Rabu, 12 Januari 2022

By The River Piedra, I Sat Down and Wept: Pembacaan Kedua

Sumber gambar: www.goodreads.com

 

Buku ini adalah buku kedua dari Paulo Coelho yang saya baca setelah 'The Alchemist' atau 'Sang Alkemis'. Pertama kali dibaca pada Oktober 2009 dan selesai sebulan setelahnya. Terus terang, buku ini punya judul yang menarik untuk dibaca. "By The River Piedra, I Sat Down and Wept", bisa dimaknai bermacam-macam. Entah itu menangis sedih atau tangis bahagia, rasanya membuat penasaran. Apalagi gambar sampulnya juga mendukung imaji atas pembacaan teks didalamnya.

Bertema cinta, buku ini menceritakan perjalanan cinta dua manusia, Pilar dan sang lelaki teman masa kecilnya yang akhirnya menyatakan cintanya setelah menjalani kehidupan spiritual yang mendalam. Mereka berdua akhirnya dipertemukan oleh takdir. Mereka pun mengadakan perjalanan dengan segala lika-likunya. Termasuk segenap perjalanan yang dipenuhi pergulatan dan karunia Tuhan.

Jujurly, saya sudah lupa dengan kesan pembacaan pertama atas buku ini setelah satu dekade lebih. Saya menghabiskan waktu sebulan untuk menamatkannya. Namun, pada pembacaan yang kedua ini rasanya lebih mengalir dan ringan saja. Mungkin karena pengalaman dan jam terbang saya dengan novel lain sehingga membuatnya lebih mudah.

Saya masih ingat bahwa saya mengharapkan sebuah kejutan pada buku ini, terutama karena judulnya. Saya harap pembaca maklum adanya, karena ternyata buku ini tidak memiliki banyak kejutan. Ada sedikit intens menjelang akhir cerita, ketika mereka berdua telah sampai pada Biara di sekitar Sungai Piedra. Namun, lagi-lagi disana hanya ada sebuah akhir yang bahagia. Cinta telah menemukan jalannya sendiri.

Judul           : Di Tepi Sungai Piedra, Aku Duduk dan Menangis
Penulis        : Paulo Coelho
Penerbit       : Gramedia Pustaka Utama
Tahun          : 2005
Tebal           : 224 hal.
Genre          : Novel


Pajang, 12 Januari 2022

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...