Kamis, 30 Juni 2011

Debu Cinta Bertebaran




Novel kaleidoskop yang penuh dengan pertentangan batin dan pemikiran antara liberalisasi atas nama modernisasi global dengan nilai humanisme universal ketimuran. Suatu pertentangan yang membuat cinta pun hanya tinggal debu-debunya saja dan bertebaran dibawa angin zaman. Penulis berhasil menggambarkan pola pikir dan sudut pandang seorang Indonesia yang "terasing" di negeri seberang. Ditengah-tengah rawannya nilai kemanusiaan dalam perang yang berkecamuk di sebagian belahan dunia lain dan gemerlap metropolitan kota Sydney.

Gejolak pemikiran pasca revolusi kemerdekaan sangat terasa pada jalan cerita. Tentang bagaimana arus pemikiran individualisme Barat bercampur dengan kolektivitas ketimuran. Tentang bagaimana seorang Indonesianis melihat kedalam bangsanya sendiri. Menarik untuk dibaca sebagai refleksi penyadaran kembali tentang sejarah perjuangan bangsa terutama pasca revolusi kemerdekaan.

Judul: Debu Cinta Bertebaran
Penulis: Achdiat K. Mihardja
Penerbit: Balai Pustaka
Tahun: 2004
Genre: Novel




Paninggilan, 31 Mei 2011.

Kamis, 23 Juni 2011

You Oughta Know

Today, as friend asked me to do this weird-but-funny thing. I put my Winamp on shuffle. I pressed the next button to get my answer. Voila! Then, i wrote that song name no matter how silly it sounds.

I tag some friends and i want them to do same thing. Have a silly try everyone!


1. IF SOMEONE SAYS ‘ARE YOU OKAY’ YOU SAY?

Sometimes Love Just Aint Enough - Patty Smith

(Yeah, baby sometimes love just aint enough...)


2. HOW WOULD YOU DESCRIBE YOURSELF?

It's Not Goodbye - Laura Pausini

(then i'm not the one who used to said a Goodbye! :p)


3. WHAT DO YOU LIKE IN A GUY/GIRL?

Make It With You - Olivia Ong

(I really think that we could make it!)


4. HOW DO YOU FEEL TODAY?

Foolery - Olivia Ong

(FYI, I wasn't such a fool!)


5. WHAT IS YOUR LIFE’S PURPOSE?

Stars - Simply Red

(just like Mick Hucknall said, i wanna falls through the stars, straight into your heart..)


6. WHAT’S YOUR MOTTO?

True Colors - Phil Collins

(I see your true colors... that's why i loved you..)


7. WHAT DO YOUR FRIENDS THINK OF YOU?

Need You Now - Lady Antebellum

(They will really need me now :D)


8. WHAT DO YOUR PARENTS THINK OF YOU?

Hands On Me - Vanessa Charlton

(Parents always know the best, yeah!)


9. WHAT DO YOU THINK ABOUT VERY OFTEN?

My Favourite Things - Olivia Ong

(Sometimes i'm afraid i'm extraordinary...)


10. WHAT IS 2 + 2?

Jigsaw - /rif

(Only God and Nietzsche knows why...)


11. WHAT DO YOU THINK OF YOUR BEST FRIEND?

Missing You - John Waite

(How come? Yes i did really missing them)


12. WHAT IS YOUR LIFE STORY?

All I Wanna Do Is Make Love to You - Heart

(No further comment! Next question please...)


13. WHAT DO YOU WANT TO BE WHEN YOU GROW UP?

That I Would Be Good - Alanis Morisette

(even when i numb myself...)


14. WHAT DO YOU THINK WHEN YOU SEE THE PERSON YOU LIKE?

Seputih Hati - Agnes Monica

(perasaan cintaku ini tak bisa ku bendung lagi.... as Agnes said..)


15. WHAT WILL YOU DANCE TO AT YOUR WEDDING?

Bitch - Meredith Brooks

(Four thumbs up for this weird answer :)) )


16. WHAT WILL THEY PLAY AT YOUR FUNERAL?

Air Mata Api - Iwan Fals

(Just to make sure that a funeral shouldn't be a saddest moment. Thanks, Pal!)


17. WHAT IS YOUR HOBBY/INTEREST?

Menikah - Java Jive

(The Next Poligamist!)


18. WHAT IS YOUR BIGGEST FEAR?

Heaven Is A Place On Earth - Cindy Lauper

(Sometimes i'm afraid God send me to heaven just because my extraordinary :) )


19. WHAT IS YOUR BIGGEST SECRET?

Terlena - Ikke Nurjanah

(terlena di pangkuan siapa? :D )


20. WHAT DO YOU WANT RIGHT NOW?

Jatuh Bangun - Kristina

(Such a hard moment, i think :(( )


21. WHAT DO YOU THINK OF YOUR FRIENDS?

Gadis Atau Janda - Mansyur S feat. Elvi Sukaesih

(cepat katakan saja jangan maluuuu....)


22. WHAT WILL YOU POST THIS AS?

You Oughta Know - Alanis Morisette



Paninggilan, 22 Juni 2011.


Selasa, 21 Juni 2011

Soundtrack of The Month: You're In Love



"You're In Love"
Wilson Phillips


Open the door and come in
I'm so glad to see you my friend
Don't know how long it has been
Having those feelings again.

And now I see that you're so happy
And ooh, it just sets me free
And I'd like to see
Us as good of friends
As we used to be

Aah, my love, Aah
You're in love
That's the way
It should be
'Cause I want you to be happy
You're in love
And I know
That you're not in love with me
Ooh it's enough
For me to know
That you're in love
Now I'll let you go
'Cause I know
That you're in love

Sometimes it's hard to believe
That you're never coming back to me
I've had this dream that you'd always be by my side
Oh I could have died.

But now I see that you're so happy
And ooh, it just sets me free.
And I'd like to see
Us as good of friends
As we used to be

I tried to find you but you were so far away
I was praying that fate would bring you back to me
Someday, someday, someday... Ooh, you're in love

Ooh it's enough
For me to know
That you're in love
Now I'll let you go
'Cause I know
That you're in love

Le Memoir du Soir (4)

Lamun enya cintana, lamun enya hayangna... Moal rek aya nu bisa misahkeunana....*

Once we're happy, the next we're crying. Kadang-kadang perasaan itu bisa berubah seketika. Itu benar terjadi. Seperti yang kubilang tadi. Sekali ini kita begitu mesra, bicara tentang pengharapan masa depan dan segala yang membuatnya kian indah. Sedetik kemudian semua itu bisa sirna begitu saja. Tanpa sisa. Meninggalkan aroma tak sedap dari senyum masing-masing.

Diantara riuh rendah demonstran di sekitar Ring 1 pengamanan objek vital kepresidenan hanya diam yang keluar dari bibirnya. Tentunya sambil membelakangiku. Seperti tak sudi. Mungkin aku telah menjelma jadi setan berhala baginya.

Pernah sekali waktu kita begitu dekat. Begitu dekat. Hanya tinggal sebatas benang merah kainnya. Begitu rasa itu terus ada. Maka, bila sekarang begini keadaannya tentulah sangat tidak mengejutkan. Buatku, tentu saja. Buatnya, mungkin ya, biasa saja. Toh, memang tidak pernah ada apa-apa diantara kita. Entah siapa yang merasa kalau jadinya seperti ini.

Bukannya mau sombong tapi kalau cuma hal yang beginian aku tentu sudah lebih jago dari dia. Aku selalu menghitung semua kemungkinan. Aku juga selalu membaca tanda-tanda yang selalu takdir bawa. Dan aku selalu siap bila memang terjadi sesuatu karena pertanda itu memang sudah ada. Seperti kelakuannya sekarang, aku sudah menduga begini jadinya.

Till we say our next hello, it's not goodbye...
**

Aku selalu ingat bagian lagu itu. Berapa hari kemarin dia selalu nyanyikan lagu itu. Aku tidak berharap hal itu benar-benar kejadian. Tapi aku tahu sesuatu. Dia terlalu lemah untuk meyakinkan dirinya sendiri. Aku yakin, cepat atau lambat dia akan segera memilih dan buat keputusan.

Aku tidak akan meminta maaf atau menyapanya duluan. Toh, aku tidak membuat kesalahan padanya. Kalau ada kesalahan tentu hanya dia saja yang merasa. Biar saja dia yang merasa dan puas bermain-main dengan perasaannya. Aku masih begini dan akan tetap begini. Walau kadang dia anggap aku ini hanya mercusuar, yang selalu memandunya bila kehilangan arah. Terserah dia, aku tidak peduli.

Dalam semburat matahari ibukota di sore yang cerah, aku dengar lagu dari radio: those were such happy times and not so long ago, how i wondered where they'd gone...***



Thamrin-Sudirman, 21 Juni 2011.


* dari lirik lagu "Bogoh Kasaha" dinyanyikan oleh Rya Fitria
** potongan lirik lagu "It's Not Goodbye" dari Laura Pausini
*** potongan lirik lagu "Yesterday Once More" dari The Carpenters


note: dibuat sambil mendengarkan lagu Letto - Lubang Di Hati, Java Jive-Menikah, Bruno Mars-Just The Way You Are, Savage Garden - To The Moon and Back, dan Yovie and Nuno - Maukah Denganku

Senin, 13 Juni 2011

The Lies We Live In (2)

Will you remember me the way i remember you...*

"Ada bagian masa lalumu yang belum selesai..."
"Bagian mana?"
"Tanya dirimu, hatimu lebih tahu..."
"Apa perlunya? Apa itu masalah untukmu?"
"Kadang-kadang itu jadi masalah buatku. Lagipula kamu tak peduli."
"Kamu cemburu...?"
"............"

Percakapan terakhir pada suatu senja penghabisan itu membuatku teringat lagi padanya. Aku masih mengingkari kenyataan bahwa memang ada bagian masa laluku yang belum selesai. Bagai noktah kecil dalam tirai hati. Aku tidak mau mengakui kalau aku masih belum bisa melepasakan semua ingatan tentang perempuan yang menangis ketika kutinggalkan sore itu. Dan kini, perempuan lain hadir dalam hidupku hanya untuk sekedar mengingatkan perihal masa lalu itu.

Aku yakin ia tidak sedang merasa seperti Inez yang batal menikah dengan Francis Lim, hanya gara-gara Francis masih punya masa lalu yang belum selesai dengan Retno.** Ah, sudahlah. Hidup ini tidak seperti novel walau kadang diperlukan waktu yang panjang untuk menyudahinya dan kejutan-kejutan hebat sebagai bumbu cerita.

"Kadang tidak perlu benar-benar jahat untuk jadi penjahat..."
"Kata siapa? Apa itu sindiran buatku?"
"Ya, jika kau merasa..."
"Lantas?"
"Tidak perlu memaksa melupakan bila memang tak sanggup"
"Kamu cemburu?"
"........."

Lagi-lagi hanya diam. Perempuan yang ada dihadapanku itu membuang mukanya. Tidak lagi menghiraukan aku yang dengan gantengnya melirik wanita di meja sebelah.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Lagu itu. Lelah, lelah hati ini... Menggapai hatimu tak juga menyatu...*** Beberapa hari terakhir ini sepertinya tidak ada lagu lain buat dirinya. Entah, aku tidak peduli mengapa sebabnya yang jelas kini matanya tidak mau lagi menatapku.

Aku rasa berkomitmen itu mudah dan bukan sesuatu yang 'sakral'. Dalam komitmen yang dibutuhkan hanya kesungguhan untuk menjalani hidup bersama tanpa harus melupakan diri masing-masing. Toh, kita masih bisa tetap jadi diri sendiri. Tetapi, apakah meninggalkan segala ingatan tentang masa lalu adalah bagian dari komitmen itu juga?

Semua orang punya rahasia masing-masing. Aku dan dia sama saja. Kita sama-sama pernah punya lubang di hati. Aku rasa kita berdua telah sama dewasa. Bicara dengan logika walau perempuan itu cenderung melibatkan emosinya.

"Sudah berapa lama kamu berhenti menemuinya?"
"Sejak aku mengenalmu"
"Gombal"

Aku memang pernah menginginkannya. Aku memang selalu rindu padanya. Pada tatap hangat dan senyuman yang merekah indah setiap pagi. Pada semua momen bersama yang terlalu indah dilepaskan. Sampai akhirnya, aku pula yang menghentikan perasaan itu. Aku memang meninggalkan luka padanya, itu memang salahku. Lagipula, aku tidak akan memaafkan diriku bila aku sampai hati memainkan perasaannya. Aku sedang tidak ingin serius apalagi sampai harus memegang komitmen. Untuk apa? Dengan diriku saja aku masih belum bisa berkomitmen apalagi dengan dia. Sudahlah, aku pergi.

"Kamu masih ingat perjumpaan kita?"
"Masih, bagaimana bisa aku lupa?"
"Apakah itu suatu penyangkalan?"
"Tentu tidak. Kamu tentu tahu betapa hebatnya ingatanku."
"Apa itu sebabnya kamu masih belum bisa lepas darinya?"
"Apakah kamu minta penjelasan?"
"Things happens for a reason..."
"Not everything in common..."
"Ah, tentu kamu masih ada rasa..."
"Itu untukmu..."
"Is that a compliment?"
"Akuilah, kamu cemburu?"

Perempuan itu terdiam lagi. Senyum tipisnya merekah seakan penuh kemenangan. Perlahan ia hirup aroma kopi Aceh pesanannya. Betapa sederhananya menemukan kebahagiaan dalam hidup ini walau hanya dalam aroma kopi.

"Kadang terlintas untuk cemburu, tapi buat apa? Toh aku tahu kamu tidak akan kembali pada masa lalumu."
"Mengapa kamu begitu yakin? Aku bisa saja melakukannya."
"Aku percaya kamu takkan bisa melakukannya"
"Mengapa tidak?"
"Aku ini bukan apa-apa sehingga seandainya kehilangan dirimu pun aku rela, tak ada yang abadi walau memang kadang terlalu sulit menerima kenyataan..."

Kalimat terakhirnya cukup membuatku merasa bersalah. Aku tidak pernah meragukan dirinya. Sudah terlalu banyak 'pertengkaran' semacam ini. Suatu proses atas nama pendewasaan. Kami pun cukup sadar untuk melewati gerimis berkerikil tajam ini. Bukan suatu alasan untuk menyerah dan berpisah.

Dalam keremangan senja gerimis benar-benar menutup hari. Lampu temaram jalanan mulai menghiasi sudut kota. Para pekerja kantoran mulai berhamburan, sebagian menutupi kepala sebisa mereka. Pertanda episode kehidupan dimulai kembali.

"Memang sulit untuk menutup masa lalu, apalagi tentang dia.."
"Maksud kamu?"
"Selesai tidak selesai itu hanya dipikiranmu saja. Aku tidak tahu apa-apa."
"Apakah itu mengubah sesuatu?"
"Mungkin saja!"
"Apa itu?"
"Mungkin tidak ada bedanya. You do well and i'll live mine."

Ingatanku kembali pada Inez, yang mungkin punya sejuta tanya tentang mengapa Francis meninggalkannya hanya demi sebuah masa lalu yang tertinggal dan belum selesai. Bukanlah masa lalu itu adalah akhir dan kita hanya diperbolehkan untuk menengok sebentar. Bukan lantas tinggal kembali dan menjalaninya sementara melupakan hari ini.

Aku tersadar ketika perempuan itu memelukku erat dalam guyuran gerimis. Aroma perpisahan mulai mewangi. Aku harap bukan, mungkin itu sisa parfumnya. Perempuan itu bergegas mengejar taksi. Dalam hitungan detik, perempuan itu menuju belantara kemacetan. Macet di Jakarta adalah bagai dosa yang takkan berakhir. Kulangkahkan kaki, sambil bergumam dalam hati: i'm all alone, and life is very long.

Ponselku berbunyi. Yup. Malam ini aku ada kencan dengan Cinta. Yeah!


Paninggilan-Medan Merdeka Barat, 13 Juni 2011.


* dari lirik lagu "Remember My Sweet Moments", soundtrack iklan Tropicana Slim
** baca novel"Travelers Tale", Adhitya Mulya dkk, Gagasmedia, 2007
*** dari lirik lagu "Lelah" dinyanyikan oleh Rafika Duri

Jumat, 10 Juni 2011

Royal Alhakam Air Force


Kadang-kadang kita juga perlu menunjukkan bahwa kita ini bangsa yang berdaulat atas seluruh tanah air. Kadang-kadang juga kita mesti unjuk diri tanpa harus saling menyerang.

Il Squadra de RAAF (Royal Alhakam Air Force)

MiG-29 Fulcrum (Multirole Fighter)

Performance:

- Maximum speed: Mach 2.25 (2,400 km/h, 1,490 mph)
- Range: 1,430 km (772 nmi, 888 mi) with maximum internal fuel[117]
- Thrust/weight: 1.01

Armaments:

- 1 x 30 mm GSh-30-1 cannon with 150 rounds
- Up to 3,500 kg (7,720 lb) of weapons including six air-to-air missiles — a mix of semi-active radar homing (SARH) and AA-8 "Aphid", AA-10 "Alamo", AA-11 "Archer", AA-12 "Adder", FAB 500-M62, FAB-1000, TN-100, ECM Pods, S-24, AS-12, AS-14


MiG-23 Flogger (Interceptor/Fighter)

Performance:

- Maximum speed: Mach 2.32, 2,445 km/h
- Range: 1,150 km with six AAMs combat
- Thrust/weight: 0.88

Armaments:

- 1x Gryazev-Shipunov GSh-23L 23 mm cannon with 200 rounds
- R-23/24 (AA-7 "Apex")
- R-60 (AA-8 "Aphid")
- R-27 (AA-10 "Alamo")
- R-73 (AA-11 "Archer")
- R-77 (AA-12 "Adder")




F-14 Tomcat (Interceptor/Fighter/Multirole Fighter)

Performance:

- Maximum speed: Mach 2.34 (1,544 mph, 2,485 km/h) at high altitude
- Combat radius: 500 nmi (575 mi, 926 km)
- Thrust/weight: 0.91

Armaments:

- 1× 20 mm (0.787 in) M61 Vulcan 6-barreled gatling cannon, with 675 rounds
- AIM-54 Phoenix, AIM-7 Sparrow, AIM-9 Sidewinder
- JDAM Precision-guided munition (PGMs)
- Paveway series of Laser guided bombs
- Mk 80 series of unguided iron bombs
- Mk 20 Rockeye II
- Tactical Airborne Reconnaissance Pod System (TARPS)
- LANTIRN targeting pod




Alhakam Air Force Base, 10 Juni 2011.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...