Rabu, 16 Oktober 2013

Cover Version Artists

....nyanyikan lagu orang lain dan kau akan terkenal...
(Punk Hari Ini – Superman Is Dead)

Prolog

Belakangan, lagu-lagu di radio-terutama lagu Indonesia, menunjukkan peningkatan dari segi produktivitas. Dibalik itu, bermunculan pula lah banyak penyanyi baru. Ada yang muncul dan memulai debutnya dengan membawakan lagu dari album perdananya ataupun menyanyikan lagu orang lain (cover version, recycle, or else). Bagi saya, itu tidak jadi masalah. Selama hal itu direstui sang pemilik hak cipta. Terlebih, penikmat musik ini bisa menikmati beragam sajian.

Lagu-lagu lama yang dinyanyikan kembali ini terhitung mengalami peningkatan yang cukup lumayan dari segi kuantitas walau tanpa data eksak jumlahnya berapa. Yang jelas, kerinduan akan lirik-lirik lagu lama itu terobati dengan kemunculannya dalam versi yang berbeda. Saya masih ingat ketika Ello (Marcello Tahitoe, putra mendiang Diana Nasution) menyanyikan dan mengaransemen ulang hits lama yang juga dipopulerkan oleh Diana Nasution ‘Pergi Untuk Kembali’. Sejak saat itu, versi repro dari lagu-lagu lama perlahan mulai bermunculan hingga saat ini.

Saya tidak akan merinci lagu Indonesia apa saja yang dicover. Perhatian saya sekarang tertuju pada  tiga nama yang saya anggap spesial dalam merecycle lagu dari penyanyi aslinya. Mereka datang dari Negeri Barat. Mereka adalah Hannah Trigwell, HelenaMaria, dan Jayesslee. Kekuatan mereka menghadirkan suatu sensasi tersendiri dalam menikmati sebuah versi lain dari karya aslinya.

Hannah Trigwell

Hannah Trigwell covering '22' - courtesy: @YouTube
Berawal dari sebuah pencarian di Youtube, saya menemukan sebuah sensasi baru dalam menikmati musik. Waktu itu, saya sedang terpesona oleh ‘California King Bed’ milik Rihanna. Voila! Saya jatuh cinta pada pertemuan pertama ini. Karakter vokal Hannah Trigwell sangat kuat dalam memaknai pesan dari lirik lagu itu.

Hannah Trigwell berhasil memadukan karakter vokal yang unik dengan lirik yang emosional. Semua itu dilakukannya sambil memainkan gitar akustiknya. Musik yang dimainkannya merepresentasikan keriangan masa muda. Lagu recycle lain yang jadi favorit saya adalah ‘22’ (Taylor Swift); ‘Stay’ (Rihanna ft. Mikky Ekko), Dark Side (Kelly Clarkson), dan ‘Don’t Speak’ (No Doubt).

Hannah Trigwell mendapat penghargaan sebagai 'Best International Unsigned Act' pada gelaranSt. Helier Online Music Awards pada tahun 2011. Tahun 2012 lalu ia menandatangani kontrak dengan 3 Peace Records, sebuah perusahaan label rekaman asal Amerika Serikat yang juga menjadi label resmi untuk Boyce Avenue. Band yang juga banyak memainkan lagu recycle.

Ia juga merilis sebuah album EP (Extended Play) yang diberi judul ‘Pieces’. Album ini menandai proses perjalanan musiknya, baik sebagai penyanyi maupun seorang artis. Musik karyanya mendapatkan banyak pujian dari musisi terkenal seperti Ed Sheeran, John Rzeznik (Goo Goo Dolls), The Script, dan masih banyak lagi. Saat ini, Hannah Trigwell sedang mengerjakan album debutnya. Disela kesibukannya itu, ia juga ikut serta dalam Boyce Avenue World Tour 2013. Awal tahun depan, Hannah Trigwell akan memulai debut tur yang bertajuk Hannah Trigwell Debut Headline UK Tour.

HelenaMaria

HelenaMaria covering 'Titanium' - courtesy: @YouTube
HelenaMaria adalah sebutan untuk duo yang beranggotakan Helena Mehalis dan Maria Mehalis. Keduanya lahir di New Brunswick, New Jersey sebagai pasangan kembar identik. Keduanya memiliki perbedaan dalam memainkan alat musik, karena Maria terlahir sebagai kidal. Mereka memainkan piano dan gitar sebagai alat utama dalam bermusik.

Saya suka pada karakter vokal mereka. HelenaMaria cenderung memainkan lagu dengan beat yang tinggi dan berhasil mengemasnya kembali dengan rapi walau beat yang dimainkan diturunkan. Namun, pada cover version ‘When I Was Your Man’ (Bruno Mars) yang cenderung pelan, HelenaMaria mampu membuat versi lain dengan karakter vokal yang sama kuat dengan si penyanyi aslinya. Versi recycle dari ‘Titanium’ (David Guetta ft. Sia), ‘One More Night’ (Maroon 5), ‘Diamond’ (Rihanna) pun menunjukkan kekuatan lain dari musikalitas dan karakter vokal mereka.

Tahun 2006  silam, HelenaMaria merilis album perdana mereka berjudul ‘Serene’. Pada tahun 2009 dan 2010, HelenaMaria mulai merilis cover version dan video dari beberapa lagu-lagu hits di iTunes dan YouTube. Mereka juga pernah mencoba mengikuti American Idol, namun mereka disarankan untuk tetap tampil sebagai duo oleh sang produser acara itu.

Jayesslee

Jayesslee covering 'Try' - courtesy: @YouTube
Seperti HelenaMaria, Jayesslee juga adalah duo beranggotakan Janice Lee dan Sonia Lee. Pada 2008 silam, mereka mulai bermain dengan YouTube. Karena tertarik dengan fitur yang bisa membuat mereka terhubung dengan audiens di seluruh dunia, mereka memutuskan untuk membuat akun dengan nama “Jayesslee”. “Jayesslee” sendiri diambil dari inisial nama mereka. ‘Jay’ untuk J (Janice) dan ‘Ess’ untuk S (Sonia) dan ‘Lee’ dari nama keluarga (surname) mereka.

Walaupun video pertama Jayesslee diupload dari kamar tidur mereka yang berantakan, subscriber video Jayesslee terus bertambah. Akhirt tahun 2009 Jayesslee mengalami hits yang cukup fantastis setelah mengcover lagu ‘Officially Missing You’ (Tamia).

Pada tahun2010, mereka terbang ke Los Angeles untuk debut konser pertama Jayesslee. Sejak itu, mereka mulai berkeliling ke berbagai negara seperti Kanada, Singapura, Malaysia, dan Thailand untuk tampil dan menyapa penggemar mereka.

Jayesslee juga menyelesaikan rangkaian tur Asia mereka tahun lalu di 8 kota besar dengan jumlah penonton mencapai 3.500 orang. Mereka berkeliling diantaranya ke Perth, Sydney, Melbourne, Manila, Kuala Lumpur, Jakarta (i missed this one :( ) , dan Bangkok. Mereka juga tampil di beberapa program televisi seperti “E! News Asia” , “Channel V” dan “MTV Show”.

Tahun 2013 ini, Jayesslee mencatatkan nama mereka sebagai channel YouTube dari Australia yang paling banyak dilanggan, dengan subcriber mencapai 1 juta dan 12 juta pageviews.

Karakter vokal dan musikalitas dari Jayesslee agak sedikit berbeda dari HelenaMaria. Musik Jayesslee bagi saya terdengar lebih ringan. Sama dengan komposisi dari Hannah Trigwell yang lebih banyak memainkan gitar akustik. Track favorit saya dari Jayesslee adalah ‘Payphone’ (Maroon 5), ‘Nobody’ (Wonder Girls), dan ‘Try’ (Pink).


Penciptaan kembali sebuah karya adalah sebuah usaha untuk memaknai kembali arti dibalik penciptaan awal karya itu. Keinginan untuk menciptakan sebuah bentuk musik yang baru melalui cover version menghadirkan sebuah sensasi baru dalam menikmati musik. Kemungkinan bahwa pendengar dan penikmat musik akan melakukan komparasi terhadap keduanya memang tidak terelakkan. Justru disitulah terletak proses dialektika dalam bermusik.

Apapun itu, saat ini kita diberikan banyak pilihan untuk menikmati beragam musik yang ingin kita nikmati. Dengan demikian, pemaknaan atas wujud sebuah objek tidak akan stagnan pada satu bentuk tertentu saja. Selamat menikmati.


Paninggilan, 16 Oktober 2013.

Note: Any trademarks in this post belong to their respective owners.

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...