Asterix lagi-lagi berhasil
menggagalkan penyerbuan Romawi ke Galia kendati Julius Caesar telah
mengutus seorang penghasut. Si Penghasut ditugaskan untuk merusak
tatanan masyarakat Galia dengan taktik adu domba. Si Penghasut berhasil
menjalankan tugasnya. Bahkan Asterix dan Obelix sendiri hampir menjadi
korbannya kalau bukan karena keakraban mereka.
Dengan
keadaan kacau balau di Galia, pasukan Romawi akhirnya menyerbu. apalagi
setelah Si Penghasut berhasil meyakinkan Panglima Romawi bahwa ia telah
menemukan ramuan jamu ajaib buatan dukun Galia. Menyadari
kelengahannya, Galia kembali bersatu. Mereka tidak akan membiarkan
pasukan Romawi mengacak-acak mereka.
Benar saja, pasukan Romawi mengalami kekalahan telak. Kontra intelejen yang dilakukan Asterix dan Obelix ke kamp pasukan Romawi menghasilkan strategi pertahanan yang bagus. Setelah kalah telak, Si Penghasut kembali dipenjara. Kali ini, dengan kesalahan yang berlipat: menyebabkan kekalahan Romawi.
Catatan Kecil
It's funny how to see Asterix kickin' Caesar troops. Barangkali, seperti ini juga keadaan bangsa kita yang mudah terprovokasi hingga saling curiga sesama, melonggarkan persatuan hingga saling bermusuhan. Perbedaan pendapat bukan sekedar perbedaan belaka. Satu perbedaan kecil sudah seperti perbedaan ideologis yang mendasar. Saling hantam dengan sesama sudah biasa.
Sang Penghasut tidak hanya mampu menampakkan dirinya sebagai wujud utuh seorang manusia. Seringkali, hal-hal yang luput dari keseharian kita malah jadi penyebabnya.
Benar saja, pasukan Romawi mengalami kekalahan telak. Kontra intelejen yang dilakukan Asterix dan Obelix ke kamp pasukan Romawi menghasilkan strategi pertahanan yang bagus. Setelah kalah telak, Si Penghasut kembali dipenjara. Kali ini, dengan kesalahan yang berlipat: menyebabkan kekalahan Romawi.
Catatan Kecil
It's funny how to see Asterix kickin' Caesar troops. Barangkali, seperti ini juga keadaan bangsa kita yang mudah terprovokasi hingga saling curiga sesama, melonggarkan persatuan hingga saling bermusuhan. Perbedaan pendapat bukan sekedar perbedaan belaka. Satu perbedaan kecil sudah seperti perbedaan ideologis yang mendasar. Saling hantam dengan sesama sudah biasa.
Sang Penghasut tidak hanya mampu menampakkan dirinya sebagai wujud utuh seorang manusia. Seringkali, hal-hal yang luput dari keseharian kita malah jadi penyebabnya.
Dharmawangsa, 8 Maret 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar