Kamis, 22 Desember 2011

Surat Cinta untuk Aninda: Episode Hari Ibu


Aninda sayang, akhirnya aku bisa menyisihkan waktu sejenak untuk menarik nafas dan mengirim surat padamu. Ah, satu alasan klise yang sudah terlalu sering jadi alasan untuk segenap kebodohanku. Entah untuk keberapakalinya, maafkan aku, Aninda.


Aninda tercinta, Desember sudah mendekati akhir. Begitu juga setiap cerita, selalu memiliki akhir. Aku selalu ingat bulan Desember. Satu waktu dimana cinta kita mulai bersemi.

Aninda, tentu kau masih ingat saat itu. Kau pun pasti belum lupa lembutnya tiramisu di kedai coklat itu. Ah, rasanya itu seperti baru kemarin kita alami. Kau pun tahu selanjutnya ketika aku tutupi kedua daun kupingku usai kunyatakan cintaku padamu. Ada rona bahagia di wajahmu, Aninda. Wajahmu memerah. Aku tersipu. Biar bintang tak datang menerangi malam aku tahu kau terima cintaku.

Sambil menunjuk satu bintang di langit kelam kau bisikkan padaku cita dan harapmu. Berdua kita kan terbang menuju kesana walau hanya berkain cinta dan kita juga kan menyanyikan lagu itu. Lagu yang Kimberly selalu nyanyikan pada setiap Choir Grand Prix. A whole new world... A new horizon to pursue... Layaknya Aladdin dan Putri Jasmin.

Dalam diam aku pun membayangkan kita akan beranak pinak kelak. Aku akan selalu berada disisimu saat anak-anak kita lahir nanti. Mengumandangkan adzan ditelinga mereka seraya mengucap doa-doa yang terbaik. Aku juga bayangkan saat-saat mereka mulai sekolah. Kau akan menyiapkan bekal dan aku akan setia mengantar pergi ke sekolah. Tak lupa, dengan ciuman di kening  sebelum mereka masuk kelas. Ah, kebahagiaan itu sederhana rupanya.

Kau juga bisikkan padaku, apakah aku akan selalu mencintaimu. Tiba-tiba aku harus menatap dalam pada dua matamu. Bukan aku meragukanmu tapi sungguh ku tak ingin engkau jauh dariku. Aku pun memelukmu sambil bisikkan janji untuk selalu menjaga bunga-bunga yang ada di ladang cinta kita.

Kau pun tersenyum waktu itu. Senyum yang selalu kurindukan dan selalu membuatku ingin pulang. Pulang kemana cinta kita kan beradu. Pada hati yang terpilih. Hatimu.

Selamat Hari Ibu. Aku yakin engkau lebih dari mampu untuk jadi seorang Ibu yang seutuhnya mengasihi.
 
Peluk hangat dan cium,

Kekasihmu di ujung dunia

 

Paninggilan, 21 Desember 2011.

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...