Rabu, 31 Agustus 2016

Catatan Pembuka untuk Para Priyayi

Courtesy: www.goodreads.com

Sudah lama sekali saya mengidamkan buku ini. Terlebih setelah berhasil mendapatkan "Mangan Ora Mangan Kumpul". "Para Priyayi" selalu menggelitik rasa penasaran saya. Tentang bagaimana status priyayi itu berkembang menjadi sebuah identitas yang memiliki tingkatan tersendiri dalam kehidupan masyarakat. Setidaknya, saya membutuhkan gambaran tentang hal itu, dimana priyayi telah menjadi semacam gengsi kelas dalam tatanan hidup bermasyarakat.

Saya belum sampai pada halaman setengah buku ini. Namun, sudah cukup memiliki gambaran bagaimana priyayi itu "dilestarikan". Saya juga belum sampai pada jawaban, apakah yang dimaksud dengan priyayi itu sendiri? Apakah sebuah status kelas dalam masyarakat? Apakah hanya sekedar istilah dan sebutan bagi para kaum elite birokrasi? Lantas apa bedanya dengan birokrat? Apakah priyayi ini jalan hidup atau hanya sebuah gaya hidup belaka?

Apapun itu jawabannya, saya masih harus menamatkan buku ini terlebih dahulu. Sebagai kewajiban untuk memahami secara utuh seorang priyayi menurut penuturan Umar Kayam.

Cipayung, 29 Agustus 2016.

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...