Kebersihan adalah sebagian dari iman. (Al-Hadits)
Prolog
Mencintai adalah berbuat. Ketika saya bilang saya mencintai Bandung, artinya saya harus berbuat untuk kota yang saya cintai ini. Kebetulan, niat itu terlaksana hari Minggu. Outlive Outdoor Store, Batagor.net bersama National Geographic, menggelar acara ‘Bebersih Bandung Yuk: Sumpah Ga Nyampah Tuh Ga Susah’. Sebuah inisiatif komunitas dan participative involvement dari warga Bandung untuk mewujudkan Bandung sebagai kota yang layak untuk dihuni, ditinggali, dan dinikmati.
Keterlibatan komunitas dalam kegiatan ini bukan dimaksudkan untuk membuat Bandung bersih seketika. Melainkan, sebuah edukasi untuk melakukan hal kecil yang berdampak besar. Segala sesuatu yang besar tentu berawal dari hal-hal kecil yang dilakukan secara terus menerus dan konsisten.
#BebersihBandungYuk
Sejak pukul 6 pagi, relawan dari berbagai komunitas maupun individual mulai berdatangan di Outlive Store, Jl. Setiabudi (sebelah Warung Sate Shinta). Usai melakukan registrasi dan memakai kaos yang dibagikan panitia, kami dikumpulkan untuk briefing singkat dan melakukan pemanasan. Pukul 6.30, kami mulai bergerak menuju Taman Ganesha yang dijadikan meeting point sebelum mulai beraksi di area Car Free Day Dago.
Setelah berkumpul dan membentuk kelompok, pukul 7.30 para relawan #BebersihBandungYuk bergerak menyisir kawasan Jl. Ir. H. Djuanda (Dago). Mereka kemudian menyebar dan mulai memunguti sampah yang berada di sekitar area Car Free Day. Walaupun Pemkot Bandung sudah menyediakan ember-ember sebagai tong sampah di separator jalan, tetap saja masih ada warga yang iseng membuang sampah dimana saja.
Relawan #BebersihBandungYuk beraksi |
Trotoar dan halaman parkir dari beberapa Factory Outlet pun tidak luput dari sasaran para relawan. Adanya beberapa stand pedagang makanan di tempat-tempat tersebut juga menghasilkan sampah yang lumayan banyak. Terlebih, ketika relawan menyisir wilayah Taman Cikapayang. Kesadaran warga soal sampah masih harus ditingkatkan.
Aksi relawan tidak luput dari perhatian pengunjung Car Free Day. Ketika sedang beraksi memunguti sampah, saya dan kawan sekelompok sempat ‘dihentikan’ oleh Pak Anton. Beliau adalah Bapak Camat dari Kecamatan Coblong. Beliau antusias menanyakan seputar kegiatan #BebersihBandungYuk. Bahkan, beliau pun ingin mengikuti live tweet dari kegiatan ini melalui akun twitter pribadinya.
Kami menyempatkan diri dan berhenti sejenak untuk memberikan penjelasan kepada beliau yang bersama jajarannya sedang meninjau beberapa pekerjaan proyek. Beliau sangat mendukung kegiatan ini demi mewujudkan Bandung yang bebas sampah dan menyukseskan program Bandung Juara. Kami pun berfoto bersama beliau dan beliau berpesan agar foto tersebut di twitpic ke akun twitter resmi milik Kecamatan Coblong, @CoblongJITU.
Relawan #BebersihBandungYuk membuang sampah ke TPS |
Usai menyisir seluruh area Car Free Day, pukul 9.00 para relawan kembali berkumpul di Taman Ganesha untuk pembagian doorprize. Tak lupa juga berfoto bersama. Kemudian, sampah-sampah yang terkumpul dari masing-masing kelompok segera dibawa ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara yang terletak di Jalan Tamansari. Perjalanan sampah-sampah tadi pun selesai. Namun, usaha untuk mengembalikan kesadaran warga akan kebersihan kota Bandung tidak akan berhenti sampai disini.
Catatan Personal
Sebelum menjadi relawan pemungut sampah dalam kegiatan ini, saya pernah mengikuti acara serupa di Silang Monas Jakarta, sebagai sumbangsih bagi Hari Ulang Tahun Kota Jakarta. Bagi saya, pengalaman pertama sebagai relawan di tanah kelahiran ini sendiri menimbulkan rasa bangga tersendiri. Saya bangga karena telah berpartisipasi dalam gerakan kecil untuk mewujudkan Bandung sebagai kota yang layak dan ramah bagi warganya maupun penggemarnya.
#BebersihBandungYuk ini adalah perwujudan rasa cinta yang dijabarkan dalam aksi nyata. Walaupun banyak yang menyepelekan partisipasi kami sebagai relawan pemungut sampah namun saya bangga karena saya dapat melakukan sesuatu untuk Bandung. Saya tidak menyesal mengikuti kegiatan ini walaupun saya harus rela untuk tidak berlomba di Jakarta Marathon 2013.
Saya berharap kegiatan seperti ini akan terus berlangsung dan tidak terbatas di sekitar area Car Free Day saja. Saya yakin masih banyak relawan yang ingin berpartisipasi mengikuti kegiatan semacam ini di lingkungannya masing-masing. Semoga kegiatan ini menjadi virus positif yang menggugah kesadaran warga Bandung untuk senantiasa menjaga kebersihan kotanya.
Penutup
Bandung masih punya secercah harapan untuk menjadi tempat yang benar-benar layak bagi kehidupan warganya. Bandung kaya raya akan keragaman budaya dan penuh potensi. Atas dasar harapan itulah imajinasi tentang Bandung yang lebih baik dimungkinkan dan mampu diwujudkan.
Optimisme dalam membangun kembali Bandung melalui edukasi dan sosialisasi kepada warganya, lalu menempatkannya kembali dalam konteks sosio-budaya-spasial adalah satu keharusan. Bukan lagi satu pilihan jika ingin bertahan hidup didalamnya. Cepat atau lambat, harus ada langkah awal yang dibuat dalam kerangka imajinasi bersama. Imajinasi atas dasar kesadaran kolektif warga Bandung untuk mengembalikan Bandung yang genah merenah tur tumaninah.
Pharmindo, 27 Oktober 2013.