Sabtu, 11 Agustus 2012

#KotbahTimeline: Ketika Mimbar Jum'at Pindah ke Twitter

Catatan Seorang Kolumnis Dadakan


Ramadhan, bulan dimana karakter kebanyakan orang berubah 180 derajat, entah itu pencintaan atau sekedar pencitraan.

Pernahkah kamu melihat seorang Imam shalat Jum'at membawakan ceramahnya dalam bentuk timeline di Twitter? Kalau belum pernah, barangkali buku Kotbah Timeline ini akan mewakili rasa penasaran itu.


Saya pikir #KotbahTimeline ini sengaja dibuat untuk menangkap fenomena trending topic. Dimana, menjelang waktu Jum'atan lelaki yang entah itu memang berniat untuk Jum'atan atau hanya sekedar pasang status Jum'atan sering dikategorikan sebagai 'orang ganteng'.

Jangan heran bila pada waktu menjelang Jum'at tengah hari orang yang Jum'atan itu dielu-elukan karena kadar kegantengan mereka dipastikan naik setelah menunaikan shalat Jum'at. Agaknya, mengenai hal ini masih diperlukan suatu penelitian dan ukuran yang jelas serta bisa dipertanggungjawabkan. Ini adalah soal lain.



Didorong oleh rasa kagum dan takjub memiliki sosok kakek dan ayah yang penceramah, akhirnya pemilik akun @pergijauh ini memutuskan untuk menjadi seorang penceramah. Bukan sembarang penceramah. Perceramah orisinil dengan pemikiran sendiri. Begitu katanya di pembukaan.

Twit ringan yang ditulis @pergijauh ini dibagi menjadi ke dalam 52 bagian. Mengikuti tanggalan kalender. Niscaya, jika #KotbahTimeline ini dibaca seminggu sekali setiap hari Jum'at pun tidaklah terlalu salah. Karena memang diisyaratkan demikian.

Walaupun terkesan ringan dan penuh humor, ada beberapa pesan yang mengandung kedalaman makna namun tidak menghilangkan kesan populis. Seperti penggalan khotbah berikut:
"Jangan terlalu sering mengumbar doa di Twitter, karena sesungguhnya Gusti Allah benci kepada tweeps yang riya' dan suka pamer" (Khotbah Minggu 1)

atau yang ini:
"Jikalau kau berdoa untuk orang lain, sertakanlah namanya dalam doa-mu, janganlah memakai hashtag #nomention lagi." (Khotbah Minggu 3)

"Bahwa sesungguhnya menghargai Tuhan-mu jauh lebih penting daripada memberhalakan agamamu" (Khotbah Minggu 3)

Membaca #KotbahTimeline di bulan Ramadhan seperti ini memang memberikan sensasi tersendiri. Ramadhan memberikan kita kesempatan untuk berintrospeksi diri. Melihat lebih dalam kepada diri sendiri demi mencapai derajat ketakwaan. #KotbahTimeline setidaknya mengingatkan kembali dasar-dasar pemaknaan suatu ritual ibadah yang biasa kita jalani.



Tidak ada salahnya untuk memilih #KotbahTimeline sebagai bacaan seru yang dibaca ketika Jum'at tiba. Seperti halnya memilih agama, dalam membaca buku ini pun tidak ada paksaan atasnya.

Sebuah bacaan alternatif yang lagi-lagi dihasilkan dari fitur sebuah media sosial bernama Twitter. #KotbahTimeline berhasil menangkap fenomena-fenomena yang terjadi belakangan ini di kalangan Twitteriyah dan menuliskannya kembali sebagai 'sindiran' halus.

Demi kebutuhan untuk saling mengingatkan dalam konteks hubungan antara manusia dengan Tuhannya maupun atara sesama manusia yang kian hari semakin renggang dan mudah retak. Hanya karena perbedaan kecil dalam memaknai suatu sudut pandang.

Sebelum tulisan ini ditutup, si penulis buku ini @pergijauh pun tidak lupa memberikan tata cara memakai sarung yang baik dan benar untuk Jum'atan. Pesan saya, jangan sampai mengikuti cara yang salah. Ingat, anda mau Jum'atan!

Judul               : Kotbah Timeline
Penulis             : Abdul Gofar Hilman
Penerbit           : Plotpoint Kreatif Publishing
Tahun              : Juni 2012
Tebal               : 232 hal.
Genre              : Komedi

Pharmindo, 11 Agustus 2012.

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...