Kamis, 31 Desember 2020

Sunatan

Nak,
 
Baru genap 5 tahun umurmu, namun Bapak harus berani mengambil sebuah keputusan besar. Ya, apalagi kalau bukan sunatan atau khitanan. Sebuah momen 'sakral' untuk anak laki-lak. Bapak harap keputusan kali ini adalah yang terbaik.
 
Ingatan Bapak melayang pada suatu waktu dimana Bapak sempat menjadi Panitia Sunatan Massal. Waktu itu Bapak bertugas sebagai penjaga kaki anak-anak yang akan disunat. Maksudnya, Bapak menjadi orang yang memegang kaki anak-anak itu bila mereka meronta kesakitan. Lumayan, bapak harus menghadapi 30-an anak dengan segala macam kondisinya. Sampai Bapak tak mampu makan sate barang seminggu.

Bapak sanggup melihat bagaimana anak-anak itu disunat. Namun, hati Bapak rasanya sama teriris saat melihatmu disunat. Bapak tidak sekuat itu, Nak. Kamu harus lebih kuat dari Bapak, kelak.

Teknologi persunatan rupanya sudah mengalami banyak kemajuan. Bila waktu itu, dengan sunat metode laser anak-anak bisa bermain kembali dalam waktu sekitar 3 hari, kini dengan metode klem, kamu bisa jalan tenang mondar-mandir setelah sunat. Mungkin, baru mulai merasa sakit ketika efek obat penghilang nyeri hilang. Kami dulu lebih payah, walau hanya untuk sekedar berjalan ke kamar mandi.

Nak,

Sungguh Bapak akui keberanianmu. Untuk anak lima tahunan, kamu sudah terlatih menghadapi rasa sakit. Bapak salut karena Bapak pun tidak seberani itu dulu tahun 1996. Sayangnya, Akung dan Uti tidak sedang bersama kita disini. Mendampingimu di momen sakralnya anak laki-laki.

Bagaimanapun itu, tentu Bapak dan Ibu berharap kebaikan selalu bersamamu. Hari ini, esok, dan seterusnya. Jadilah matahari kami yang paling bersinar!


Cipayung, 13 Desember 2020.

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...