Sebenarnya, agak malu juga untuk menulis sebuah catatan tentang sepeda motor yang sedang mengalami masa kekiniannya. Apalagi ketika sepeda motor sudah menjadi menu sehari-hari bagi para reviewer ataupun pengulik modifikasi. Tantangan itu semakin berasa karena tidak ada pembanding yang sejenis. Mohon pembaca maklum adanya bila nanti si penulis malah membandingkan Yamaha NMax Non-ABS lansiran 2017 dengan Honda BeAT 2014.
Sumber gambar: www.otomonesia.com |
Sepeda motor matic memang sedang berada pada masa kejayaannya. Keefektifan dan kepraktisannya menjadi nilai jual yang utama untuk menjalani aktivitas sehari-hari terutama di daerah sekitar Ibu Kota. Sesuai tuntutan zaman dan juga ekspektasi pengguna lahirlah sebuah inovasi baru. Inovasi untuk menyandingkan sepeda motor matic dengan badan yang lebih besar. Generasi selanjutnya dari sepeda motor matic kemudian sering dinamai skuter maksi (maxi scooter). Setidaknya begitulah namanya pada papan informasi stasiun pencucian motor.
Yamaha NMax hadir sebagai sebuah gebrakan. Model yang dinamis dan ergonomis seketika memikat konsumen yang sudah terbiasa dengan skuter matic biasa. Badannya yang tergolong besar adalah sebuah bentuk yang tidak umum, walaupun sudah lebih didahului oleh Honda PCX. Barangkali memang begitu, NMax dihadirkan untuk melawan dominasi Honda PCX di kelas skuter matic besar.
Sepeda motor ini menggunakan teknologi Blue Core pada mesin berkapasitas 155 cc dengan VVA, Variable Valve Actuator. Mirip skema VVT-i pada mobil-mobil Jepang. Teknologi ini diklaim mampu menghemat bahan bakar, bertenaga, dan handal. Suara mesin memang terdengar agak kasar dalam kondisi masih brand new. Tenaga yang dikeluarkan rasanya cukup besar untuk rute Bandara Soekarno-Hatta - Ciputat. Seiring penggunaan, getaran mesin berubah agak lebih halus setelah menempuh jarak 700 KM.
Teknologi pengereman masih menggunakan sistem cakram ganda, pada rem depan dan rem belakang. Masih sebatas cakram dan piston tanpa disematkan fitur ABS (Anti-lock Breaking System). Pendinginan mesin menggunakan sistem pendingin radiator. Urusan tapak, NMax menggunakan tapak ban lebar tubeless berukuran 110/70 pada bagian depan dan 130/70 pada bagian belakang dengan ukuran velg 13 untuk menjamin kenyamanan berkendara.
Yang perlu dicermati adalah soal kenyamanan. NMax memiliki nilai kenyamanan yang jauh diatas Honda BeAT yang selama ini penulis gunakan. (Ya iya lahhhh). Dimensi badan yang lebih tinggi kemudian posisi stang yang ergonomis ditambah dengan footstep yang luas menjanjikan sebuah pengalaman untuk kenyamanan berkendara.
Namun, perlu diperhatikan sistem peredam kejut/suspensi bagian belakang bawaan pabrik terasa keras walaupun cukup stabil. Kalau boleh dinilai, sedikit dibawah Suzuki SkyWave. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian untuk pengembangan produk menyongsong tahun 2018. Semoga ada perbaikan.
Untuk urusan perawatan, hal ini agaknya harus menjadi perhatian. Ada beberapa hal yang menurut penulis bisa dikerjakan sendiri, misalnya ganti oli (jangan lupa reset counter di speedometer), ganti busi, dan ganti air radiator. Memang ada beberapa juga yang menuntut keahlian khusus sehingga bila pemilik khawatir tidak bisa mengerjakan sendiri lebih baik dikerjakan oleh bengkel resmi saja. Selebihnya, itu menjadi pilihan, untuk mengerjakan sendiri atau melalui bengkel resmi. Asalkan tetap sesuai dengan petunjuk perawatan berkala yang ada dalam buku panduan.
Berkendara dengan NMax memang menjadi satu kenikmatan dan kenyamanan sendiri dalam sebuah perjalanan berkendara. Pastikan anda selalu tahu apa yang anda kendarai dan tetap mengemudi dengan aman. Keluarga menanti di rumah!
Spesifikasi detail Yamaha NMax (sumber: laman website YIMM)
Mesin
Tipe Mesin | Liquid cooled 4-stroke, SOHC | |
Jumlah/Posisi Silinder | Single Cylinder | |
Kapasitas Mesin | 155cc | |
Diameter x Langkah | 58,0 mm x 58.7 mm | |
Perbandingan Kompresi | 10,5 : 1 | |
Daya Maksimum | 11.1 kW / 8000 rpm | |
Torsi Maksimum | 14.4 Nm / 6000 rpm | |
Sistem Starter | Electric Starter | |
Sistem Pelumasan | Basah | |
Kapasitas Oli Mesin | Total – 1,00 L ; Berkala 0,90 L | |
Sistem Bahan Bakar | FI (Fuel Injection) | |
Tipe Kopling | Kering, Centrifugal Automatic | |
Tipe Transmisi | V-belt Automatic |
Dimensi
P x L x T | 1.955mm x 740mm x 1.115mm |
Jarak sumbu roda | 1.350mm |
Jarak terendah ke tanah | 135mm |
Tinggi tempat duduk | 765 mm |
Berat isi | 127 kg |
Kapasitas tangki bensin | 6,6 L |
Rangka
Tipe Rangka | Underbone |
Suspensi Depan | Teleskopik |
Suspensi Belakang | Unit Swing |
Ban Depan | 110/70 - 13 M/C 48P |
Ban Belakang | 130/70 - 13 M/C 63P |
Rem Depan | Single Disc Brake |
Rem Belakang | Single Disc Brake |
Kelistrikan
Sistem pengapian | TCI | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Battery | YTZ7V | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tipe Busi | NGK/CPR8EA-9 |
Cipayung, 30 November 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar