Senin, 30 Juni 2014

Mari Lari

Kalau ada film yang saya tunggu rilis di bulan Juni ini adalah ‘Mari Lari’ dan ‘Transformers 4: Age of Extinction”. Berhubung Optimus Prime baru bisa mentas bareng Mark Wahlberg 27 Juni nanti maka saya menonton “Mari Lari” dulu. Tepat di hari ketika Cinema 21 memangkas jadwal film ini. 


Film ini bercerita tentang seorang Rio Kusumo (Dimas Aditya) yang tidak pernah menyelesaikan apapun sepanjang hidupnya. Let’s say him as an under-achiever. Pekerjaannya hanyalah seorang sales di dealer mobil yang juga berusaha menamatkan kuliahnya. Ayah Rio, Tio Kusumo (Donny Damara) adalah seorang mantan atlet yang sukses memiliki sebuah pabrik garmen. Tio tidak pernah yakin bahwa Rio suatu saat akan menyelesaikan apa yang dia mulai. Tio menganggap tidak ada yang pantas dibanggakan dari anak satu-satunya itu. Hal itu pula yang membuat Rio terpaksa angkat kaki dari rumah.

Hubungan Rio dengan ibunya, Fitri Kusumo (Ira Wibowo) cukup dekat. Rio bahkan mengajak sang Ibu menikmati gaji pertamanya. Malam itu pula Rio tidak menyadari bahwa Ibunya menyimpan sebuah rahasia.  Penyakitnya yang terlanjur parah mengantarkan sang Ibu kembali kepada Sang Pencipta. Sepeninggal ibunya, Tio mengajak Rio kembali ke rumah. Mereka tinggal bersama kembali namun tanpa hubungan ayah-anak yang normal.

Dari sebuah iklan di radio, Rio mendengar informasi tentang Bromo Marathon. Even lomba lari tahunan yang digelar di kawasan pegunungan Bromo. Rio punya niat untuk mengikutinya. Rio berhasil menemukan undangan dari pihak penyelenggara atas nama kedua orang tuanya, Tio Kusumo dan Fitri Kusumo. Berbekal kenangan dari sebuah album yang sudah lama hilang, Rio memberanikan diri untuk bicara pada ayahnya. Rio ingin menggantikan posisi ibunya di Bromo Marathon.

Sekali lagi, Tio menunjukkan ketidaksukaannya pada niat Rio. Rio dianggap belum mampu dan tidak pernah serius. Apalagi untuk mengikuti sebuah lomba lari jarak jauh pertama dalam hidupnya. Rio merasa tertantang untuk membuktikan pada ayahnya bahwa ia memang mampu. Rio termotivasi untuk berhasil finish demi sang Ibu.

Rio pun mulai berlatih. Ia mulai rajin berlatih. Perkenalannya dengan Annisa (Olivia Jensen) di dealer mobil tempanya bekerja tidak sia-sia. Suatu pagi, mereka bertemu dan berlari bersama. Sejak saat itu, Rio punya teman berlatih. Latihannya pun semakin bervariasi karena Rio berencana untuk lari Bromo Marathon yang memang butuh persiapan matang. Annisa ikut menjadi motivasi Rio. Rio berubah menjadi pribadi yang percaya diri. Terbukti dari pekerjaannya yang mulai menampakkan hasil.

Tio bukannya tidak tahu Rio mulai rajin berlatih. Tio memberi Rio tantangan untuk finish di satu event lari sebelum Bromo Marathon. Bila Rio bisa finish, Tio akan mengizinkan Rio ikut ke Bromo. Kesibukan kuliah serta semain padatnya jadwal pekerjaan membuat Rio kurang persiapan dalam mengahdapi tantangan pertamanya. Alhasil, Rio keteteran dan hampir menyerah andai saja tidak terlibat dalam suatu percakapan di mobil panitia lomba. Usai lomba, Rio menyusul ayahnya dan meninggalkan medali finishernya di kaca mobil. Sambil berharap itu bisa menjadi bukti kesungguhannya untuk mengikuti Bromo Marathon.

Persiapan Rio semakin matang untuk berangkat ke Bromo. Namun, disaat terakhir Annisa batal berangkat kesana. Ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkannya. Dalam hubungan mereka yang sudah dekat Rio sempat merasa kecewa namun ia tetap harus berangkat. Demi janji kepada dirinya sendiri sekaligus pembuktian pada ayahnya. Rio pun berangkat bersama ayahnya ke Bromo Marathon. Perlahan, hubungan ayah-anak ini mulai membaik. Tio mulai melihat kesungguhan dalam diri Rio.

Rio akhirnya berada pada tempat yang dia inginkan. Ia berlari di Bromo Marathon bersama ayahnya. Kilometer demi kilometer ia lalui. Semangatnya masih belum padam. Namun, akibat kelengahannya Rio terjatuh dan kakinya luka. Ayahnya yang sudah terlajur jauh berada di depan Rio mulai cemas. Tio pun segera menyusul ke belakang dan menemukan Rio yang berjuang untuk terus berlomba dengan lukanya. Rio merasa tidak enak karena perhatian ayahnya itu. Rio tahu ayahnya sedang mengejar catatan waktu terbaik untuk even Bromo Marathon kali ini.

“Waktu terbaik ayah, adalah sama kamu” adalah kalimat yang meluncur dari mulut ayahnya. Sebuah kalimat yang cukup meyakinkan Rio untuk terus berlari menggapai garis finish. Walau didera luka yang cukup mengganggu namun Rio berhasil menyelesaikan marathon pertamanya.

Catatan Singkat  

Sudah banyak film bertema olahraga yang lebih dahulu menghiasi layar bioskop. Termasuk film ini. Hanya saja, film bertema olahraga lari dalam dasawarsa terakhir, saya rasa baru mampu direpresentasikan oleh film ini. Film garapan Delon Tio yang ditulis oleh Ninit Yunita (pelari dan penulis buku) ini bercerita dengan jujur mengenai aspek-aspek humanisme yang berkaitan dengan olahraga lari.

Teh Ninit bahkan merilis film ini bersamaan dengan launching novel dengan judul yang sama. Teh Ninit pun bahkan muncul dalam film ini, bersama sang suami tercinta pemilik suamigila.com @adhityamulya. Saya menikmati ‘perkelahian’ mereka di dalam mobil yang ditumpangi bersama Rio. Kemunculan cameo semacam ini adalah satu sensasi tertentu yang menyenangkan.

Sebagai film keluarga, ‘Mari Lari’ mampu memberikan kesan hangat dan pentingnya arti sebuah keluarga. Pelajaran utama tentang motivasi, berani memulai, berproses, dan selesai, tidak ketinggalan. Elemen-elemen kunci dalam hidup tersebut menjadi nilai tambah tertentu bagi penonton. Entah bagi mereka yang sama berlari atau bagi mereka yang membutuhkan dukungan motivasional tertentu. Tidak berlebihan rasanya bila film ini saya nobatkan sebagai Film Keluarga Terbaik tahun ini.
Bagi saya pribadi, film ini punya pesan yang kuat. Berani memulai, berproses, kemudian selesai. Saya teringat pada pesan seorang senior di Kampus. Katanya, “Kalau mau, pasti bisa. Kalau bisa, belum tentu mau.” Satu hal yang akan terus terngiang dalam ingatan saya. Akhir kata, usai layar bioskop ditutup saya hanya mampu bergumam “Ya iya lah, kalau ditemenin Olivia mah saya juga bisa lari sampai Bromo mah..”

Judul           : Mari Lari
Sutradara    : Delon Tio
Cast            : Dimas Aditya, Olivia Jensen, Donny Damara, Ira Wibowo, Ibnu Jamil
Tahun         : 2014
Produksi     : Nation Pictures
Genre         : Drama-Olahraga 

Bandung, 14 Juni 2014
Usai nonton bersama @farida_ella

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...