Rabu, 31 Mei 2017

Angry Birds The Movie

Anger is not always the answer! 
- Judge Peckinpah

Sumber gambar: www.imdb.com
Angry Birds, game populer di masa kejayaan smartphone ini menarik developernya untuk membuat film. Cara ini memang sudah biasa terlebih ketika game Angry Birds sudah dirilis dalam berbagai serial. Saya sendiri hanya memainkan Angry Birds dan Angry Birds Season saja. Barangkali, kalau bukan karena Aldebaran yang menyebut "...berds...berds..." setiap melihat tablet phone, saya belum akan mau menonton film ini.

Film ini adalah semacam penjelasan kenapa para flightless birds menjadi marah lalu bermusuhan dengan kaum babi. Juga, pengungkapan atas identitas Mighty Eagle dan riwayat asal usul Mighty Red.

Dari sisi cerita, film ini punya ide yang sederhana dengan pesan moral yang mudah dicerna untuk kalangan anak-anak. Bahwa berbuat baik kepada tamu yang datang jauh-jauh adalah baik. Tetapi, jangan sampai tidak menghiraukan pesan peringatan dari sesama kawan.

Anyway, animasi rekaan Rovio Studio ini dibuat semirip mungkin dengan karakter pada gamenya. Para karakter burung yang biasa kita lempar dari katapel pun tampil lebih hidup dan dinamis. Film animasi berdurasi 97 menit ini menghabiskan biaya produksi sekitar 73 juta dolar dan pada minggu pertama penayangannya meraup penghasilan kurang lebih 38 juta dolar.

Judul           : Angry Birds
Sutradara    : Clay Kaytis, Fergal Reilly
Pemain       : Jason Sudeikis, Josh Gad, Danny McBride
Produksi     : Rovio Mobile & Columbia Pictures
Tahun         : 2016
Genre         : Komedi Animasi

 
Jakarta, 30 Mei 2017.

Selasa, 30 Mei 2017

RIP Leo Kristi

Leo Kristi atau yang bernama asli Leo Imam Sukarno menghembuskan nafas terakhirnya di Bandung pada 21 Mei 2017 lalu. Beliau terkenal dengan karir musiknya sebagai seorang pengelana. Pernah bergabung bersama Gombloh dan Franky Sahilatua dalam grup bernama Lemon Tree’s. Leo Kristi dikenal karena ciri khas balada dari hampir seluruh karya ciptaannya.
 
Sama seperti Pak Haji Cahyono, saya juga tidak punya kesan apa-apa dengan beliau. Hanya saja sebuah video yang diunggah channel Caknun.com di Youtube mengingatkan saya pada kepergian seorang legenda musik tanah air.


Jakarta, 29 Mei 2017
 

RIP Cahyono

Sumber Gambar: selipan.com
Kabar duka kembali datang dari dunia lawak tanah air. Setelah kepergian Eko DJ, 25 Mei 2017 lalu pelawak senior dari grup lawak Jayakarta, Cahyono, menghembuskan nafas terakhirnya. Pelawak yang sepanjang karir lawaknya di Jayakarta ini tergabung bersama Jojon, Esther, dan Uuk. Cahyono lahir pada tanggal 26 Desember 1951 di Banyuwangi. Belakangan memang beliau sempat mengalami stroke dan diabetes.

Saya sendiri tidak punya memori yang khas tentang Pak Haji yang satu ini. Hanya saja, semasa SD dulu ada seorang senior yang kerap memanggil nama saya Cahyono. Katanya, saya memang mirip Cahyono. Hal itu berlangsung selama kurang lebih dua tahun sampai akhirnya senior itu lulus SD.

Selamat jalan, Pak Haji.

 
Jakarta, 26 Mei 2017

RIP Roger Moore

Sumber gambar: www.imdb.com
Dalam satu perjalanan menuju tempat kerja, terdengar satu kabar dari Roger Moore, mantan pemeran agen rahasia 007 yang meninggal dunia pada tanggal 23 Mei 2017 kemarin. Sebagai tribute, radio itu memutarkan lagu soundtrack dari satu film yang pernah dibintanginya, A View To A Kill dari Duran Duran.

Roger Moore yang bernama lengkap Sir Roger George Moore lahir pada tanggal 14 Oktober 1927 di Stockwell, Inggris dan wafat dalam usia 89 tahun di Crans-Montana, Swiss dengan penyebab sakit kanker. Roger Moore menggantikan peran Sean Connery sebagai James Bond sejak tahun 1972. 

Film James Bond pertamanya adalah “Live and Let Die” yang rilis tahun 1973. Beberapa judul James Bond yang dimainkannya adalah “The Man with the Golden Gun”, “The Spy Who Loved Me”, “Moonraker”, “For Your Eyes Only”, “Octopussy”, dan “A View to a Kill”. Roger Moore juga sempat menjadi pembawa acara pada perayaan 25 tahun James Bond pada tahun 1987.

Now, The Man with The Golden Gun has gone and leave his legacy. Goodbye, Roger. Rest in peace.

 
Jakarta, 24 Mei 2017.

RIP Nicky Hayden

Sumber gambar: theguardian.com
Saya mengenal Nicky Hayden dari sebuah ulasan rubrik Otomotif. Nicky hayden digadang-gadang akan menjadi The Next Valentino Rossi setelah bergabung dengan tim MotoGP Repsol Honda dan diproyeksikan akan menggantikan Valentino Rossi yang pindah ke Yamaha.

Pembalap yang dikenal sebagai The Kentucky Kid ini berhasil menjadi juara dunia MotoGP pada tahun 2006. Saya ingat betul saat itu, Nicky Hayden tidak memenangkan banyak race namun ia cukup konsisten untuk finish di podium sehingga perolehan poinnya mampu mendongkrak namanya ke urutan teratas di kelas para raja.

Nicky Hayden yang menggunakan nomor 69 di motornya itu pindah ke Superbike sejak tahun 2016 lalu. Pembalap berusia 35 tahun itu tertabrak sebuah mobil pada saat sedang berlatih dan menggunakan sepeda. Ia menderita beberapa cedera di kepala dan dada. Pembalap bernama lengkap Nicholas Patrick Hayden ini menjalani perawatan medis sejak 17 Mei dan dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 22 Mei 2017 di Italia.

You reached the chequered flag in finish line, Nicky. Rest in peace.

 
Jakarta, 24 Mei 2017.

RIP Chris Cornell

Sumber gambar: Audioslave VEVO on Youtube
Saya tidak menyangka bahwa kabar kepergian vokalis Soundgarden dan Audioslaves, Chris Cornell akan berakhir di tali gantungan. Chris Cornell ditemukan meninggal dunia di Detroit tidak lama setelah Soundgarden tampil disana. Kematiannya digambarkan sebagai “sudden and unexpected”.

Vokalis yang lahir pada tanggal 20 Juli 1964 ini jejaknya masih ditemukan aktif di media sosial sebelum dijemput malaikat maut. Sepanjang perjalanan hidupnya, ia mengaku bahwa ia sudah menjadi pengguna narkotika sejak umur 13 tahun dan berhenti pada saat usianya 14 tahun. Setelah bubarnya Soundgarden pada tahun 1997, ia kembali menjadi pengguna narkotika. Ia mengakui sendiri telah menjadi pionir untuk penyalahgunaan zat oxycontin sehingga mengharuskannya memasuki rehabilitasi.

Agaknya, Chris Cornell telah menjadi ikon grunge bersama Eddie Vedder dari Pearl Jam dan Kurt Cobain dari Nirvana. Ketiganya bersama Layne Staley dari Alice in Chains telah mengangkat Seattle’s sound ke pentas nasional pada akhir 1980an.

Saya sendiri mulai mengenalnya ketika hits Audioslaves, “Like a Stone” meledak di pasaran. It was always nice to hear his typical voice. Selamat jalan, Chris Cornell. Somebody’s waiting you there, like a stone.


Jakarta, 19 Mei 2017.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...