Siang ini aku mengantuk sekali. Memang, tadi malam aku tidur terlambat dari biasanya. Bukan karena deadline untuk headline koran terbitan besok. Aku masih berkutat untuk menyelesaikan teks dan beberapa kumpulan catatan dari reportase tadi siang. Ingin sekali aku bekerja tanpa seorang pun yang mengganggu. Tapi, kalau bukan karena seorang perempuan yang memintaku untuk sekedar menemaninya ngobrol tentu aku belum tentu mau. Perempuan itu kini telah meninggalkan kotanya. Kini dia berada di ibukota sana lengkap dengan segala impian kosmopolitan.
Banyak sekali yang kita bicarakan. Aku tahu dia sedang membutuhkan teman untuk sekedar sharing. Mungkin karena beban kerjanya yang sedikit mulai mengendur karena malam ini adalah malamnya kaum pekerja. Malam minggu. Karena esok harinya dia tidak akan berpuasa, dan akan bangun siang. Ya, aku kira memang tidak berlebihan bila semua orang memang butuh untuk berbagi. Berbagi beban, berbagi cerita, berbagi keluhan, berbagi suami*), atau bahkan berbagi istri. Semuanya bisa terjadi begitu saja di dunia yang kadang-kadang menampakkan kepalsuannya. Aku terkejut karena dia tiba-tiba memintaku untuk jadi teman ngobrolnya. Sebenarnya, aku sudah mengantuk tapi kejutan yang dibuat Sebastian Vettel di Monza Italia dengan menjadi pole position untuk balapan hari ini membuat mataku terbuka kembali.
Hanya dengan mobil F1 biasa kelas medioker yang dipersenjatai mesin Ferrari yang juga sama dengan mesinnya Raikkonen ditambah sedikit keberuntungan karena hujan yang terus menurus membasahi jalanan sirkuit membuat banyak pembalap sedikit tak bernyali. Ini baru kejutan. Sepengetahuanku, kejutan di Formula 1 kini mulai langka sejak F1 kehilangan penontonnya karena didominasi terus oleh Michael Schumacher. Kini, setelah si penunggang kuda merah itu pensiun rasanya F1 masih layak ditonton untuk sebuah kejutan. Well, let's see what happened next.
Aku mengantuk sekali sampai datang sebuah laporan.
Ada lagi yang jatuh rupanya. Masih dengan pesawat yang juga sering jatuh di negeri ini. Boeing 737. Memang tidak terlalu spesifik, apakah tipe 737-200, 300, atau 900ER seperti yang dipakai Lion Air. Ini berarti aku harus membuat sebuah reportase berita. Dengan pekerjaanku yang sekarang aku harus biasa bekerja secara mandiri. Dimanapun aku menerima laporan seperti ini aku harus segera membuat beritanya.
Aku juga masih belum tahu, apa aku harus segera terbang ke Rusia sana untuk membuat reportase selengkap-lengkapnya atau hanya berselancar menjelajahi setiap situs berita, atau malah melakukan korespondensi dengan agen-agen yang disebar ke Eropa sana. Apa pun yang akan kulakukan biar aku saja yang menentukannya segera setelah menulis catatan ini.
Bukit Pakar Timur, 14 September 2008, 16.41
*) judul sebuah film Indonesia, "Berbagi Suami"
**) berita diakses dari www.detik.com, 14 September 2008, 15.32
http://foto.detik.com/readfoto/2008/09/14/134337/1005839/157/1/boeing-737-meledak-di-rusia
Banyak sekali yang kita bicarakan. Aku tahu dia sedang membutuhkan teman untuk sekedar sharing. Mungkin karena beban kerjanya yang sedikit mulai mengendur karena malam ini adalah malamnya kaum pekerja. Malam minggu. Karena esok harinya dia tidak akan berpuasa, dan akan bangun siang. Ya, aku kira memang tidak berlebihan bila semua orang memang butuh untuk berbagi. Berbagi beban, berbagi cerita, berbagi keluhan, berbagi suami*), atau bahkan berbagi istri. Semuanya bisa terjadi begitu saja di dunia yang kadang-kadang menampakkan kepalsuannya. Aku terkejut karena dia tiba-tiba memintaku untuk jadi teman ngobrolnya. Sebenarnya, aku sudah mengantuk tapi kejutan yang dibuat Sebastian Vettel di Monza Italia dengan menjadi pole position untuk balapan hari ini membuat mataku terbuka kembali.
Hanya dengan mobil F1 biasa kelas medioker yang dipersenjatai mesin Ferrari yang juga sama dengan mesinnya Raikkonen ditambah sedikit keberuntungan karena hujan yang terus menurus membasahi jalanan sirkuit membuat banyak pembalap sedikit tak bernyali. Ini baru kejutan. Sepengetahuanku, kejutan di Formula 1 kini mulai langka sejak F1 kehilangan penontonnya karena didominasi terus oleh Michael Schumacher. Kini, setelah si penunggang kuda merah itu pensiun rasanya F1 masih layak ditonton untuk sebuah kejutan. Well, let's see what happened next.
Aku mengantuk sekali sampai datang sebuah laporan.
14/09/2008, 13.43
Boeing 737 Meledak di Rusia
Boeing 737 Meledak di Rusia
Pesawat Boeing 737 mengalami kecelakaan di dekat kota Perm, Rusia. 88 orang tewas seketika. Pesawat itu jatuh dan meledak di pegunungan Ural**).
Aku juga masih belum tahu, apa aku harus segera terbang ke Rusia sana untuk membuat reportase selengkap-lengkapnya atau hanya berselancar menjelajahi setiap situs berita, atau malah melakukan korespondensi dengan agen-agen yang disebar ke Eropa sana. Apa pun yang akan kulakukan biar aku saja yang menentukannya segera setelah menulis catatan ini.
Bukit Pakar Timur, 14 September 2008, 16.41
*) judul sebuah film Indonesia, "Berbagi Suami"
**) berita diakses dari www.detik.com, 14 September 2008, 15.32
http://foto.detik.com/readfoto/2008/09/14/134337/1005839/157/1/boeing-737-meledak-di-rusia
1 komentar:
memang Vettel mendominasi GP Italia di balapan basah kemarin... very untouchable... sedangkan Lewis menyuguhkan tontonan yg asyik krna aksi overtakingnya thd pembalap2 didepan
Posting Komentar