Minggu, 12 Oktober 2014

Mandiri Run Bandung 2014

Life can pull you down but running will lifts you up. 
- Jenny Hadfield

Finally, i'm running back in Bandung. As you might see, saya sudah lama tidak turun berlomba. Lomba terakhir saya adalah Pocari Sweat Run Jakarta pertengahan Mei lalu. Selebihnya, saya hanya berlomba dengan diri saya sendiri. Mandiri Run edisi Bandung hari ini adalah lomba kedua saya tahun ini di Bandung setelah Bandung Love Run, Februari kemarin. 


Saya cukup excited dengan lomba kali ini. Paket racepack yang cukup lengkap dan segenap kemeriahan di karnaval nusantara (seperti acara serupa di Jakarta) adalah bonus tersendiri bagi para peserta. Saya boleh memberi nilai lebih tersendiri untuk running shirt yang pada lomba ini diendorse oleh League. Pun, BIB tipis yang melekat pada material kertas. 

Rute lomba juga dibuat senyaman mungkin untuk 5K dan 10K. Udara pagi Bandung yang dihembuskan pepohonan di sekitar jalur lomba adalah teman yang baik untuk para pelari. 

Lomba hari ini cukup rapi dari sisi penyelenggaraannya. Marshall lomba waspada di setiap titik persinggungan jalur lalu lintas. Pada beberapa area juga dibuat pembatas jalur bagi pelari agar tidak mengganggu lalu lintas. Walau masih saja pengendara banyak yang tidak sabar ketika pelari harus dihentikan oleh Marshall. Tempat sampah untuk gelas di water station cukup banyak walau hanya berbentuk plastic bag besar. 

The Worst Race Ever

Personally, hari ini adalah my worst race ever. Hari lomba terburuk untuk saya. Saya tidak membawa BIB yang saya siapkan semalam. Barangkali karena saya salah tidak menyimpannya langsung ke dalam tas. Saya baru menyadarinya ketika sudah berada di Jl. Pajajaran. Butuh waktu 15 menit untuk kembali ke rumah. Padahal waktu start tinggal 15 menit pula. 

Alhasil, saya tidak punya data untuk lomba saya hari ini. Saya resmi tidak tercatat dalam sistem bawaan Chronotrack. Praktis, saya hanya punya Nike+ di ponsel sebagai perekam jejak lomba ini. Saya menyesal walau panitia tetap mengalungkan medali finisher. Kecerobohan itu dekat pada kesalahan dan kesalahan itu mahal harganya. Saya jadi ingat lagi petuah lama di Formula 1. 

Eniweeey, penyesalan saya tadi agak terbalas dengan performa lomba. Andai saja saya berlari 200 meter lagi setelah garis finis, niscaya saya akan mencetak Fastest 5K untuk Personal Record di Nike+. Akhir kata, saya berpesan kepada sesama rekan sepelarian dan utamanya untuk saya sendiri. Menyiapkan fisik dan mental untuk lomba sama pentingnya dengan menyiapkan peralatan lari itu sendiri. Be prepare, get the best of yourself. 


Pharmindo, 12 Oktober 2014. 
sambil nonton The Joseon Shooter Episode 4 

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...