Judul : An Education (2009)
Sutradara : Lone Scherfig
Pemain : Carey Mulligan (Jenny), Peter Sarsgaard (David), Emma Thompson, Olivia Williams,
Produksi : BBC
Pada tahun 1960-an, London bisa dibilang sebagai kota yang membosankan, konservatif, dan terlihat sangat ketinggalan dibandingkan dengan kota lainnya di Eropa, sebut saja Paris misalnya. Pada waktu itu, kebetulan sedang berkembang suatu tren yang menyiratkan antusiasme terhadap semua yang berbau Perancis: sastra, musik, literature, film, fashion, bahkan rokok sekalipun. Hal ini tentu jadi fenomena yang cukup berpengaruh pada masanya.
Berlatarbelakang suasana kehidupan masyarakat London periode awal 60-an, An Education sebuah film adaptasi dari novel karya Nick Hornby, bercerita tentang kehidupan seorang gadis remaja yang cantik, pintar,dan juga cerdas dalam usahanya untuk bisa mencapai pendidikan tinggi di Oxford University. Layaknya, anak yang seumuran dengannya yang juga bisa kita temui di Indonesia ini, adalah bahwa keinginan dan dorongan untuk masuk kuliah di perguruan tinggi seringkali dipengaruhi oleh ekspektasi dan harapan orang tua. Begitu pula dengan Jenny, dimana orang tuanya sangat berharap agar ia bisa masuk Oxford dan menemukan calon suaminya disana. Seorang calon suami yang diharapkan tentu saja mapan, kaya, dan hidupnya sejahtera.
Kehidupan Jenny mulai berubah saat ia mengenal David, seorang pria tampan dan mempesona. Mereka kemudian menjadi teman dekat dan mulai berkencan. Dari penampilannya, David terlihat sangat mapan sebagai art dealer dan pengembang properti. Untuk Jenny, David lebih dari sekedar itu. Jenny menaruh perhatian pada pengetahuan David tentang seni dan budaya. David sangat paham dan akrab dengan karya-karya terbaru literatur Perancis dan fashion. Terlebih lagi ketika David mengajak Jenny ke klub jazz hingga akhirnya David benar-benar mewujudkan keinginan Jenny untuk pergi ke Paris. Tak lama kemudian, David melamar Jenny. Jenny menerima lamaran David dan keluar dari sekolah tanpa mengikuti ujian A-level, yang membuat Jenny semakin melupakan Oxford.
Banyak orangtua yang seharusnya khawatir dengan putrinya yang belum dewasa dan baru berumur 17 tahun, tetapi sudah berani memutuskan untuk menikah dengan pria umur 30-an. Apalagi bila sampai harus mengorbankan pendidikannya. Orang tua Jenny nampaknya biasa saja dengan hal itu karena menganggap Jenny telah menemukan pasangan hidupnya yang sudah mapan dan menganggap Jenny tidak perlu lagi untuk masuk Oxford*. Satu-satunya hal yang membuat ayah Jenny keberatan adalah David seorang Yahudi.
Makna judul film ini “An Education” bisa dipahami dari dua sisi. Sebagai karya drama, film ini menceritakan kisah Jenny yang dapat diartikan dalam arti luas sebagai pembelajaran pelajaran-pelajaran hidup. Yang kedua, bisa juga diartikan secara literal sebagai pendidikan formal yang harus ditempuh seseorang melalui sekolah untuk mendapatkan bekal ilmu pengetahuan.
Kepala sekolah dan Guru Jenny tentu menyayangkan keputusannya. Namun, Jenny bersikeras untuk tetap keluar sekolah karena sama seperti yang pernah kita rasakan juga kalau sekolah itu membosankan. Lagipula, Jenny sudah punya calon suami yang mapan sehingga ia semakin yakin kalau ilmu dan pelajaran yang didapatkan dari sekolahnya tidak akan berguna untuk kehidupannya kelak. Jenny keluar dari sekolah karena dirinya menganggap akan mendapatkan pengetahuan yang lebih setelah hidup bersama David nantinya. Jenny memimpikan kehidupannya dengan David di Paris, di tepi sungai Gauche, membaca tulisan Sartre, merokok Gauloises, dan menonton film terbaru keluaran Nouvelle Vague.
Sampai akhirnya petaka itu tiba. David yang Jenny kenal tiba-tiba berubah menjadi “socially awkward” karena ketidakjujurannya. Seketika impian itu hilang dan Jenny sudah terlanjur meninggalkan sekolahnya. Jenny kemudian mencoba untuk membuka kembali hubungan dengan kepala sekolah dan gurunya. Mereka memberikan kesempatan kedua agar Jenny bisa mengikuti ujian A-level sebagai syarat masuk ke Oxford. Akhirnya, Jenny diterima di Oxford dan pergi ke Paris bersama kekasihnya yang lain.
***
Film ini mengangkat isu-isu yang lekat dengan keseharian kita. Utamanya, adalah mengenai pendidikan dan kodrat seorang perempuan. Saya teringat satu judul bab dalam buku “Leaving Microsoft to Change the World” tulisan John Wood: Mengembalikan Anak Perempuan Pada Tempatnya, Sekolah. Seringkali pendidikan untuk anak perempuan tidak dijadikan prioritas melainkan hanya jadi satu pelengkap dan formalitas belaka karena kelak ia akan bersuami sehingga tidak perlu lagi untuk sekolah dan mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya.
Inggris dikenal dengan tradisi dramanya yang sangat baik dan sebagai drama Inggris, An Education termasuk kedalamnya. An Education tidak hanya bercerita tentang seorang gadis yang beranjak dewasa dan mencoba memahami pilihan-pilihan dalam hidupnya. An Education juga mengangkat isu-isu lainnya yang berhubungan dengan kehidupan dan gaya hidup kelas-kelas sosial dalam masyarakat modern Inggris pasca perang dunia II, rasisme (anti semitisme, yang bisa dilihat dalam beberapa dialog) serta nilai-nilai dan makna dari pendidikan yang membuat film ini menjadi semakin kaya dan layak untuk ditonton berulang kali.
Paninggilan, Tangerang, 14 Maret 2010, 00.23
* Ini mengingatkan saya pada Nia Ramadhani yang akan resmi sebagai menantu Aburizal Bakrie tanggal 1 April nanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar