Rabu, 19 Agustus 2015

Islam di Mata Orang Jepang

Buku ini adalah buku kedua Hisanori Kato yang saya tamatkan. Sebagai seorang Indonesianis, Sato-san tidak hanya melibatkan dirinya hanya sebatas pengamat. Lebih dari itu, ia membaur dan merangkul banyak tokoh dalam penelitiannya ini. Perlu diketahui juga bahwa tokoh-tokoh yang ditulis dalam buku ini juga ditemuinya ketika menulis karyanya yang lain, "The Clash of Ijtihad".


Tulisannya tentang agama Islam di Indonesia menarik sekali untuk jadi bahan diskursus. Terlebih, ia mendatangi sendiri para narasumber dengan berbagai latar belakang yang beragam. Mulai dari tokoh Islam moderat, liberal, hingga fundamental. Perjumpaannya dengan Abu Bakar Baasyir adalah satu hal yang eksepsional dalam buku ini. 

Selain bertemu Abu Bakar Baasyir yang seringkali dituduh melakukan serangkaian kegiatan berbau makar, Kato juga menemui tokoh-tokoh lain yang berpengaruh dalam perkembangan Islam di Indonesia. Ia mendatangi Bismar Siregar, mantan Hakim Agung yang terkenal di zaman Orde Baru; dan Mohamad Sobary, peneliti LIPI. Bahan perbincangan dari keduanya, menjadi bahan pengantar memasuki khazanah Islam di Bumi Nusantara.

Selanjutnya, Kato-san menulis pengalamannya ketika berjumpa dengan para tokoh Organisasi Islam.  Sato-san menemui pemimpin FPI, Eka Jaya, untuk mencari alasan dibalik aksi-aksi yang dilakukan FPI. Ia juga mendatangi Ismail Yusanto dari Hizbut Tahrir Indonesia yang berjuang  mengembalikan sistem kekhalifahan di Indonesia. Dari sisi lainnya, Kato juga bertemu dengan Ulil Abshar Abdalla yang mengibarkan bendera Islam Liberal.

Untuk menyeimbangkan segenap opini yang berkembang dalam buku ini, Kato-san juga memuat catatan pertemuannya dengan Lily Munir. Tentang bagaimana penafsirannya mengenai agama Islam untuk perempuan. Hubungan antara Islam dan Politik kemudian diungkapnya melalui pertemuan dengan Fadli Zon, aktivis mahasiswa yang saat ini bergabung dengan satu partai politik. Terakhir, dan agak panjang, adalah catatan kecilnya ketika bertemu dengan Gus Dur (Abdurrahman Wahid, mantan presiden RI). Saat itu, ia berteman baik dengan Gus Dur dan bicara banyak soal agama islam lokal dan demokratisasi dalam Islam.

Menutup catatan sudut pandangnya ini, Sato-san juga menulis esai singkat tentang perjalanan panjang menuju Islam. Bahwa tokoh-tokoh yang dijumpainya berjuang dengan caranya masing-masing menemukan Islam sebagai jalan hidup menuju kebenaran. Perdebatan mengenai fundamentalisme, liberalisme, feminisme, sosialisme, hingga demokratisasi dalam buku ini adalah nilai-nilai keragaman pemahaman dan pemaknaan atas Islam di Indonesia. 

Dengan demikian, Sato-san telah memberi sumbangan yang amat berarti bagi khazanah Islam di Nusantara. Terutama sejak buku ini berangkat dari tujuan penelitian. Lebih jauh, buku ini merupakan cermin bagi masyarakat Islam di Indonesia. Cermin untuk melihat kembali nilai keislaman kita yang senantiasa kita jalani dan amalkan.

Judul           : Islam di Mata Orang Jepang: Ulil, Gus Dur, sampai Ba'asyir
Penulis        : Hisanori Kato
Penerbit      : Penerbit Buku Kompas
Tahun          : 2014
Tebal          : 176 hal.
Genre         : Agama Islam


Dharmawangsa-Medan Merdeka Barat, 19 Agustus 2015

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...