26 November 2013 - Day 2
Hari kedua. Kami telat 5 menit dari jadwal kelas. Kami tiba dengan level kesegaran yang berbeda dari kemarin. Dalam benak kami semua mulai tertanam satu tekad: lulus ujian. Itulah barangkali yang membuat kami cukup semangat menempuh hari kedua ini. Hari yang biasanya penuh dengan substansi utama dari training.
Hari kedua. Kami telat 5 menit dari jadwal kelas. Kami tiba dengan level kesegaran yang berbeda dari kemarin. Dalam benak kami semua mulai tertanam satu tekad: lulus ujian. Itulah barangkali yang membuat kami cukup semangat menempuh hari kedua ini. Hari yang biasanya penuh dengan substansi utama dari training.
Rupanya, sang instruktur sudah menyiapkan beberapa kuis untuk review hasil training kemarin. Saya terus terang tidak siap karena memang tidak membuka modul semalam. Alhasil, saya pasrah saja bila diberi kesempatan untuk menjawab soal. Benar saja, beberapa soal sempat diarahkan kepada saya. Saya hanya mampu mengintip-intip modul. Saya melihat peserta lainnya, juga dua orang kawan sepekerjaan lebih siap menghadapi kejutan ini. Setengah jam berlalu hanya untuk mengingat kembali materi hari kemarin.
Kami kembali mempelajari modul selanjutnya. Beberapa basic principles pun ditekankan berulang-ulang. Saya mulai jenuh. Saya berharap kawan lain pun merasa hal yang sama. Kami pun dipecah menjadi tiga kelompok besar dengan sebuah tugas mengenai analisis pekerjaan IT. Kami diberi kartu remi (playing cards) dengan animasi unik. Beberapa tugas diberikan dan kami harus memilih kartu pilihan yang sesuai dengan jawaban kami.
Kami kembali mempelajari modul selanjutnya. Beberapa basic principles pun ditekankan berulang-ulang. Saya mulai jenuh. Saya berharap kawan lain pun merasa hal yang sama. Kami pun dipecah menjadi tiga kelompok besar dengan sebuah tugas mengenai analisis pekerjaan IT. Kami diberi kartu remi (playing cards) dengan animasi unik. Beberapa tugas diberikan dan kami harus memilih kartu pilihan yang sesuai dengan jawaban kami.
Sesiangan hingga kursus selesai kami kembali diarahkan untuk fokus pada beberapa bab materi training. Jujur, inilah hal yang terberat saat ini. Saya memang tidak pengetahuan apa-apa. Saya hanya punya kemampuan untuk belajar. Lebih baik mati-matian berusaha daripada punya kemampuan tapi tidak melakukan apa-apa, kata Bruce McLaren (founder McLaren F1 Team).
Malam ini saya akan belajar dan mereview modul yang sudah dipelajari selama dua hari ini. Saya tidak ingin ketinggalan dan tidak mampu menjawab kuis esok hari. Saya merasa jadi murid sekolahan yang akan menghadapi ujian. Saya tidak ingin investasi yang negara keluarkan tidak berarti apa-apa.
Atas permintaan seorang teman, kami berjalan menuju Tune. Kawan saya ini rupanya ingin punya pengalaman menikmati Kuala Lumpur. Dan itu hanya bisa didapatkannya dengan berjalan kaki. Saya setuju saja, karena minggu lalu pun begitu. Kami kembali berfoto di KLCC sambil melanjutkan perjalanan. Kami pun langsung menuju rumah makan langganan karena sudah masuk waktu makan malam. Akhirnya, makan malam kali ini kami akhiri dengan singkat. Kami merasa ada yang harus kami pelajari malam ini.
Belajar Untuk Ujian
Sebelum berangkat, kami sudah diberi jadwal short course bahwa akan ada ujian pada hari terakhir kursus. Ujian ini adalah ujian sertifikasi untuk mendapatkan sertifikat COBIT 5 Foundation yang kelak akan berguna sebagai prasyarat naik ke level berikutnya.
Saya sudah lupa kapan terakhir kalinya saya belajar untuk ujian. Mungkin bulan Maret kemarin waktu akan mengikuti seleksi calon penerbang. Tapi itu hanya ujian fisik dan kesehatan saja. Well, saya benar-benar harus fokus untuk ujian besok. Biasanya, saya selalu membaca ‘buku wajib’ berjudul “Bagaimana Lulus Ujian”. Satu buku dari zaman kelas 2 SMA.
Saya Googling soal-soal latihan untuk COBIT examination. Saya mengunjungi sebuah website corporate training provider lalu mengerjakan 100 soal yang ada. Saya mengerjakan soal campuran dengan materi tambahan Network Security. Saya mendapat passing grade 44%. Artinya, saya hanya punya 44 jawaban benar dari 100 soal.
Kemudian, saya mengerjakan soal exam preparation yang ada dalam modul. Isinya hanya 50 soal. Saya mencoba mengerjakan dalam waktu 40 menit, sama dengan waktu yang akan diberikan untuk ujian sebenarnya besok. Lagi-lagi, saya tidak mencapai target. Passing grade saya hanya 44%. Saya gagal mencapai nilai minimal 50%.
Saya agak sedikit khawatir. Saya tidak ingin gagal pada ujian besok. Saya tidak jauh-jauh datang kemari hanya untuk gagal. Saya malu sekali bila Twin Tower ikut menertawakan kegagalan saya. Saya pun kembali membulak-balik modul. Menghapalkan beberapa prinsip dasar serta bagan-bagan proses.
Saya dilanda ketegangan yang teramat kuat. Saya tidak bisa tidur. Pikiran saya terus memacu supaya bisa lulus besok. Tomorrow remains a mystery. Que sera sera. Saya kembali menyalakan radio dan mencoba untuk tidur. Barangkali, menjelang pukul 2 dini hari saya baru bisa memasuki alam mimpi.
Malam ini saya akan belajar dan mereview modul yang sudah dipelajari selama dua hari ini. Saya tidak ingin ketinggalan dan tidak mampu menjawab kuis esok hari. Saya merasa jadi murid sekolahan yang akan menghadapi ujian. Saya tidak ingin investasi yang negara keluarkan tidak berarti apa-apa.
Atas permintaan seorang teman, kami berjalan menuju Tune. Kawan saya ini rupanya ingin punya pengalaman menikmati Kuala Lumpur. Dan itu hanya bisa didapatkannya dengan berjalan kaki. Saya setuju saja, karena minggu lalu pun begitu. Kami kembali berfoto di KLCC sambil melanjutkan perjalanan. Kami pun langsung menuju rumah makan langganan karena sudah masuk waktu makan malam. Akhirnya, makan malam kali ini kami akhiri dengan singkat. Kami merasa ada yang harus kami pelajari malam ini.
Belajar Untuk Ujian
Sebelum berangkat, kami sudah diberi jadwal short course bahwa akan ada ujian pada hari terakhir kursus. Ujian ini adalah ujian sertifikasi untuk mendapatkan sertifikat COBIT 5 Foundation yang kelak akan berguna sebagai prasyarat naik ke level berikutnya.
Saya sudah lupa kapan terakhir kalinya saya belajar untuk ujian. Mungkin bulan Maret kemarin waktu akan mengikuti seleksi calon penerbang. Tapi itu hanya ujian fisik dan kesehatan saja. Well, saya benar-benar harus fokus untuk ujian besok. Biasanya, saya selalu membaca ‘buku wajib’ berjudul “Bagaimana Lulus Ujian”. Satu buku dari zaman kelas 2 SMA.
Saya Googling soal-soal latihan untuk COBIT examination. Saya mengunjungi sebuah website corporate training provider lalu mengerjakan 100 soal yang ada. Saya mengerjakan soal campuran dengan materi tambahan Network Security. Saya mendapat passing grade 44%. Artinya, saya hanya punya 44 jawaban benar dari 100 soal.
Kemudian, saya mengerjakan soal exam preparation yang ada dalam modul. Isinya hanya 50 soal. Saya mencoba mengerjakan dalam waktu 40 menit, sama dengan waktu yang akan diberikan untuk ujian sebenarnya besok. Lagi-lagi, saya tidak mencapai target. Passing grade saya hanya 44%. Saya gagal mencapai nilai minimal 50%.
Saya agak sedikit khawatir. Saya tidak ingin gagal pada ujian besok. Saya tidak jauh-jauh datang kemari hanya untuk gagal. Saya malu sekali bila Twin Tower ikut menertawakan kegagalan saya. Saya pun kembali membulak-balik modul. Menghapalkan beberapa prinsip dasar serta bagan-bagan proses.
Saya dilanda ketegangan yang teramat kuat. Saya tidak bisa tidur. Pikiran saya terus memacu supaya bisa lulus besok. Tomorrow remains a mystery. Que sera sera. Saya kembali menyalakan radio dan mencoba untuk tidur. Barangkali, menjelang pukul 2 dini hari saya baru bisa memasuki alam mimpi.
Kuala Lumpur, 27 November 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar