Setiap bulan Oktober tiba, saya selalu menantikan sebuah film. Film ini adalah sebuah film lama. Film ini selalu ditayangkan ulang (re-run) di stasiun televisi swasta dalam segmen movie time/box office mereka. Terhitung sejak tahun 2003 saya selalu setia menunggu film itu diputar. Kebetulan, Oktober tahun ini saya belum menemukan stasiun televisi mana yang menayangkannya. Untungnya, HBO menayangkan kembali film ini. Saya pun bisa menikmati scene demi scene sambil merefresh memori soal Red October.
The Hunt For Red October dirilis pada tahun 1990. Dua nama beken yang tampil dalam film ini adalah Sean Connery dan Alec Baldwin. Sean Connery lebih dahulu dikenal sebagai pemeran James Bond 007 sebelum diganti oleh Pierce Brosnan. Sedangkan, Alec Baldwin selain bermajn dalam sejumlah film, namanya juga kondang lewat serial X-Files.
Red October adalah sebuah nama kapal selam nuklir milik Angkatan Laut Rusia. Namanya sendiri diambil dari sebuah peristiwa revolusi pada bulan Oktober 1917. Peristiwa tersebut kemudian dinamakan Red October. Red October menandai satasa perlombaan senjata dalam Perang Dingin antara dua kutub adidaya: Soviet dan Amerika Serikat.
Berawal dari sebuah misi rutin, Jenderal Ramius, komandan senior Angkatan Laut Soviet membawa Red October bersama kru untuk menjelajahi samudra. Tidak ada satu pun awak kapal yang tahu kemana tujuan mereka. Pun, satu orang perwira senior di markas besar yang mengetahui kepergian Ramius. Hingga satu saat Ramius mengumumkan tujuan Red October: Amerika. Kontan, bermunculan pro dan kontra.terutama dari golongan patriotik.
Markas Besar Angkatan Laut Soviet dengan cepat mendapat kabar tentang kepwegian Red October. Surat Ramius yang ditulis sebelum kepergiannya telah dibaca oleh Komandan Angkatan Laut Soviet yang segera memerintahkan seluruh armada laut Soviet untuk menangkap dan membawa pulang Red October bersama Ramius. Then, the game has just beginning.
Kapal selam AS yang kebetulan sedang bertugas, mencium keberadaan Red October. Tidak hanya itu saja, USS Dallas berhasil melakukan kontak dan mengidentifikasi Red October sebagai mesin perang 'silent killer'. Informasi yang didapat dari USS Dallas kemudian menjadi perhatian Menteri Pertahanan. Seorang analis diundang untuk memberikan pendapatnya. Ketika semua petinggi militer yakin bahwa hilangnya Red October adalah usaha Soviet untuk memprovokasi perang, sang analis berhasil meyakinkan Menteri bahwa Red October datang bukan untuk tujuan itu. Red October akan membelot.
Mengetahui isu soal Red October sudah menjadi topik utama dalam hubungan diplomatik mereka, Kedutaan Besar Soviet segera bernegosiasi dengan pihak Amerika Serikat. Mereka ingin agar AS bekerjasama untuk memulangkan Red October.
Saya tidak pernah berhenti dibuat kagum oleh film ini. Kepemimpinan Ramius selalu disertai intuisinya. Ramius, dengan pengalamannya, mampu memprediksi kapan timing untuk Red October bermanuver. Pun, ketika ia mengakui alasannya untuk membelot dengan membawa Red October.
Hal lain yang meninggalkan kesan adalah permainan teori-teori konspirasi. Dibutuhkan suatu perjudian untuk mengetahui benar-tidaknya sebuah keputusan yang diambil. Teori-teori itu kemudian menjadi pijakan masing-masing pihak dalam menentukan batasannya. Beruntung, kekhawatiran soal Red October tidak menyulut perang antata Soviet dan Rusia.
Patriotisme adalah satu hal lagi yang diangkat film ini. Tidak ada film militer Amerika tanpa bumbu khas yang satu ini. Soviet dan Amerika Serikat mempertaruhkan hegemoni mereka dalam balutan patriotik khas masing-masing. Nation first.
So, this is my October. What about you?
Bandung, 23 Oktober 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar