Perjalanan malam hari ini diawali hampir dengan sebuah kesalahan.
Sebuah kesalahan yang akan merusak irama perjalanan. 3 jam lamanya
menunggu busway sampai Kampung Rambutan hampir saja berakhir ditangan
Perkasa Jaya. Dibutuhkan sedikit keberanian dan kenekatan untuk
melakukan perjalanan ini. Akhirnya, Budiman: Banjar –Jakarta Executive.
****
Menyusuri
pagi hari sepanjang Banjar-Pangandaran adalah kehilangan. Kabut
sepanjang perjalanan hanyalah teman. Hamparan sawah yang masih menghijau
adalah kerinduan. Aku lihat kembali kehidupan yang biasa. Anak-anak
pergi sekolah berjalan kaki. Petani ke sawah dengan sepeda tuanya. Para
Pedagang pasar membawa dagangannya ke dalam bis.
Aku bisa
menyaksikan itu semua setelah tertidur sejauh 30 km. Hujan yang turun di
pagi itu membawa suasana basah dalam resah. Titik-titik hujan yang
menempa kaca depan bus menghujam bagai perasaan di minggu sore.
Perjalanan masih jauh. Aku coba untuk tertidur kembali namun aku tak
bisa. Aku hanya bisa memandang keluar dengan sebuah harapan.
Aku
tiba di Terminal Pangandaran tepat setengah tujuh pagi. Aku melihat lagi
kehidupan yang biasa. Hujan gerimis belum mau reda. Bau basah pasir
pantai mulai tercium. Ombak semakin kencang. Aku bisa dengar dari
hembusannya. Hujan gerimis semakin besar. Pantai masih sepi. Barangkali,
nanti siang aku akan kesana.
Ima menyambutku, begitu juga
keluarganya. Aku memutuskan untuk tidak berangkat bersama teman-teman
dari Jatinangor. Aku tiba disana bersama kakaknya yang menjemputku.
Tiba-tiba aja aku bercerita banyak sekali pada Ima. Tentang pekerjaan (I
hate to told it on the holiday), rezeki, cerita teman-teman., dan lain
sebagainya. Aku bercerita dalam hujan yang semakin deras. Untungnya, Ima
masih mau mengobrol denganku.
Siang ini, setelah tertidur lagi 2
jam, aku ingin ke Pantai. Sendirian saja. Ketika gerimis masih enggan
untuk pergi aku kesana, Menyusuri sepanjang pantai barat sampai seorang
kawan menelpon.
Siang pun segera membawa matahari dan membuka
awan mendung. Langit tampak berawan. Kami berdua menyusuri pantai timur
sampai akhirnya berhenti disebuah warung baso di Pasar dekat Terminal.
Sesudahnya kami berdua masih saja berputar-putar di Pangandaran yang
Cuma segitu-segitu saja. Sampai akhirnya kawan-kawan dari Bandung akan
segera tiba.
**** end of part.1
Pegangsaan Dua, 22 Desember 2008
Tulisan ini berasal dari Notes di Facebook, diedit kembali tanggal 22 Desember 2023 untuk terbit di blog ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar