Selasa, 14 Juli 2009

JK: Jaga Kehormatan(mu)

Jum’at pagi, hampir semua wajah media cetak dipenuhi headline yang serupa. JK ucapkan selamat pada SBY. Ucapan selamat tersebut sebagai reaksi atas jumlah perolehan suara pemilu presiden via quickcount yang dikeluarkan oleh berbagai lembaga survey. Sedangkan KPU sendiri masih baru akan mengumumkan hasil resmi pemilu presiden pada 25 Juli 2009 nanti.

Perlu diakui bahwa kedewasaan dan kematangan dalam berpolitik terutama untuk mengakui kekalahan adalah hal yang sulit dan berat untuk dilakukan. Apalagi sambil mengingat ketatnya rivalitas demi menjaring suara pemilih. JK dengan legowo dan semangat ksatria telah menunjukkan sikap yang gentle untuk memberikan ucapan selamat terlebih dahulu tanpa harus menunggu rilis resmi KPU.

Ucapan selamat itu juga mengandung makna bahwa kedewasaan dalam berpolitik berarti juga menyambung silaturahmi yang sempat terputus gara-gara rivalitas tadi. Bayangkan saja, partnership yang terbentuk selama hampir 5 tahun harus diakhiri dengan rivalitas head-to-head. Rivalitas itu kini telah berakhir dan pemenangnya masih berupa indikasi tanpa rilis resmi. Dengan demikian, ucapan selamat itu adalah sebuah kemestian. SBY-JK belum akan expired dalam waktu dekat ini. Mereka berdua masih jadi Presiden dan Wakil Presiden hingga Oktober nanti, saat Presiden terpilih dilantik. Walau pelantikan itu bisa dipercepat, SBY-JK tentu masih akan bersatu dan akan mengumpulkan semua perangkat kabinet yang kemarin habis-habisan mengadu strategi, daya, dan upaya untuk memenangkan kandidat capres masing-masing.

Kiranya, JK mulai realistis untuk menilai kekalahannya. Apapun dan bagaimana pun caranya perolehan suara JK-WIN tidak akan bertambah secara signifikan untuk menyaingi jumlah suara kedua rivalnya. JK juga mungkin menyadari bahwa indikasi tanpa rilis resmi melalui quickcount dari berbagai lembaga survey seringkali gambaran nyata dari hasil akhir pemilu.Bahwa pada sebelum pemilu popularitas SBY mulai menurun dan elektabilitas JK meningkat bukan lagi hal yang perlu didebatkan dan dibahas lagi. Kini semuanya sudah terbukti. Tinggal menunggu hasil akhir. Kekalahan sudah didepan mata.

Tentu, mereka masih akan duduk bersama, satu meja dengan menteri-menterinya untuk membahas perihal RAPBN 2010 serta keadaan politik, hukum, ekonomi, dan keamanan pasca pemilu presiden. Kiranya, para menteri juga masih akan menunjukkan dedikasi dan integritas moralnya tanpa harus grasak-grusuk supaya nanti terpilih lagi untuk periode selanjutnya.

*****

Ucapan selamat di malam Jum’at dari Menteng ke Cikeas adalah sebuah penghormatan. Penghormatan yang timbul dari kejujuran. Kejujuran untuk mengakui kekalahan dan keadaan diri sendiri yang memang kurang berdaya melawan saingannya. Sikap seperti itu tidak akan pernah menimbulkan suatu tindakan perendahan diri. Tetapi, sikap yang demikian adalah sikap yang akan menjaga kehormatan. Welcome back, Yudhoyono!


Cakung, 11 Juli 2009

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...