Entah sudah berapa lama Car Free Day di
Dago ini digelar, baru hari ini saya bisa menikmatinya langsung. Saya
mengalami pengalaman ini tanpa harus melalui media sosial. Hal yang
paling mudah untuk mengetahui keadaan/kondisi suatu objek tanpa harus mengalami objek itu sendiri adalah melalui
media sosial. Dan hari ini, semua terhubung dalam lalu lintas jagad
virtual tanpa batas. Everyone’s get connected.
Secara umum, yang namanya Car Free Day Dago tidak berbeda dengan di Jakarta. Warga kota bisa melakukan bermacam aktivitas. Dari mulai berjalan kaki, bersepeda, melihat-lihat dagangan, wisata kuliner, atau sekedar nongkrong asik. Kecuali untuk lari, agak susah karena terlalu crowded dengan pengunjung. Saya pun tidak berlari melalui rute ini.
Tak ketinggalan, terlihat mobil van dari beberapa stasiun radio. Ada bermacam acara hiburan ikut disajikan disini. Ini mengingatkan saya pada masa kejayaan Jalan Dago sekitar tahun 2003-2004. Waktu itu, setiap malam minggu sepanjang Jalan Dago adalah kawasan wajib bagi setiap stasiun radio di Bandung ini untuk lebih mendekat pada pendengarnya. Sepanjang jalan ini penuh dengan mobile stage mereka. Apalagi ketika Djarum Super Festival (belakangan namanya berubah menjadi Dago Festival) digelar. Saya merindukan kembali saat-saat itu. Bandung yang semarak jadi terlihat lebih ramah bagi penggemar dan warganya.
Tiis Jaya Runner at his 1st Car Free Day in Bandung |
Pharmindo, 13 Oktober 2013.
Disclaimer Note: trademarks mentioned in this post belong their respective owners
Tidak ada komentar:
Posting Komentar