Saya tidak menyangka bahwa kabar kepergian vokalis
Soundgarden dan Audioslaves, Chris Cornell akan berakhir di tali gantungan.
Chris Cornell ditemukan meninggal dunia di Detroit tidak lama setelah
Soundgarden tampil disana. Kematiannya digambarkan sebagai “sudden and
unexpected”.
Vokalis yang lahir pada tanggal 20 Juli 1964 ini jejaknya
masih ditemukan aktif di media sosial sebelum dijemput malaikat maut. Sepanjang
perjalanan hidupnya, ia mengaku bahwa ia sudah menjadi pengguna narkotika sejak
umur 13 tahun dan berhenti pada saat usianya 14 tahun. Setelah bubarnya
Soundgarden pada tahun 1997, ia kembali menjadi pengguna narkotika. Ia mengakui
sendiri telah menjadi pionir untuk penyalahgunaan zat oxycontin sehingga
mengharuskannya memasuki rehabilitasi.
Agaknya, Chris Cornell telah menjadi ikon grunge bersama
Eddie Vedder dari Pearl Jam dan Kurt Cobain dari Nirvana. Ketiganya bersama
Layne Staley dari Alice in Chains telah mengangkat Seattle’s sound ke pentas
nasional pada akhir 1980an.
Saya sendiri mulai mengenalnya ketika hits Audioslaves,
“Like a Stone” meledak di pasaran. It was always nice to hear his typical
voice. Selamat jalan, Chris Cornell. Somebody’s waiting you there, like a
stone.
Jakarta, 19 Mei 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar