Selasa, 21 Juni 2011

Le Memoir du Soir (4)

Lamun enya cintana, lamun enya hayangna... Moal rek aya nu bisa misahkeunana....*

Once we're happy, the next we're crying. Kadang-kadang perasaan itu bisa berubah seketika. Itu benar terjadi. Seperti yang kubilang tadi. Sekali ini kita begitu mesra, bicara tentang pengharapan masa depan dan segala yang membuatnya kian indah. Sedetik kemudian semua itu bisa sirna begitu saja. Tanpa sisa. Meninggalkan aroma tak sedap dari senyum masing-masing.

Diantara riuh rendah demonstran di sekitar Ring 1 pengamanan objek vital kepresidenan hanya diam yang keluar dari bibirnya. Tentunya sambil membelakangiku. Seperti tak sudi. Mungkin aku telah menjelma jadi setan berhala baginya.

Pernah sekali waktu kita begitu dekat. Begitu dekat. Hanya tinggal sebatas benang merah kainnya. Begitu rasa itu terus ada. Maka, bila sekarang begini keadaannya tentulah sangat tidak mengejutkan. Buatku, tentu saja. Buatnya, mungkin ya, biasa saja. Toh, memang tidak pernah ada apa-apa diantara kita. Entah siapa yang merasa kalau jadinya seperti ini.

Bukannya mau sombong tapi kalau cuma hal yang beginian aku tentu sudah lebih jago dari dia. Aku selalu menghitung semua kemungkinan. Aku juga selalu membaca tanda-tanda yang selalu takdir bawa. Dan aku selalu siap bila memang terjadi sesuatu karena pertanda itu memang sudah ada. Seperti kelakuannya sekarang, aku sudah menduga begini jadinya.

Till we say our next hello, it's not goodbye...
**

Aku selalu ingat bagian lagu itu. Berapa hari kemarin dia selalu nyanyikan lagu itu. Aku tidak berharap hal itu benar-benar kejadian. Tapi aku tahu sesuatu. Dia terlalu lemah untuk meyakinkan dirinya sendiri. Aku yakin, cepat atau lambat dia akan segera memilih dan buat keputusan.

Aku tidak akan meminta maaf atau menyapanya duluan. Toh, aku tidak membuat kesalahan padanya. Kalau ada kesalahan tentu hanya dia saja yang merasa. Biar saja dia yang merasa dan puas bermain-main dengan perasaannya. Aku masih begini dan akan tetap begini. Walau kadang dia anggap aku ini hanya mercusuar, yang selalu memandunya bila kehilangan arah. Terserah dia, aku tidak peduli.

Dalam semburat matahari ibukota di sore yang cerah, aku dengar lagu dari radio: those were such happy times and not so long ago, how i wondered where they'd gone...***



Thamrin-Sudirman, 21 Juni 2011.


* dari lirik lagu "Bogoh Kasaha" dinyanyikan oleh Rya Fitria
** potongan lirik lagu "It's Not Goodbye" dari Laura Pausini
*** potongan lirik lagu "Yesterday Once More" dari The Carpenters


note: dibuat sambil mendengarkan lagu Letto - Lubang Di Hati, Java Jive-Menikah, Bruno Mars-Just The Way You Are, Savage Garden - To The Moon and Back, dan Yovie and Nuno - Maukah Denganku

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...