Awalnya
Beberapa bulan lalu, dalam sebuah wawancara Yovie Widianto mengatakan bahwa ia akan menggelar sebuah konser pada bulan September ini. Kontan, sejak saat itu saya terus mengikuti konser apa gerangan September nanti. Waktu penantian itu semakin terasa kala saya mendapatkan informasi bahwa tiket presale untuk konser bertajuk “Irreplaceable: Takkan Terganti” ini pada konser 27 Tahun Kahitna, Juni lalu. Belum ada informasi mengenai artis-artis lain yang akan tampil dalam konser ini. Namun, Yovie sudah merilis beberapa nama penyanyi kondang yang akan menemaninya di konser perayaan 30 tahun berkarya di kancah musik Indonesia.
Saya turut mengantri demi mendapatkan tiket presale yang dikorting 50% sembari menunggu Kahitna naik panggung. Niat untuk mendapatkan tiket Festival (kelas paling murah) pun gagal karena kuota yang sold-out, lalu saya menggantinya dengan tiket Festival 1. Saya semakin deg-degan karena antrian sudah hampir bubar. Voila, I got the ticket! Selanjutnya, tinggal menunggu tanggal bersejarah dalam hidup saya sebagai penggemar dan penikmat karya-karya Yovie Widianto.
Belakangan, beberapa hari sebelum konser saya dengar iklan di radio bahwa ada additional musician yang akan tampil menemani Yovie Widianto di atas panggung. Sharon Corr dan Rick Price. Nama terakhir sudah tidak asing lagi karena bersama Kahitna, Rick Price sudah pernah menggelar konser dalam tur 5 kota tahun 2012 lalu. Kehadiran Sharon Corr tentu menjadi warna tersendiri dalam konser nanti. Violis sekaligus backing vokal The Corrs ini akan mengawali penampilan perdananya di Indonesia.
Menjelang konser dimulai saya kembali dilanda perasaan cemas. Bukan apa-apa, karena alasan pekerjaan saya masih dalam perjalanan Bandung-Jakarta. Saya berharap tentu dapat tiba di venue tepat pada waktunya. Saya juga belum menukarkan e-voucher dengan tiket resmi. Sudah jelas saya akan kehilangan banyak waktu disitu.
Satu catatan untuk panitia. Begitu tiba di loket penukaran tiket, saya terkejut karena tiket saya (Festival 1) sudah habis. Saya sangat kecewa karena panitia tidak menghitung dengan pasti jumlah tiket yang dikeluarkan pada saat presale dengan pada saat show (D-day). Saya yang sudah mau marah-marah pada petugas tiket ditawari penggantian tiket Festival dengan kelas GOLD. Seketika, kemarahan saya mereda. Saya mendapatkan tiket kategori GOLD. Artinya, saya mendapatkan tempat duduk untuk menikmati konser musisi favorit saya. Yeay! Kalau Tuhan mau kasih ganti, pasti diganti dengan yang lebih baik.
The Show #TakkanTerganti
Marcell |
Memasuki ruang konser, saya diberitahu penonton di sebelah saya bahwa saya tidak terlalu terlambat karena baru dua lagu yang dimainkan. Saya baru baca di satu portal berita bahwa Mario Kahitna memulai konser dengan lagu ‘Terlalu Cinta’ yang aslinya dinyanyikan oleh Rossa dan bersama Marcell melantunkan lagu ‘Katakan Saja’.
Marcell kembali membawakan lagu ‘Peri Cintaku’ dimana terdapat lirik yang sangat mengiris hati: “Tuhan memang satu, kita yang tak sama...”. Penonton dibuat histeris dengan penampilan Marcell. Tak lama, Rio Febrian tampil dengan menyanyikan potongan lirik lagu hitsnya: “Aku takkan bertahan bila tak teryakinkan.. sesungguhnya cintaku memang hanya untukmu...” Rio Febrian tampil bersama Dikta (Yovie and Nuno) meneruskan lagu “Bukan Untukku” itu.
RAN @RANforyourlife |
Belum usai kejutan itu, RAN langsung menggebrak dengan membawakan lagu “Tentang Diriku” yang langsung membuat penonton bergoyang. Tak sampai usai, lagu “Andai Dia Tahu” langsung dibuat medley dengan sisipan lirik lagu “Suratku” yang diiringi Hedy Yunus.
Selain menawarkan komposisi musik yang berbeda dari musisi yang tampil, konser Yovie kali ini juga menghadirkan banyak tawa lewat obrolan-obrolan di panggung. Misal, celetukan Hedy Yunus soal usia saat berkelakar dengan Rio Febrian. Belum lagi guyonan-guyonan khas Mario Ginanjar. Banyak juga ‘curcol’ dari penyanyi yang tampil didaulat membawakan lagu-lagu Yovie Widianto. Betapa bahagianya seorang Yovie karena karyanya bisa diterima dan everlasting di hati pendengarnya. Penonton dibuat tidak bosan menunggu Yovie and His Friends singing his greatest songs.
Alexa kemudian tampil membawakan hits legendaris yang mengawali perjalanan karir solo Hedy Yunus, “Suratku”. Bagi Soulmate Kahitna yang terbiasa dengan nuansa mellow dari lagu aslinya pasti akan dibuat terpana dengan versi band dari Alexa.
Andien dan Raisa |
Andien dan Raisa tak kalah menggebrak. Andien membawakan lagu “Kini” yang lebih dulu dipopulerkan Rossa dan direcycle oleh Marcell. Paduan nada jazzy dari keduanya menjadikan lagu ini lebih catchy. Tidak berhenti disitu, Raisa langsung menyanyikan lagu hits dari Yovie and Nuno, “Dia Milikku”. Kesan ‘pertengkaran’ dalam lagu itu dibuat nyata dengan tarikan vokal Andien dan Raisa yang punya ciri khas tersendiri. Ada kejutan dalam lagu itu dimana disisipkan petikan lirik dari hits Kahitna, “Cinta Sendiri”.
Kahitna |
Kahitna, sebagai band yang turut andil dalam karir musik Yovie Widianto, melanjutkan kegembiraan dalam konser dengan membawakan “Bunga Jiwaku” dan “Tak Setampan Romeo”, hits lainnya dari Yovie and Nuno. Soulmate menyambut penampilan Kahitna dengan riuh, seakan terpuaskan oleh penampilan idolanya. Kahitna kemudian mengajak Dikta dan 5Romeo untuk bernyanyi bersama. Mereka secara medley menyanyikan “Janji Suci” (Yovie and Nuno) – “Tak Sebebas Merpati” (Kahitna) – “Cinta Abadi” (5Romeo). Disela-sela obrolan panggung, mereka juga menyanyikan sepenggal lirik dari lagu Kahitna “Menikahimu”.
Seakan menangkap gairah penonton yang semakin memuncak, Yovie mengajak penonton untuk menikmati bersama karyanya bersama Kahitna yang mengantarkan mereka meraih penghargaan internasional pertama, “Lajeungan”. Lagu berbahasa Madura ini tampil semarak karena turut dihiasi oleh koreografi dari tiga vokalis Kahitna. Lajeungan pun menutup penampilan Kahitna.
Selang berganti, Hedy Yunus masih stay di panggung dan masuk Rio Febrian untuk tampil kembali membawakan lagu hitsnya “Ku Jatuh Cinta Lagi”. Usai bernyanyi bersama, keduanya terlibat dalam perbincangan seru bersama Yovie Widianto soal dibalik penciptaan lagu itu. “Jadi yang salah siapa?” selalu terucap tanya dari Rio Febrian yang dibalas Yovie dengan memainkan petikan lagu dari “Aku, Dirimu, Dirinya”. Cinta takkan salah. “Cinta nggak pernah salah...” balas Yovie. Berturut-turut kemudian Rio Febrian dan Hedy Yunus kembali bernyanyi medley pada bagian chorus “Merenda Kasih” (Hedy Yunus), “Aku, Dirimu, Dirinya” (Kahitna), dan “Lebih Baik Darinya” (Rio Febrian).
Usai tampil, Hedy Yunus dan Rio Febrian masih terlibat dalam perbincangan seru. Topik obrolan semakin mengerucut ketika mereka menantang Yovie untuk menciptakan satu lagu dalam waktu singkat (sekitar 4 menit) dimana nada dalam lagu itu nanti dipilih oleh penonton. Tak perlu waktu lama karena Masayu Anastasia segera naik panggung untuk memilih nada dari keyboard yang dimainkan Yovie. Penonton diberi kesempatan untuk memilihkan tiga kata yang akan menjadi lirik dalam lagu itu. Terpilihlah tiga nada yaitu Do-Si-Sol dan tiga kata: janda, sakit, dan melayang. Kata ‘janda’ diperoleh dari Titi Rajo Bintang yang duduk bersebelahan bersama Titi DJ sehingga Hedy Yunus segera menangkap kata ‘janda’ itu untuk dimasukkan dalam lirik lagu. Penonton kembali diberi kesempatan untuk memilih dua dari empat penyanyi yang akan menyanyikan lagu itu. Pilihannya, Mario Ginanjar, Hedy Yunus, Marcell, dan Rio Febrian.
Masayu Anastasia naik panggung |
Akhirnya, Marcell dan Rio Febrian terpilih bersama Yovie Widianto untuk menciptakan lagu dadakan itu di belakang panggung. Mario Ginanjar dan Hedy Yunus sontak menyatakan kepuasannya karena mereka sudah lebih duluan pengalaman soal ikut serta dalam penciptaan lagu dadakan dalam beberapa konser sebelumnya.
Sambil menunggu lagu dadakan itu selesai, penonton dihibur dengan kolaborasi Alexa dan RAN yang membawakan hits Yovie Widianto yang populer di tahun 90-an, “Cukup Sudah” yang dinyanyikan oleh penyanyi pendatang baru saat itu, Glenn Fredly. Penampilan dua band yang berbeda warna ini memberikan kesan yang lebih baru untuk lagu hits itu.
Sambil menunggu lagu dadakan itu selesai, penonton dihibur dengan kolaborasi Alexa dan RAN yang membawakan hits Yovie Widianto yang populer di tahun 90-an, “Cukup Sudah” yang dinyanyikan oleh penyanyi pendatang baru saat itu, Glenn Fredly. Penampilan dua band yang berbeda warna ini memberikan kesan yang lebih baru untuk lagu hits itu.
Rio Febrian dan Marcell |
Tantangan untuk mencipta lagu sekejap pun akhirnya selesai. Yovie memainkan lagu dengan apik lewat keyboard andalannya. Tiga nada yang harus ada dalam lirik pun berhasil dikombinasikan selaras dengan tiga kata.
“Melayang ku denganmu, oh sakitnya, mungkin aku dulu tak sebaik saat ini. Kini engkau sendiri, mereka bilang kau janda, namun hatiku ingin temaniku"
Duet Marcell dan Rio Febrian yang didaulat menyanyi pun mendapat sambutan hangat dari penonton. "Ya, lagu ini judulnya 'Janda Melayang’.." celetuk Hedi Yunus yang langsung disambut tawa penonton.
Angela |
Penonton seakan dibuat terus terpesona oleh Yovie. Yovie Widianto yang dikenal juga sebagai penghasil penyanyi muda bertalenta seperti Alika dan Angel Pieters, kembali membawa bibit muda lainnya yaitu Angela dari Negeri Kincir Angin, negerinya Van Basten dan Ruud Gullit. Angela yang tampil anggun menyanyikan lagu “Sebatas Mimpi”. Bukan yang biasa dibawakan Hedy Yunus dalam versi Bahasa Indonesia, tetapi versi recycle campuran Bahasa Inggris dan Indonesia. Penampilan pertama Angela pun mendapatkan sambutan meriah. Di akhir lagu, Yovie menyatakan harapannya agar bisa bekerjasama lebih lanjut dengan Angela. Satu lagu penyanyi bertalenta siap mewarnai langit musik Indonesia.
Yovie dan Sharon Corr |
Sharon Corr kemudian masuk panggung. Violis The Corr ini membuka penampilannya dengan memainkan “Toss The Feathers” diiringi band pengiring. Rasanya, sama ketika melihat penampilan The Corrs memainkan lagu yang sama dalam konser mereka di Landsdowne Road. Sharon melanjutkan penampilannya dengan menyanyikan lagu hits The Corrs yang sudah akrab di penikmat musik Indonesia, “So Young” dan “Radio”.
Penampilan Sharon ditutup dengan duet bersama Andien membawakan lagu soundtrack dari SEA Games 2011 “Together We Will Shine (Kita Bisa)”. Sebelum turun panggung, Sharon menyatakan rasa bangganya bisa sepanggung dengan Yovie Widianto. Ia juga menyatakan bahwa ia telah merilis album singlenya dan akan kembali ke Indonesia tahun depan untuk menggelar konser tunggalnya. "Thank you, terima kasih. I'm lucky to play with you." ucap Sharon.
Duet Andien dan Sharon Corr |
Usai penampilan Sharon Corr, Rick Price tampil lewat video footage/testimonial yang menceritakan tentang asal muasal ia bisa bekerjasama dengan Kahitna. Ia sungguh senang bisa kembali tampil sepanggung bersama Kahitna. Rick Price menyebut Yovie Widianto sebagai musisi jenius. Seperti saya sudah singgung, Rick Price memang pernah menggelar konser bersama Kahitna dalam rangkaian tur lima kota.
Rick Price kemudian bersama Kahitna membawakan lagu yang mereka ciptakan bersama, “Everybody Need Somebody”. Sepintas lagu ini agak mirip komposisi nada lagu “September” dari Earth Wind And Fire. Betul saja, di tengah lagu disisipkan potongan lirik lagu “September”.
Apa yang kamu harapkan ketika seorang Rick Price berdiri di panggung? Mario Ginanjar meminta Rick Price untuk membawakan sebuah lagu. “Please, sing for us, our favorite song.” Begitu kata Mario. Seakan mengerti, Rick Price kemudian membawakan hits legendarisnya “Heaven Knows”. Penonton pun langsung ikut larut bernyanyi sepanjang lagu. Saya sempat merinding ketika di bagian reff seluruh penonton ikut bernyanyi, “Maybe my love will comeback someday... Only heaven knows”. Rick Price pun langsung berkomentar, “Oh, that’s beautiful”.
Rick Price |
Saya kira, penampilan Rick Price ini adalah bagian dari penutup konser. Namun ternyata saya salah karema Raisa kembali naik panggung setelah video promo film “Mantan Terindah” yang akan tayang 2014 nanti. Raisa menyanyikan hits patah hati yang selalu bikin gagal move on, “Mantan Terindah”. Keindahan suara Raisa kembali menghipnotis penonton untuk ikut bernyanyi bersama. “Mau dikatakan apa lagi... Kita tak akan pernah satu...”
Carlo Saba dan Yovie and Nuno menyambung penampilan Raisa dengan hits “Menjaga Hati”. Disambung kembali oleh Kahitna dengan “Cerita Cinta” dan “Cantik” yang dimainkan dengan aransemen dan komposisi baru yang lebih atraktif. Menjelang akhir konser, satu persatu artis pendukung bersama menyanyikan "Takkan Terganti" dan "Hanya Untukku" (Chrisye) dilanjutkan dengan medley “Juwita (Lebih Dekat Denganmu)” (Yovie and Nuno) dan “Kemenangan Hati” (Yovie Widianto feat. Dirly & Gea Idol). Mereka semua berada dalam satu panggung bersama Yovie Widianto. Mereka sangat berterima kasih karena dipercaya Yovie untuk membawakan karya-karyanya. Sedang, Yovie sangat senang karena karya-karyanya bisa diapresiasi dengan baik oleh dunia musik Indonesia.
Konklusi
Seperti konser Metallica bulan Agustus lalu, konser ini adalah satu lagi mimpi dan pencapaian buat saya yang mulai jatuh cinta pada karya Yovie Widianto sejak zaman 'Cerita Cinta' hingga kini. Saya telah melewatkan beberapa penampilan spesial Yovie Widianto bersama Kahitna, salah satunya adalah rangkaian konser tur lima kota bersama Rick Price tahun lalu. Maka, ketika saya mendapatkan kabar langsung dari Yovie tentang gelaran di bulan September ini, segera saja saya bersiap-siap untuk jadi satu dari 5000 penonton di Jakarta Convention Center. Saya pun sangat bersyukur karena tiket presale Festival 1 milik saya bisa 'diupgrade' oleh panitia ke Gold. Terima kasih untuk rekan-rekan kantor yang 'menahan' saya di Bandung beberapa jam sebelum konser dimulai. Tuhan memberkahi kalian.
Kesungguhan Yovie Widianto dalam berkarir menghasilkan sebuah totalitas yang tidak diragukan. Raihan penghargaan internasional pertamanya diraih bersama Kahitna berkat lagu “Lajeungan”. Untuk ukuran saat itu, belum banyak musisi Indonesia yang mampu membuat aransemen seperti dalam “Lajeungan”. Saya pertama kali menikmati “Lajeungan” dari CD album “25 Tahun Kahitna”.
Bagi Yovie Widianto, konser ini sangat berarti sekali karena kehadiran keluarga besarnya. Betapa bahagianya seorang Yovie Widianto karena istri, anak, serta Ibunda tercinta yang sempat meragukan pilihannya untuk menjadi musisi , dapat turut hadir menyaksikan penampilannya bersama dengan rekan musisi lain. Yovie berhasil membuktikan bahwa melalui musik, ia tidak perlu jadi diplomat untuk bisa keliling dunia. Yovie juga mengucapkan terima kasihnya kepada keluarga besar almarhum Elfa Secioria, guru musik yang sangat dihormatinya, untuk telah hadir bersama 5000-an penonton yang memenuhi JCC.
Selain menghasilkan hits untuk Kahitna, Yovie juga berhasil menciptakan hits bagi penyanyi lainnya. Sebut saja Rossa, Rio Febrian, Marcell, Glenn Fredly, Ruth Sahanaya, Hedy Yunus, Febby Febiola dan masih banyak penyanyi lainnya. Lewat Yovie Widianto Music Factory, ia juga telah mengorbitkan penyanyi baru seperti Alika @alikaislamadina dan Angel Pieters. Melalui Yovie and Nuno, Yovie juga menciptakan hits populer seperti “Inginku Bukan Hanya Jadi Temanmu”, “Indah Kuingat Dirimu”, “Janji Suci”, “Menjaga Hati”, “Galau” dan masih banyak lagi.
Melalui konser peringatan 30 tahun berkarya, Yovie seakan mengingatkan pada penyanyi pendatang baru bahwa karakter suara lebih penting dibanding keindahan suara itu sendiri. Banyak penyanyi yang mengandalkan suara emas mereka tanpa memperhatikan kualitas karakter suara. Akibatnya, banyak penyanyi yang ‘gagal’ dalam menapaki karir di belantika musik Indonesia. Selain itu, komposisi dan improvisasi adalah nilai tambah bagi sebuah musisi. Dengan komposisi yang teratur dan improvisasi yang tepat sebuah lagu bisa memiliki berbagai nuansa.
Kehadiran dua penyanyi asing sebagai featuring artists adalah kejutan yang sangat spesial. Sharon Corr yang selama ini hanya jadi violis dan backing vokal untuk Andrea Corr mampu menunjukkan kemampuan vokal yang prima diusianya yang sudah berkepala empat. Pun, Rick Price yang kelihatan semakin gaek, masih bisa menyanyikan “Heaven Knows” dengan cemerlang. Satu lagi impian saya terwujud: menonton seorang Sharon Corr membawakan lagu-lagu The Corrs. “Toss The Feathers” yang dimainkan Sharon adalah ekstasi saya malam kemarin. Saya sangat bersyukur karena saya dapat melihat langsung Sharon Corr memainkan nada-nada dalam lagu instrumental itu. Saya anggap penampilan Sharon Corr ini sebagai ganti dari konser The Corrs yang batal digelar awal 2000-an lalu.
Rasanya tidak berlebihan bila sepak terjang dan kontribusi Yovie Widianto disamakan dengan maestro musik dunia sekelas David Foster. Banyak orang yang mengibaratkan Yovie Widianto sebagai David Fosternya Indonesia. Yovie pun tidak mengelak dari apresiasi semacam itu karena David Foster dinilainya sebagai satu musisi yang berpengaruh terhadap musik yang diciptakannya.
Menonton konser Yovie and His Friends ini ibarat juga menyaksikan show David Foster and Friends. Kurang lebih, konsep yang ditampilkan sama antara keduanya. Mereka bersama-sama dengan musisi lainnya berkolaborasi dalam satu pertunjukan yang tentu saja spektakuler. Satu contoh saja. Dalam setiap konsernya, David Foster selalu menyertakan talenta baru untuk ia bawa. Seperti Charice Pempengco yang diajaknya berduet menyanyikan “Because You Loved Me” dengan Celine Dion dalam David Foster and Friends Concert 2008. Malam kemarin, Yovie pun menampilkan bakat baru temuannya, Angela.
Bila pembaca memang pernah menyaksikan pertunjukan David Foster (via DVD, Youtube, or else) dan sempat hadir di JCC kemarin, saya rasa pembaca pun akan merasakan hal yang sama dengan yang saya rasakan. Keduanya adalah maestro dengan karya-karya emas yang diterima dan diapresiasi dengan baik oleh sesama rekan musisi mereka. Tak heran, kelak keduanya akan menjadi torehan tinta emas dalam sejarah musik Indonesia dan dunia.
Happy Lucky Me! |
JCC-Medan Merdeka Barat-Paninggilan, 25-26 September 2013