Dari sekian buku baru Cak Nun, baik yang diterbitkan kembali atau yang memang pure diterbitkan, saya rasa pembacaan buku ini termasuk yang paling lancar. At least, bila dibandingkan dengan progres pembacaan judul-judul buku lain Cak Nun yang baru terbit lainnya. Saya tidak tahu mengapa. Barangkali, alur penceritaan buku ini yang membuat pembacaan saya agak sedikit lebih cepat selesai.
Alur penuturan dalam buku ini sesuai dengan selera saya. Flashback. Menuturkan kembali cerita secara historis, alur mundur. Ini yang membuat saya agaknya merasa nyaman. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana sesuatu berakhir, harus juga dilihat dengan bagaimana sesuatu itu dimulai.
Cak Nun, memulai dengan kisah sepanjang perjalanan di Dipowinatan, Dinasti, KiaiKanjeng hingga bermuara di Maiyah. Awalnya, agak sulit untuk membayangkan penuturan apa yang akan dibawakan Cak Nun sepanjang jalan sunyi hidupnya. Apakah seratus sekian halaman buku ini akan sanggup menampungnya?
Kenyataan yang saya dapati adalah bahwa Cak Nun mampu merangkum penggalan-penggalan kisah jalan sunyinya dalam judul-judul artikel yang serupa cerita pendek. Kisah perjalanan hidup sepanjang Menturo, Jogja, KiaiKanjeng, dan Maiyah terhampar lugas. Sebagaimana KiaiKanjeng, rasanya Cak Nun juga adalah hamba Allah yang diperjalankan. Diperjalankan sesuai dengan keinginan Allah, Tuhannya yang satu.
Bahwa ketika kemudian Cak Nun mampu menulis sedikit tentang keadaan Indonesia kekinian pun yang disampaikan hanya dengan satu paragraf saja. Bahwa Indonesia telah kehilangan kontinuitas sebagai bangsa, hingga pengejawantahan Bhinneka Tunggal Ika yang semakin kehilangan esensinya.
Saya kagum dengan pencapaian Cak Nun dalam buku ini. Hal ini semakin membuktikan bahwa Indonesia memang hanya bagian dari desanya Cak Nun. Sehingga sebesar apapun Indonesia, Cak Nun akan mampu mengampunya karena ia hanya bagian dari desanya.
Segala puji bagi Allah yang memperjalankan hamba-Nya di jalan sunyi.
Judul : Mbah Nun Bertutur
Penulis : Emha Ainun Nadjib
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun : 2021
Tebal : 228 hal.
Genre : Sosial-Budaya-Ketuhanan
Penulis : Emha Ainun Nadjib
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun : 2021
Tebal : 228 hal.
Genre : Sosial-Budaya-Ketuhanan
Cengkareng, 3 Mei 2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar