Selasa, 14 Agustus 2012

Sebuah Kebanggaan dari Indonesia

Today was definitely not my day. Too much distraction in every way i did. You have your own 'bad day' with your own terms. To me, i don't really know what i feel right now. It's a kind of something that you just can't avoid.

That's not what i'm gonna tell you. 

Agak penasaran waktu tahu @adhityamulya kuis di blog suamigila.com. Aneh aja, secara penulis favorit saya ini jarang ngadain kuis lewat blognya. Barangkali, semangat beliau masih menggebu-gebu soal "apa sih yang bisa dibanggain dari Indonesia?". Sila baca post terbaru berjudul "Bangga Sama Indonesia".

Menjelang perayaan kemerdekaan 17 Agustus, selalu ada pertanyaan dalam benak saya. Apa kita sudah benar-benar merdeka? Faktanya, memang NKRI telah melalui sejarah yang panjang dalam usaha pencapaian kemerdekaannya. Sila baca kembali buku-buku Sejarah Indonesia. Satu fakta yang tidak terbantah hingga hari ini.

Masalahnya, kemerdekaan yang sudah kita rasakan selama 67 tahun ini sudah berdampak apa pada kehidupan kita? Sudahkah bertambah baik, atau malah stagnan hingga hampir masuk jurang kebangkrutan? Masih adakah yang bisa dibanggakan dari sebuah entitas bernama Indonesia? Please noted, bukan sekedar kebanggaan semu hanya karena jadi fans fanatik Timnas Garuda.

Tulisan berikut saya kutip dari tulisan @adhityamulya di blognya:

"Ketika maling ada di mana-mana dan tidak tersentuh hukum, Negara jalan di tempat. Prestasi olahraga tidak terurus. Singapura dan Malaysia yang merdeka lebih lambat dari kita, jadi lebih maju dari kita. MRT gak jadi-jadi karena keberadaannya akan merugikan koruptor. Negeri tetangga udah beres dengan MRT dan bangun marina bay sands dan Menara petronas. Negara lain udah beres bangun kilang minyak, kita masih beli minyak jadi karena itu yang menguntungkan mafia minyak. Satu container berankat dari pulau jawa ke papua berisi semen, dipatok harga ongkos kirim 40 juta rupiah karena ada mafia transportasi yang menguasai. Kasian jadi orang Indonesia. Di mana kita hidup, di sana ada mafia.

Menpora entah sibuk ngapain yang jelas selama dia menjabat, prestasi olahraga ga pernah seancur ini. Menteri pertanian yang dari partai islam itu entah ngapain di departemennya sampe kedelai aja kita impor. Kementerian agam entah ngapain aja yang jelas, banyak data membuktikan bahwa ongkos haji bias lebih murah dari yang mereka patok. Kasian jadi jemaah haji Indonesia. Seharusnya nabung X aja cukup, tapi karena mark up, harus bayar Y. nabung lebih lama. Bukan gak mungkin ada yang meninggal duluan sebelum mampu bayar Y."

Miris memang melihat pencapaian negara tetangga yang merdeka lebih akhir dari Indonesia. Tidak perlu dulu dibandingkan dengan Jepang. Seakan semua pencapaian bangsa kita ini hanya seadanya saja.

Sebuah Kebanggaan

Masih berhubungan dengan kuis dan blogpost diatas, saya mencoba menjawab pertanyaan dari kuis di suamigila.com tadi:

Q:Gue minta kalian untuk sebutkan 1 hal tentang pemerintahan Indonesia yang membuat bangga.

dan inilah jawaban saya:



Entah mengapa, hanya jawaban itu yang terlintas dalam benak saya. Sedikit ngawur dan keluar konteks 'pemerintahan', tetapi bukankah kemajuan industri nasional adalah produk turunan dari Pemerintahan?

Memang benar adanya bahwa Indonesia ini pernah mengalami suatu loncatan dramatis dalam bidang teknologi. Terutama, dalam bidang kedirgantaraan. Tentu kita selalu terkenang akan Pak B.J Habibie dengan revolusinya sendiri untuk mendirikan pabrik pesawat terbang pertama di region ASEAN.

Hasilnya, Indonesia melalui PT. Nurtanio, lalu PT. IPTN, hingga kini PT. Dirgantara Indonesia, mampu memliki beberapa karya yang bisa dibanggakan. Deretan produk seperti helikopter BO105, Super Puma NAS332, CN235, NC212, hingga N250 pernah menjelajahi langit nusantara ini. Saya berharap, program pesawat baru N219 pun akan mengalami hal yang sama dengan para suksesornya.

Saya menyaksikan dan mengalami sendiri kejatuhan industri high-technology ini. Terutama sejak krisis moneter 1998 dan pailit tahun 2003. Saat ini, dengan sumber daya yang tersisa, baik dari sisi fabrikasi dan sumber daya manusia, PT. DI masih bisa bertahan dan membuat pesawat. Terakhir, mereka berhasil menyelesaikan 4 buah pesawat CN235-110 KCG pesanan Korean Coast Guard (Kesatuan Penjaga Pantai Republik Korea Selatan). Ke-4 pesawat varian CN itu melengkapi jumlah lini produk CN235 menjadi 59 buah, varian pesawat produksi PT. DI yang paling laris. Itu belum termasuk pesanan helikopter Super Puma NAS332 dan Bell 412 dari TNI.

CN235-110 KCG pesanan Korean Coast Guard (courtesy: indoflyer.net)

Update terbaru, PT. DI berhasil mendapatkan kontrak untuk membuat komponen pesawat terbang CN295 dari Airbus Military. Dalam bisnis pembuatan komponen, hal itu bukan merupakan sesuatu yang baru bagi PT. DI. Selagi program CN235 dan N250 masih aktif medio 90-an, mereka juga turut membuat spare part pesanan Boeing. Selain itu, tahun 2012 ini, PT. DI sedang melengkapi persyaratan sertifikasi dari Ditjen Perhubungan Udara untuk memulai program rancang bangun dan sertifikasi pesawat baru tipe komuter, N219. Diharapkan, pada 2014 pesawat N219 sudah bisa mengangkasa.

Saya berharap bila program ini sukses kelak tidak akan dijadikan bahan kampanye suatu entitas politik tertentu. Pun, ketika roda pemerintahan berganti tidak lantas menggugurkan segala upaya yang telah dikerahkan hingga saat ini.


Paninggilan, 14 Agustus 2012.

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...