Senin, 30 Juni 2014

Semusim, dan Semusim Lagi

Tidak banyak yang ingin saya bahas soal buku ini. Komentar dari Dewan Juri Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2012 “...ditulis dengan teknik penceritaan yang intens, serius, eksploratif, dan mencekam.” Sudah cukup mewakili. Barangkali hal inilah yang menjadi kekuatan buku ini sehingga mampu menjadi pemenang Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta.


Sejak awal pembacaan dimana si tokoh Aku bercerita tentang hubungannya dengan sang Ibu, saya sudah merasakan ada sesuatu yang tidak lazim. Adalah hubungan antara ibu dan anak yang tidak biasa (untuk tidak menyebutnya absurd) yang kemudian menjadi pembuka bagi keseluruhan cerita. Personally, cerita semacam ini jarang saya temukan pada buku lain yang bergenre sama.

Saya masih belum bisa menemukan ketegangan dan intensitas cerita ketika si Aku bertemu dengan Muara. Awal pertemuan yang membuat mereka semakin dekat hingga keduanya berhubungan intim. Sampai disini, cerita masih berjalan seperti biasa. Namun, apa yang terjadi setelahnya itu adalah satu kejutan tersendiri dan cerita pun perlahan mulai absurd. Kehadiran Sobron dalam bentuk ikan koki yang menjelma nyata menghadirkan satu permasalahn sendiri bagi si Aku.

Ketika Muara bersimbah darah ditangannya, Sobron menghilang. Tak pelak, si Aku pun dianggap gila meskipun tidak ada tanda-tanda atau gejala yang menampakkan kelainan jiwa. Saya mulai merasakan intensitas cerita ketika pembacaan sudah melebihi setengah tebal buku. Kehidupan si Aku di rumah sakit jiwa (or whatever you name it) adalah lika-liku dan sebuah misteri tersendiri. Happy ending, adalah sebuah harga yang pantas bagi cerita ini.

Harus diakui bahwa memang buku ini memiliki karakter yang tidak pernah dimiliki buku lain. Pemahaman penulisnya terhadap filsafat mampu merangkai satu pemaknaan yang ikut lebur menjiwai seluruh jalan cerita. Tentunya, kehadiran buku ini dalam ranah sastra turut memperkaya khazanah sastra Indonesia umumnya. Oleh karena kekurangtahuan saya terhadap filsafat, maka tulisan ini saya cukupkan sekian.

Manado, 26 Juni 2014

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...