Senin, 20 Oktober 2008

Sebuah Lagu dan Catatan Perpisahan

”selamat tinggal semua, bukan aku tak cinta
tiada lagi tersisa, bahkan mimpi kubawa
....
selamat jalan kawan, bukan aku tak cinta
mungkin saja kau benar
semoga saja kau benar”
Iwan Fals, Semoga Kau Benar, Album 1910

Petikan lirik lagu dari Iwan Fals yang judulnya "Semoga Kau Benar" ini kembali terngiang di kepala saya. Saya lupa kapan terakhir kalinya saya memutar lagu itu. Sebelum lulus SMA lagu itu bisa sempat mengisi hari-hari saya. Tapi, siang ini entah kenapa saya benar-benar ingin mendengarkannya lagi.

Waktu SMA dulu, sebagian dari petikan lagu diatas pernah saya katakan pada beberapa orang sahabat saya yang akan mengikuti ujian saringan mandiri di UGM, Yogyakarta sana. Saya (tentunya) berharap bahwa apa yang mereka lakukan dengan keputusan mereka mudah-mudahan benar adanya.

Berpisah dan meninggalkan sesuatu adalah sebuah konsekuensi yang datangnya satu paket dengan kejadian itu sendiri. Entah siap atau tidak tapi kenyataan datang untuk dihadapi lalu dijalani. Memang tidak selalu kita berpisah dengan lambaian tangan atau pun tangis sendu di bibir pelabuhan. Perpisahan mungkin terjadi begitu saja tanpa persiapan apa-apa bahkan ucapan selamat tinggal sekalipun.

Kalaupun perpisahan ini harus terjadi untuk sebuah alasan biar waktu saja yang membuktikan bahwa memang perpisahan itu layak adanya.

Hasta luego mi amigos*),



*) Sampai berjumpa lagi, kawanku - dari bahasa Spanyol


Pharmindo, 20 Oktober 2008, 12.31

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...