Jumat, 22 Desember 2023

Cerita dari Pangandaran - Part 1

Perjalanan malam hari ini diawali hampir dengan sebuah kesalahan. Sebuah kesalahan yang akan merusak irama perjalanan. 3 jam lamanya menunggu busway sampai Kampung Rambutan hampir saja berakhir ditangan Perkasa Jaya. Dibutuhkan sedikit keberanian dan kenekatan untuk melakukan perjalanan ini. Akhirnya, Budiman: Banjar –Jakarta Executive.

****

Menyusuri pagi hari sepanjang Banjar-Pangandaran adalah kehilangan. Kabut sepanjang perjalanan hanyalah teman. Hamparan sawah yang masih menghijau adalah kerinduan. Aku lihat kembali kehidupan yang biasa. Anak-anak pergi sekolah berjalan kaki. Petani ke sawah dengan sepeda tuanya. Para Pedagang pasar membawa dagangannya ke dalam bis.

Aku bisa menyaksikan itu semua setelah tertidur sejauh 30 km. Hujan yang turun di pagi itu membawa suasana basah dalam resah. Titik-titik hujan yang menempa kaca depan bus menghujam bagai perasaan di minggu sore. Perjalanan masih jauh. Aku coba untuk tertidur kembali namun aku tak bisa. Aku hanya bisa memandang keluar dengan sebuah harapan.

Aku tiba di Terminal Pangandaran tepat setengah tujuh pagi. Aku melihat lagi kehidupan yang biasa. Hujan gerimis belum mau reda. Bau basah pasir pantai mulai tercium. Ombak semakin kencang. Aku bisa dengar dari hembusannya. Hujan gerimis semakin besar. Pantai masih sepi. Barangkali, nanti siang aku akan kesana.

Ima menyambutku, begitu juga keluarganya. Aku memutuskan untuk tidak berangkat bersama teman-teman dari Jatinangor. Aku tiba disana bersama kakaknya yang menjemputku. Tiba-tiba aja aku bercerita banyak sekali pada Ima. Tentang pekerjaan (I hate to told it on the holiday), rezeki, cerita teman-teman., dan lain sebagainya. Aku bercerita dalam hujan yang semakin deras. Untungnya, Ima masih mau mengobrol denganku.

Siang ini, setelah tertidur lagi 2 jam, aku ingin ke Pantai. Sendirian saja. Ketika gerimis masih enggan untuk pergi aku kesana, Menyusuri sepanjang pantai barat sampai seorang kawan menelpon.

Siang pun segera membawa matahari dan membuka awan mendung. Langit tampak berawan. Kami berdua menyusuri pantai timur sampai akhirnya berhenti disebuah warung baso di Pasar dekat Terminal. Sesudahnya kami berdua masih saja berputar-putar di Pangandaran yang Cuma segitu-segitu saja. Sampai akhirnya kawan-kawan dari Bandung akan segera tiba.

**** end of part.1

 

Pegangsaan Dua, 22 Desember 2008

Tulisan ini berasal dari Notes di Facebook, diedit kembali tanggal 22 Desember 2023 untuk terbit di blog ini.


Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...