Aldebaran,
Akhirnya, sampai juga waktu Bapak untuk melihatmu masuk Sekolah Dasar setelah Akhirussanah TK yang sempat membuat air mata ini kembali mengalir. Akhirnya, Bapak dapat merasakan hal yang mungkin dirasakan oleh Akung dahulu. Semua perasaan bercampur menjadi satu. Ada rasa haru, ada rasa bahagia, dan ada juga banyak kekhawatiran. Untuk yang terakhir ini, sering Bapak titipkan pada Allah saja. Mudah-mudahan, Ia mau membantu Bapak memanage segala macam rasa khawatir ini.
Bapak dan Ibu tentunya berharap Alde akan cepat beradaptasi dengan segala kegiatan di masa SD ini yang kami rasa sangat tidak mudah. Alde sudah mengalami masa sekolah di zaman pandemi, kemudian mulai tatap muka kembali-dengan segala pembatasan. Tiba-tiba, Alde harus menjalani sekolah hari penuh. Alde harus bangun pagi dan segera bersiap pergi ke sekolah, lalu pulang sebelum adzan Ashar berkumandang.
Ah, rasanya tidak adil bila membandingkan sekolah SD zaman Bapak dan Ibu dulu. Entah bagaimana Bapak harus menjelaskan padamu soal konsep merdeka belajar dari Pak Menteri yang sekarang ini. Pun, ketika Bapak menyadari bahwa buku-buku pelajaran sekolahmu ukurannya lebih besar dari zaman kami dulu. Semoga engkau memiliki tubuh dan badan yang kuat untuk menjalani hari-harimu nanti.
Aldebaran,
Selamat menjalani hari-hari ke depan, Nak. Bapak dan Ibu selalu mendoakan engkau dan adikmu agar kelak dapat mengamalkan setiap ilmu dan pelajaran yang telah didapat. Kiranya, Allah SWT membantu, memudahkan, dan mencurahkan berkah-Nya. Jadilah anak yang kuat dan berani. Menirukan Iwan Fals, "..tinjulah congkaknya dunia, Buah Hatiku. Doa kami di nadimu...".
Cipayung, 22 Juli 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar