Kamis, 03 Agustus 2023

Tough Choices: Sebuah Pembukaan

“... life is about the journey, not the destination. The steps along the way are what makes us who we are...” hal. 85


Sumber gambar: www.goodreads.com

Saya pertama kali berkenalan dengan buku ini di suatu perpustakaan sekolah medio 2009. Kebetulan, saat itu seorang siswi sedang membaca sekilas kemudian meminjamnya. Penasaran, akhirnya ketika buku itu dikembalikan, saya lantas mulai membaca sedikit halaman pembuka. Sampulnya menarik dan cukup simple. Sebuah potret seorang perempuan yang nampak masih “perkasa” dengan sisa-sisa kejayaannya. Judulnya pun langsung menimbulkan banyak pertanyaan dalam benak saya.

Buku ini adalah sebuah memoar yang ditulis sendiri oleh Carly Fiorina, mantan CEO Hewlett-Packard (HP). Menarik untuk mengetahui cerita mengenai seorang perempuan yang menjadi pemimpin di sebuah perusahaan besar berskala internasional. Untuk tahu bagaimana latar belakangnya sedari kecil, kisah-kisah dan pergolakan di masa beranjak dewasa, hingga berbagai keputusan yang diambil dalam menjalani serangkaian peristiwa dalam hidupnya.

2013 lalu, pernah sekali waktu saya menemukan buku ini di sebuah toko buku import di bilangan Senayan. Waktu itu, saya tidak punya cukup keinginan untuk menuntaskan pembacaan buku ini. Saya masih punya buku-buku yang belum dibaca dan itu banyak sekali. Keinginan itu muncul kembali ketika saya mulai mengumpulkan daftar wishlist buku yang ingin saya baca di Goodreads, pasca mereka menghapus My Stories di halaman mereka. Saya pun memberanikan diri untuk membeli buku-buku bekas di platform marketplace online shopping, dimulai dengan ‘Seribu Kunang-Kunang di Manhattan’ dan ‘Adam Makrifat’ yang pembaca tentu saja sudah lebih dulu membacanya sebelum tulisan ini.

Saya membeli memoar ini bersamaan dengan buku dari Tina Fey ‘Bossypants’, sebuah memoar yang penuh dengan humor. Saya sengaja menunda ‘Bossypants’ agar dapat fokus menamatkan ‘Tough Choices’ terlebih dahulu. Saya mendapatkan buku ini sebagai buku bekas yang pernah berada dalam rak toko buku yang tahun 2013 lalu saya kunjungi dan harganya tidak dalam kurs rupiah, merupakan pada harga aslinya USD 24,99. Warna kertasnya sudah menguning, kertas sampulnya masih dalam keadaan baik, tidak ada halaman yang rusan ataupun sobek, dan yang paling penting: tidak ada penanda apapun dari pemilik sebelumnya. Anggap saja ini buku baru yang halamannya sudah menua. Hahaha.

Saya selalu menyukai apa yang ditulis Carly Fiorina dalam halaman-halaman awal. I do what i thought was right... My soul still on my own... Kata-katanya seakan menguatkan dan memberi harapan bahwa apa yang kita lakukan adalah hasil pertimbangan kita sendiri dengan segenap pengalaman yang akan kita pertanggungjawabkan.

Sepanjang pembacaan sampai halaman 98, ada banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran dan motivasi. Tentang bagaimana menghadapi situasi penuh pilihan, tentang bagaimana mengambil resiko, juga tentang bagaimana berhadapan dengan banyak orang dalam konteks bisnis internasional. Saya merasa mendapatkan banyak insight dari perjalanan yang bahkan belum seperempat buku. Setidaknya, dalam hidup saya yang mulai membosankan ini ada sesuatu yang bisa membuat saya berpikir kembali tentang banyak hal.

Anyway, saya masih harus menamatkan buku ini. Saya selalu merasa harus menamatkan buku ini sejak menemukannya kembali. Saya tidak terlalu tahu sepak terjang dan jejak karir dari si penulisnya. Namun, saya selalu punya alasan untuk belajar memahami kembali bahwa pengalaman adalah guru terbaik.

Pajang, 3 Agustus 2023.

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...