Senin, 30 Juni 2014

Catatan Hati Seorang Istri (Lagi)



Medio Oktober 2008, saya membeli buku ini. Saya tidak menyangka bahwa 6 tahun kemudian, buku ini beralih format ke sinetron yang diperankan oleh Dewi Sandra dan Ashraff Sinclair beserta sederet nama tenar lainnya. Entah ada hubungannya atau tidak, postingan blog sebelumnya yang mengulas sekilas soal buku ini dan satu trilogi buku lain dari Pipiet Senja mendapat hits 'top five' sejak sinetron bertagar #CHSI itu naik tayang.

Saya tidak mengikuti jalan cerita CHSI versi sinetron. Saya tidak ingin isi cerita buku yang terlanjur melekat di kepala saya bercampur aduk dengan purwarupa visual sebagaimana yang kita saksikan belakangan ini. Saya juga tidak terima "Spongebob" diganti oleh "Hello Kitty".

Buku ini berisi catatan-catatan singkat tentang perasaan dan suara hati kaum istri. Tentang bagaimana kaum istri memaknai peran mereka atas kehidupan ini. Sebagai seorang istri bagi suami mereka, seorang ibu bagi anak-anak mereka, dan kawan sekaligus lawan bagi diri mereka sendiri. Saya kagum pada kekuatan dan keteguhan para perempuan yang menuturkan kisahnya. Adalah tidak mudah untuk terus terbang dengan sebelah sayap yang patah.


Dari sudut pandang perempuan, saya menangkap kesan bahwa semua lelaki dalam buku ini berada dalam posisi yang salah. Hal ini sah-sah saja, kalau mau sebaliknya berarti judul buku ini harus diganti juga jadi 'Catatan Hati Seorang Suami'. Sebagai subyek yang memulai prahara dengan berselingkuh hingga KDRT. 

Bagi saya pribadi, menarik untuk menggali kembali penyebab dibalik semua kesalahan kaum Adam itu. Tidak fair rasanya bila kesalahan dijatuhkan kepada satu pihak saja tanpa ada pembelaan. Namun, bukan berarti kesalahan itu tidak bisa diperbaiki dan dicari asal muasalnya sebagai bahan introspeksi.

Catatan Singkat

Buku ini sebenarnya jadi penanda atas satu masa. Dalam suatu obrolan singkat pada suatu malam menjelang pernikahan seorang sahabat, terlintas ide untuk setidaknya ‘mempelajari’ hal-hal yang dimungkinkan terjadi pada saat pernikahan. Saya tidak tahu juga kenapa pilihan untuk ‘belajar’ hal itu jatuh pada buku ini. 

Kalau boleh, saya ambil logika sederhana. Jika kita mau mengetahui bagaimana isi dan suara hati seorang istri maka carilah dari mereka yang benar-benar menyuarakannya. Buku ini misalnya. Dikumpulkan dari beberapa kisah nyata yang benar-benar terjadi. Isu-isu tipikal macam perceraian, perselingkuhan, dan KDRT masih menjadi perdebatan hingga hari ini. Satu hal yang membuat kisah non-fiksi ini memiliki kesan yang kuat adalah pengaruhnya untuk membangkitkan semangat menulis di kalangan kaum istri di tanah air.


Curug, 16 Juni 2014.

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...