Day 1
Senin, 25 November 2013 ini adalah hari pertama dimulainya COBIT 5 Foundation Training. Training ini diadakan oleg ALC Consulting, sebuah firma yang berbasis di Singapura dan mengambil COBIT 5 sebagai menu utama pilihannya. Lokasi training berada di Double Tree Hotel, yang berafiliasi dengan Hilton.
Perjalanan menuju Double Tree ditempuh sekitar 15-20 menit dengan taksi tergantung kepadatan lalu lintas. Kemacetan pada jam sibuk dimana pun sama saja. Kami sengaja naik taksi menuju Double Tree dengan tarif 15 RM (argo) dan 20 RM (argo tembak).
The Session
Materi hari pertama ini adalah Introduction to COBIT 5. Sebelum itu, kami saling memperkenalkan diri. Saya kaget karena peserta lainnya sudah punya basic knowledge soal Prince2 atau TOGAF. Saya tidak punya pengetahuan tentang itu. Saya hanya mampu menerka bahwa mereka itu adalah metode lain untuk membuat asesmen terhadap sebuah sistem IT. Saya dibuat kaget lagi karena banyak peserta yang seumuran dan sudah menjabat posisi penting di perusahaannya, beberapa diantaranya sudah menjadi manajer bahkan asisten direktur. Mereka datang dari beberapa perusahaan swasta dan Bank Nasional Malaysia. Indonesia punya kami bertiga, ditambah dua orang dari Bagian Perencanaan Ditjen Hubud, dan dua orang dari BEJ. Wow. It’s gonna be something.
Actually, this is something i didn't ever expect. Saya tidak pernah menyangka bahwa saya akan duduk dalam sebuah training IT. Saya tidak punya basic knowledge, itu adalah masalah utama. Saya hanya tahu bahwa IT itu hanya seputar komputer dan teman-temannya. Bahkan, waktu kuliah dulu seorang kawan mengira hidup saya penuh dengan belitan kabel.
Suasana coffee break cukup nyaman. Kami bisa saling berkenalan dengan peserta lain sebelum mulai serius dengan COBIT 5. Saya semakin yakin bahwa tidak ada kompetisi disini. Yang ada hanyalah pertarungan dengan diri sendiri. Pertarungan yang berakhir pada dua jawaban pasti. Pass or Failed.
Instruktur kami bernama David Llewelyn Jones, biasa disingkat DLJ. Ia tampak sudah sangat berpengalaman dalam implementasi COBIT. Kami pun memulai introductory session dengan beberapa substansi dasar yang menjawab letak perbedaan antara COBIT, Prince2, dan TOGAF. Sempat terjadi diskusi dengan beberapa peserta yang sudah berpengalaman dengan Prince2 dan TOGAF. Sementara yang lain memperhatikan, saya hanya bisa mencatat beberapa hal untuk saya cari di internet. Pikiran saya malah tidak fokus kesana. Saya merasa harus mendapatkan fog lamp itu secepatnya supaya konsentrasi tidak buyar saat ujian lusa nanti.
Actually, this is something i didn't ever expect. Saya tidak pernah menyangka bahwa saya akan duduk dalam sebuah training IT. Saya tidak punya basic knowledge, itu adalah masalah utama. Saya hanya tahu bahwa IT itu hanya seputar komputer dan teman-temannya. Bahkan, waktu kuliah dulu seorang kawan mengira hidup saya penuh dengan belitan kabel.
Suasana coffee break cukup nyaman. Kami bisa saling berkenalan dengan peserta lain sebelum mulai serius dengan COBIT 5. Saya semakin yakin bahwa tidak ada kompetisi disini. Yang ada hanyalah pertarungan dengan diri sendiri. Pertarungan yang berakhir pada dua jawaban pasti. Pass or Failed.
Instruktur kami bernama David Llewelyn Jones, biasa disingkat DLJ. Ia tampak sudah sangat berpengalaman dalam implementasi COBIT. Kami pun memulai introductory session dengan beberapa substansi dasar yang menjawab letak perbedaan antara COBIT, Prince2, dan TOGAF. Sempat terjadi diskusi dengan beberapa peserta yang sudah berpengalaman dengan Prince2 dan TOGAF. Sementara yang lain memperhatikan, saya hanya bisa mencatat beberapa hal untuk saya cari di internet. Pikiran saya malah tidak fokus kesana. Saya merasa harus mendapatkan fog lamp itu secepatnya supaya konsentrasi tidak buyar saat ujian lusa nanti.
Hari pertama ini juga kami mencoba satu sensasi lain dari hotel bintang lima. Hal itu bisa ditemukan dengan mudah saat makan siang. Maklum, hotel ini satu grup dengan Hilton, jadi kami dibuat puas dengan suguhan makan siang yang lengkap. Ada makanan tradisional India, Melayu, dan juga masakan rendang Padang. Usai makan siang, kelas mulai terasa membosankan walaupun materinya termasuk beberapa hal prinsipil. Untung saja instruktur memberikan beberapa individual tasks untuk dikerjakan. Lumayan sebagai obat penghalang kantuk.
Urusan Dinas ke KBRI
Karena ini adalah hari pertama sekaligus hari Senin, maka kami manfaatkan untuk pergi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia. Itupun atas persetujuan Instruktur. Sang instruktur maklum karena kami adalah perwakilan pemerintah. Kami pergi setelah makan siang. Kami harus melapor perihal kedatangan kami dan meminta tanda tangan serta stempel KBRI Malaysia untuk surat perjalanan dinas. Kami menunggu selama 20 menit sebelum pintu dibuka.
Petugas sempat menyuruh kami mengantri bersama dengan tamu lainnya. Kami sempat bertemu dan bertegur sapa dengan beberapa orang TKI. Kami menemui petugas kembali dan menyampaikan tujuan kedatangan kami. Setelah itu, barulah kami diizinkan masuk melalui pintu yang berbeda dan menunggu di ruang tunggu yang ber-AC. Kuala Lumpur cukup panas, kurang lebih sama seperti Jakarta.
Urusan di KBRI memakan waktu kurang lebih 50 menit. Kami segera kembali ke Double Tree dan masuk kelas. Another luck for us, instruktur sedang memberikan beberapa pertanyaan mengenai modul yang dipelajari sebelum istirahat makan siang. Kami pun mengikuti sesi selanjutnya hingga materi kursus hari ini berakhir.
KBRI Kuala Lumpur buka sejak pukul 9 pagi dan tutup pada pukul 5 sore dengan jam istirahat pukul 13-14 siang. Hari kerja mulai Senin hingga Jum'at. Sabtu dan Ahad libur.
Training hari ini selesai dengan pesan sponsor supaya mempelajari modul-modul selanjutnya. Waktu short course yang hanya 3 hari membuat kami harus belajar mandiri dan mengajukan pertanyaan mengenai hal yang belum dipahami besok. Ya, malam ini kami harus belajar.
Episode Mencari Fog Lamp di KL (2)
Saya langsung menuju sebuah alamat bengkel Perodua di Jalan Keramat. Alamatnya saya dapat hasil Googling semalam. Saya tidak yakin tapi apa salahnya mencoba kesana. Letak service center ini agak ke pinggiran KL. Tapi dari kejauhan Twin Tower masih terlihat berdiri tegak. Saya membawa dua teman saya kesana. Kami naik taksi saja karena gerimis dan jalanan mulai macet. Maklum, pukul 5 adalah waktu bubaran kantor.
Saya tiba di bengkel jam 5.55 sore, 10 menit usai jam operasi resmi bengkel. Saya masih dilayani meski harus membuat penjelasan singkat. Sistem pemesanan spare part di Malaysia berbeda dengan di Indonesia. Order spare part harus menyertakan plat nomor registrasi kendaraan serta nama pemilik. Karena hal itulah, email saya tidak pernah lagi dibalas oleh Perodua.
Saya segera bertemu seorang sales representative yang mau membantu proses order. Houston, we have a problem. Ketika sedang memproses pesanan, sebuah order lain masuk ke sistem database order sehingga order saya tidak dapat diproses. Ada satu mobil mengalami kecelakaan dan meminta order fog lamp yang sama dengan saya. Saya tidak punya banyak waktu, saya minta dia mengusahakannya. Beruntung, mobil miliknya setipe dengan fog lamp yang saya cari. Saya dijanjikan untuk mengambil fog lamp hari Rabu jam 10 pagi setelah membayar uang muka sebesar 255 RM.
Saaya merasa satu target sudah setengah selesai. Saya berharap hari Rabu nanti semuanya bisa tercapai dan selesai. Saya harus mendapat passing grade lebih dari 50% untuk bisa lulus sertifikasi COBIT foundation sekaligus menyelesaikan order fog lamp. Saat-saat seperti inilah saya menyadari bahwa saya selalu membutuhkan Tuhan. Saya butuh kuasaNya untuk melakukan segala hal yang memang dimungkinkan oleh takdir.
Kami segera menuju KLCC. Maklum, ini kunjungan pertama dua orang kawan saya ke KL. Saya menemani mereka jalan-jalan di Suria KLCC dan menikmati water dancing attraction. Tak lupa, membantu mengambil foto mereka di depan Twin Tower. Kami kembali ke hotel setelah makan malam di rumah makan Nasi Kandar Penang. Kami mulai jatuh cinta pada restoran ini.
Saya tidak menghabiskan malam ini dengan membuka modul. Saya hanya berbaring sambil menonton acara TV. Seorang teman menemani saya, mau belajar dia rupanya. Saya kemudian tertidur tanpa tahu dia keluar jam berapa. Beberapa orang menginginkan hal terbaik terjadi pada hidup mereka. Mungkin, dia adalah salah satunya.
Seperti kemarin, saya menghabiskan malam berteman streaming radio @RadioB_956FMBdg.
Dan, upayaku tahu diri tak selamanya berhasil...
‘pabila, kau muncul terus begini...
Tanpa pernah kita bisa bersama...
Pergilah... Menghilang sajalah lagi...
Kuala Lumpur, 25 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar