Good things come slow - especially in distance running
Bill Dellinger
Akhirnya, saya dapat menamatkan lari 10K pertama sepanjang mulai aktif mengikuti lomba lari. Capital Market Run ini saya jadikan benchmark menguji kemampuan saya. Keputusan ini saya ambil dengan sadar dan sengaja. Maksudnya, saya memang ingin tahu apakah saya cukup mampu untuk finish di kategori 10K dan tidak berpuas diri hanya race di kelas 5K saja.
Persiapan yang saya lakukan adalah terus memacu dan memotivasi diri sendiri untuk terus berlari. Selain 5K rutin setiap Jum’at-Sabtu-Minggu, saya juga melakukan test drive pre-race sepanjang 9 dan 10 km awal bulan April ini. Tujuannya jelas, saya ingin melihat sejauh mana kemampuan saya untuk race 10K. Target utama saya adalah finish dengan catatan waktu tidak lebih dari 1 jam 12 menit, seperti catatan waktu Susan Bachtiar di 10K Jakarta Heart Run.
Long run sepanjang masa latihan ini cukup menjadi patokan awal. Saya jadi tahu berapa pace rata-rata per kilometer dan juga obstacle/hambatan apa saja yang jadi faktor x dalam berlari. Saya terus menerus meyakinkan diri bahwa your body is stronger than you think. Lalu, saya mengubah mindset dari ‘wah, baru sekian kilometer nih, kurang sekian’ menjadi “Alhamdulillah, sudah sekian kilometer, mari lanjut” seperti saran dari @akiniaki. Dari catatan waktu selama masa persiapan, saya cukup yakin bahwa saya bisa menembus catatan waktu dibawah 1 jam 12 menit.
The Race
Melintasi garis start, saya merasakan sebuah sensasi yang lain, tidak seperti lari 5K yang sudah biasa saya ikuti. Sesuatu menahan saya untuk memacu kecepatan. It’s all about endurance dan saya tidak akan menghabiskan tenaga di awal lomba. Kilometer demi kilometer crowd sekitar Sudirman-Thamrin mulai terlihat. Pengendara sepeda juga mulai memadati area Car Free Day. Pelari harus lebih berhati-hati memilih jalur. Marshal yang berada di lintasan pun masih kurang sigap dalam mengamankan jalur pelari.
Personally, rute lari 10K ini agak sedikit membosankan karena pelari mengambil start dari SCBD mengikuti rute menuju Bunderan Senayan untuk kemudian mengambil jalur lurus menuju Bunderan HI kemudian berputar kembali menuju SCBD. Satu tantangan tersendiri memang. Sayangnya, sepanjang rute lari 10K tidak disediakan minuman isotonik di water station. Tapi, beberapa penyelenggara acara yang bertempat di sekitar area Car Free Day ada yang membagikan air mineral botol secara gratis.
Dalam lari 10K pertama ini saya juga mengalami sebuah pengalaman yang takkan pernah saya lupakan. Pada kilometer 8 menuju kilometer 9 saya mulai merasa kebelet. Fokus saya kini tidak lagi soal endurance, tapi cepat-cepat finish dan cari toilet. Alhasil, saya harus terus berlari walaupun sudah mulai kelelahan, berhenti sebentar-sebentar hingga akhirnya finish dengan catatan waktu dibawah target semula \^_^/. Usai menerima medali, saya langsung menuju toilet.
Overall, dengan segala kekurangannya (mulai dari race pack collecting hingga tertukarnya peserta 5K dan 10K), Capital Market Run adalah satu milestone bagi saya pribadi. Bukan hanya 10K race pertama sejak mulai aktif berlomba Juni 2013, tetapi juga sebuah pencapaian dari life stepping. Medali 10K hari ini pun adalah pembuktian bahwa apa yang saya lakukan tidaklah terlalu salah.
FINAL RESULT
Paninggilan, 27 April 2014.
* Trademarks mentioned on this post belong to their respective owners