Euforia publik sepakbola nasional kembali meninggi setelah Timnas Indonesia berhasil masuk Final AFF Cup 2010. Usai pertandingan melawan Filipina dimana Indonesia memang sudah duluan kalah 12-0 (dalam hal kegantengan dan ketampanan) publik seakan dibuai bahwa meraih piala AFF yang pertama kalinya adalah bukan keniscayaan semata. Tingkat keyakinan hyper-confident seakan dialami skuad Garuda yang kini dihuni pemain-pemain baru (yang kelak jadi idola baru) macam Irfan Bachdim, Achmad Bustomi, dan Cristian Gonzales.
Ketika wasit meniup peluit panjang tanda Indonesia akan mencoba mengganyang Malaysia di Final, saya sudah menduga bahwa dua partai final itu akan jadi antiklimaks untuk Indonesia. Saya tidak begitu yakin Timnas akan meraih mahkota AFF. Terserah anda mau sebut sekalian menjuluki saya seorang nihilis-pesimis yang antinasionalis.
Memang demikian adanya. Anda boleh kaget, kecewa dan jadi orang pertama yang tidak menerima kenyataan ini. Entah kebetulan atau memang sudah takdirnya mesti begini ternyata memang betul kejadian. Garuda jatuh tertembak laser Melaise. Tanda-tanda itu sudah tersirat. Bukan hanya dari membludaknya jumlah penonton sehingga menimbulkan kerusuhan soal tiket. Ada beberapa alasan yang membuat saya tidak yakin bahwa Timnas akan juara tahun ini.
So, inilah alasan-alasan itu:
1. Setiap Timnas main, masjid selalu sepi. Kadang hanya tinggal muadzin yang merangkap jadi imam sekaligus makmum. Kemana Pak Kiai atau Pak Haji yang biasa berdoa dengan khusyuk itu? Barangkali kalau beliau-baliau itu mau lebih khusyuk dan mampu menggiring umat untuk sama-sama mendoakan Timnas di masjid maka tidak perlulah Timnas diistighosahkan. Semoga Tuhan selalu memberkahi para Muadzin.
2. Suporter yang banyaknya bukan main itu sholatnya dimana? Apakah ada waktu barang sebentar saja untuk sekedar meluangkan waktu sholat? Tentu ada berbagai macam alasan dan juga pembenaran. Entah fasilitasnya memang tidak mencukupi hingga takut tidak kebagian tempat duduk. Bagaimana Timnas mau menang kalau yang mendoakannya saja nggak sholat?
3. Kaos timnas mirip dengan Timnas Portugal. Mantan penjajah juga. Bedanya jelas, mereka punya Cristiano Ronaldo, kita punya Irfan Bachdim. Portugal adalah tim hebat which is nggak pernah juara! Entah di Eropa ataupun dunia. Paling banter, ikut merasakan final. Makanya, Indonesia juga cukup sampai final saja!
Addendum: Ngurus tiket aja nggak bisa kok mau jadi juara?
Itulah beberapa alasan yang cukup simple bagi saya. Tentang kenapa Timnas belum diridhoi Tuhan untuk menggenggam piala AFF tahun ini. Terserah anda, apakah anda punya analisis, pembenaran, atau pendapat sendiri. Ini murni celoteh saya. Buat yang protes, ingat ini blog saya.
Paninggilan, 29 Desember 2010.
* Morissey, We Hate It When Our Friend Become Succesful
mengenang kalahnya Timnas Indonesia secara agregat 4-2 dari Melaise di Turnamen AFF Cup 2010.