming yang mengharuskan kita berlangganan. Sebut saja Oknum “S” hahahaha. Juga, saya mendapatkan keping CD album ini yang berisi dua keping CD dan bonus sebuah booklet yang berisi lirik lagu-lagu dalam album serta ucapan salutation dari Kla Project.
Album ini dinaungi label Prosound dan hadir dalam dua keping CD serta kaset pita ini adalah bukti bahwa Kla Project belum usai pada usianya yang satu dekade itu. Setahun sesudah “Dekade”, kemudian lahir album “Sintesa” pada tahun 1998 dengan hits andalannya “Sudi Turun ke Bumi”. Saya tidak bisa berkomentar banyak mengenai album “Sintesa”. Menyusul setahun sesudahnya, album bertajuk “Klasik” dengan hitsnya yang popular yaitu “Menjemput Impian”. Kekasih aku pulang, menjemput Impian. Lalu, “Kidung Mesra”. Ingin masuki puri dihatimu, hangatkan ruangnya dengan cinta. Aaahhh, cinta.

To conclude this post, album ini is simply amazing. Merangkum sepuluh tahun perjalanan band legendaris dengan lirik-lirik nan puitis. 

Meski tlah jauh, aku akan tetap menulis tentang kita
Walaupun aku bahagia tanpamu, aku akan selalu merindukan gerimis
Pada belahan jiwa, yang membuatku takluk
Aku takkan lepaskan, semoga 
Kita selalu satu kayuh berdua


Cipayung, 28 Agustus 2024

7, The Magnificent


Aisyah sayang,

Beranjak tujuh tahun umurmu kini. 7 tahun, beberapa dari mereka sering bilang Magnificent 7. Mungkin karena mereka hanya tahu bahwa banyak keajaiban dari pemilik nomor 7. Entah David Beckham, Ronaldo Portugal, atau tujuh yang lainnya. Apapun itu, selamat! Bapak senang bisa melihat Aisyah tumbuh menjadi anak yang riang dan bersemangat.
 
Aisyah harus jadi lebih baik lagi, Nak. Semakin rajin sholatnya, semakin rajin belajarnya, dan semakin berbakti pada orang tua. Doa kami selalu menyertaimu, Nak. Masih terbayang di benak Bapak, waktu Aisyah baru belajar jalan. Masih tertatih namun selalu ingin terus berjalan walau kadang jauh. Namun, selalu bangkit lagi. 
 
Aisyah sekarang sudah bisa naik sepeda ke sekolah. Bapak salut dengan keberanian Ais. Pertahankan itu, Nak. Dunia butuh orang yang berani. Berani berbuat baik dan benar serta berani mengakui kesalahan. Aisyah, harus lebih baik lagi ya, Nak.
 
Peluk sayang dari Bapak dan Ibu.
 
 
Cipayung, 2 Juli 2024.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...