Rabu, 28 Desember 2016

Stalking Indonesia with Margie!

"Mendidik satu desa penduduk tempat daerah wisata tentunya jauh lebih mudah dibandingkan mendidik 1.000 turis tengil sok tahu asal berbagai kota besar di Indonesia." 
("Tuh Lumba-lumba", hal. 79)

Courtesy: www.goodreads.com
  
Istilah "stalking" menjadi populer belakangan ini ketika media sosial semakin populer dan aksesibel pada semua lapisan masyarakat. Lengkap satu paket dengan pelakunya yang biasa disebut sebagai "stalker". Stalking bukan hanya berarti sekedar aktivitas melihat-lihat saja. Tetapi juga, mengetahui lebih banyak mengenai satu objek tertentu. Stalking Indonesia tentunya tidak lepas dari latar tersebut.

Stalking Indonesia bukanlah local guide semacam Lonely Planet dan buku-buku lain yang sejenisnya. Stalking Indonesia bukan juga buku panduan tentang bagaimana caranya berwisata di berbagai daerah tujuan wisata di Tanah Air. Stalking Indonesia bukan juga catatan perjalanan biasa. Ia adalah buku traveling eksepsional. Ia lahir dari keraguan penulisnya karena tulisan-tulisannya tidak seperti yang biasa dijumpai di travel blog. Ia justru mampu mengungkap lebih jauh secara mendalam tentang suatu objek wisata.

Ia ditulis oleh seorang penggila jalan-jalan dengan rasa ingin tahu yang sangat besar dimana secara obsesif penulisnya selalu ingin ngulik, mengintip, dan melacak semua seluk beluk setiap objek atau tujuan wisata yang dikunjunginya. Akibatnya, informasi yang sampai pada pembaca tergali habis, mulai dari hal-hal yang sepele hingga yang lebay-lebay.

Agaknya, bila kita mau menarik benang merah dari semua catatan Margie dalam buku ini, kita dapat menemukan problem yang sama; repetitive problem di hampir semua objek wisata Tanah Air. Kita tentu menyayangkan mengapa biaya untuk menginap di Raja Ampat begitu mahal. Tetapi, kita juga mafhum bila ternyata harga yang dipatok terlalu mahal itu ternyata demi kelestarian alam sekitar Raja Ampat juga, misalnya. 

Margie yang bangga dengan kebiasaan stalkingnya ini setidaknya membuat kita para pembaca menjadi 'lebih tahu dari tahu'. Bukan hanya sekedar tahu cara ikut melihat pemandangan luar biasa di Bumi Ibu Pertiwi ini, tapi juga melihat sisi-sisi lain dibaliknya, tentang isu dan konflik yang terkadang ikut menyusunnnya. Sebagai bonus, Margie juga memberi kita pilihan. Mau pilih perjalanan pangkal kaya atau perjalanan penuh gengsi. It's up to you. Happy traveling and happy stalking!

Judul                   : Stalking Indonesia
Penulis               : Margareta Astaman
Penerbit             : Penerbit Buku Kompas
Tahun                 : 2014
Tebal                  : 198 hal.
Genre                 : Sosial-Budaya


Cipayung, 26 Desember 2016.

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...