Jumat, 11 Juli 2014

Surat dari Incheon

Dear Ella,

Annyeonghaseyo,

Surat ini ditulis ketika bulan purnama sedang rebah di langit barat Incheon. Dari kamar, rembulan nampak jelas menggantung tanpa tersapu awan mendung. Barangkali, saat ini Gumiho sedang mengibaskan 9 ekornya ketika Prabowo dan Jokowi masih sibuk menghitung perolehan jumlah suara mereka. 



Berada di daerah sub-urban yang menyerupai pedesaan seperti ini tentu sangat berbeda dengan keseharian yang selalu kita jalani di Jakarta. Disini, bisa melihat mobil yang melintas pada malam hari pun kami sudah senang. Jalanan sangat sepi, bahkan di siang hari. Kemarin, beberapa orang menyalakan kembang api. Entah untuk merayakan apa, mungkin mereka habis minum-minum saja. Biar begitu, tidak lantas menambah keramaian di kampung ini. Selebihnya, hanya deru pesawat dari Incheon Airport, nyanyian jangkrik, dan gonggongan anjing dari kampung sebelah.

Untuk mengusir rasa jenuh dan bosan, kami biasa pergi ke Incheon Airport. Sekedar melihat-lihat dan cuci mata. Kalau masih banyak waktu, saya mengajak beberapa teman pergi ke Seoul. Rabu kemarin, saya dan dua orang kawan dari Tunisia dan Yaman berbuka puasa di restoran Little India yang terletak di Itaewon. Itulah menu halal kami yang pertama selama berada di Korea. Kami menyantap nasi briyani, lamb vindaloo, dan aloo pratha (roti khas India). Plus, sajian tajil yang disiapkan khusus oleh sang pemilik restoran.

Selama disini, saya belum sekalipun berjumpa dengan artis-artis Korea yang selalu bertebaran di tabloid remaja tanah air. Seorang instruktur menyuruh saya untuk menunggu mereka di arrival gate Incheon Airport selama 7-10 jam. Biasanya, akan ada satu atau dua orang artis yang tiba disana. Saya tidak akan menghabiskan waktu saya hanya untuk hal seperti itu. Setidaknya, kalau itu Shin Min Ah atau Lee Yo Won, tentu saya tidak akan menolak dan dengan senang hati menunggu.

FYI, musim panas disini dibarengi dengan heat wave attack (serangan hawa panaas) yang menerpa beberapa wilayah di Korea. Demikian menurut beberapa ramalan berita pagi. Warga lokal dan wisatawan dihimbau untuk berhati-hati dan mempersiapkan diri. Kalau nanti Ella main kesini, sila rasakan sendiri bagaimana pemerintah mereka betul-betul peduli dan memperhatikan keselamatan warganya. Walau hawanya cukup panas, angin disini benar-benar kencang apabila sudah lewat tengah hari. Kadang, pagi turun hujan dan hawa dingin segera menyelinap ke kamar yang jendelanya tidak pernah saya tutup.

Fellowship course ini sudah sampai ke ujungnya. Farewell party sudah kami rayakan di The Sky Onn, sebuah restoran buffet mewah di Gimpo International Airport. Closing ceremony pun baru saja selesai. Selebihnya, fasilitator akan memberikan kami Excursion Day besok. Barangkali, kami akan pergi ke Seoul besok. Oh ya, kemarin di Gimpo juga, ada beberapa kumpulan remaja yang memenuhi pintu kedatangan domestik. Mereka adalah fans yang akan menyambut artis pujaannya. Siapa itu, saya pun tidak tahu. Yang jelas, situasinya sama dengan di negeri kita.

Malam begini, televisi banyak menyajikan pilihan acara. Drama? Sudah jelas. Tinggal pilih saja mau di channel yang mana. Hanya saja, segera persiapkan diri untuk mengalami penurunan kecerdasan seketika. Tidak banyak tayangan drama atau film yang menggunakan subtitel kecuali di KBS World. Sayang sekali memang, padahal drama terakhir yang sedang saya tonton ‘Emergency  Couple’ juga masih tayang disini.

Malam semakin sepi. Anjing-anjing di kampung sebelah sudah tidak lagi menggonggong, mungkin mereka sudah lelah. Waktunya untuk tidur. 

Penuh rindu. Have a nice weekend!

Annyeonghigaseyo.


Ulwang-dong, Jung-Gu, Incheon
11 Juli 2014

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...