Selasa, 04 Februari 2014

Game Change


Listen, I too wish that the American people would choose the future Abraham Lincoln or Thomas Jefferson, but unfortunately, that's not the way it works anymore. Now it takes movie-star charisma to get elected President, and Obama and Palin, that's what they are - they're stars.
(Rick Davis)

Tidak ada yang menang atau kalah dalam politik. Begitupun ketika menyaksikan perjalanan sepasang kandidat capres-cawapres yang meyakini diri mereka sebagai pembawa misi 'American Dreams', yaitu wakil kaum Republikan, Senator John McCain dan Gubernur Sarah Palin serta Senator Barack Obama dan Senator Joe Biden yang mewakili kubu Demokrat.

Film ini mengajak kita kembali pada tahun 2008. Tahun dimana Amerika Serikat telah mengukir sejarah eksistensi mereka dengan memilih Presiden Afro-Amerika pertama sepanjang masa yang terkenal dengan tagline "Change We Believe In". Barack Obama terpilih menjadi presiden Amerika Serikat dengan kampanye model pencitraan yang kini jadi semacam mainstream bagi kebanyakan aktor-aktris politik di Indonesia.

Adalah suatu hal yang luar biasa untuk melihat bagaimana proses dialektika politik dari pasangan calon yang gagal terpilih. Penonton disuguhkan pada kejadian-kejadian faktual seputar Pemilu tahun 2008 lalu itu. Kita dapat menyaksikan bagaimana suatu entitas merepresentasikan dirinya dalam sepasang kandidat presidensial. John McCain dan Sarah Palin punya keyakinan luar biasa untuk bisa menjadi simbol Amerika. Masing-masing punya gaya tersendiri dalam meyakinkan pendukung mereka.

'Game Change' menceritakan perjalanan John McCain dan Satah Palin dalam mencari pendamping untuk mewakilinya di kursi kepresidenan hingga akhir masa pemilu. Ketegangan mulai intens ketika keduanya mulai turun dan berhadapan dengan masyarakat secara langsung. Perdebatan mengenai kapabilitas Sarah Palin serta hal-hal kontroversial seputar dirinya menjadi topik utama. Tentang bagaimana responnya terhadap isu-isu nasional dan internasional, kehamilan putri remajanya, hingga dana kampanye yang digunakan untuk membeli pakaian selama kampanye.

Sosok Sarah Palin menjadi dominan kala ia mulai kehilangan semangatnya. Ia mulai lelah dengan segala macam usaha yang Tim Sukses lakukan untuknya. Ia mulai menolak untuk berlatih menghadapi wawancara dan menambah wawasannya lalu hanya mengandalkan kemampuan retorisnya belaka yang celakanya tidak membuat situasi yang bagus untuk nilai elektabilitas mereka. Sebuah parodi wawancaranya bahkan muncul di televisi, diperankan apik oleh Tina Fey. Bila penasaran sila buka Youtube dan ketik "Sarah Palin Impersonator".

Melewati masa kritis itu, Sarah Palin kembali dipertemukan dengan keluarganya atas inisiatif John McCain. Ia kembali merengkuh rasa percaya diri yang sempat melemah. Sarah Palin kembali menjadi aktris podium yang mampu menyihir khalayak Amerika untuk mendukungnya. Kemenangan pada debat terakhir atas Joe Biden adalah satu bukti kemenangan retorika. Satu hal dimana Sarah Palin piawai memanfaatkannya. She totally change the game.

Apapun itu, film ini mengajarkan banyak hal tentang bagaimana mengorganisasi sebuah Tim Sukses. Juga bagaimana melewati masa-masa sulit untuk bangkit kembali. Pada akhirnya, kita semua tahu bahwa Barack Obama duduk sebagai Presiden ke-44. Namun, kita disuguhkan satu pertunjukan dimana terjadi perlawanan sengit untuk meraih kursi presiden. Sebuah pertarungan yang tidak melupakan 3 spirit/nilai utama hidup bangsa Amerika; Family, Faith, Flag. 

Menjelang Pemilu 2014, rasanya para pasangan kandidat capres-cawapres harus mau mengambil banyak hikmah serta belajar banyak hal dari film yang dirilis tahun 2012 ini. Utamanya, dalam memposisikan diri sebagai pelayan publik yang beraksi nyata dengan kampanye yang bersih.

Judul           : Game Change
Sutradara    : Jay Roach
Cast            : Julianne Moore, Ed Harris, Peter Macnicol, Sarah Paulson
Tahun         : 2012
Produksi     : HBO Films
Genre         : Drama-Biografi

Paninggilan, 4 Februari 2014.

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...