www.imdb.com |
Sejak tidak lagi berlangganan koran harian terbitan Ibukota, saya semakin jarang mengetahui film apa saja yang akan dan sedang beredar di bioskop. Karenanya, saya menjadi heran ketika menemukan rilisan sekuel terakhir dari Jason Bourne. Saya tidak pernah tahu bahwa film ini rilis di bioskop. Apakah saya yang tidak gaul atau memang film ini tidak pernah tayang di bioskop se-Jakarta memang masih menyisakan tanda tanya.
Sekuel yang kembali dibintangi oleh Matt Damon ini menjawab kerinduan saya akan aksi-sksi Bourne yang mengejutkan walau konflik masih berkutat soal identitas, jati diri, dan persoalan-persoalan di sekitar Jason Bourne. Tentu hal ini bisa saja menjadi sesuatu yang tidak akan pernah berujung. Kemunculan karakter-karakter baru membuat plot cerita jadi lebih menegangkan.
Jason Bourne memang kelihatan menua. Petualangannya kali ini membawa pengalaman baru di Athena, Berlin, dan Los Angeles. Ada semacam pendekatan psikologis untuk menghilangkan Bourne pada episode ini. Kemunculan beberapa twist flashback dan rival abadi semakin menguatkan karakterisasi Jason Bourne sebagai buronan nomor wahid CIA.
Terlepas dari segala kritik yang melingkupi cerita sekuel paling anyar ini setidaknya film ini berusaha menyesuaikan dengan zaman. Zaman ketika kebebasan di internet menjadi suatu bagian dari spionase terstruktur. Setidaknya, film ini membuka mata untuk berhati-hati karena kita tidak pernah tahu siapa yang mengawasi kita ketika sedang terhubung ke internet.
Anyway, saya suka film ini walaupun nilainya masih terpaut sedikit dibawah Jason Bourne Ultimatum. Saya pun suka bila harus menonton film ini berulang-ulang. Bourne is my hero.
Cipayung, 22 Agustus 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar