Selasa, 05 Januari 2010

Pansus

Bedul sedang pusing ketika senja sudah mendekati akhirnya. Ini bukan awal bulan, bukan pula akhir bulan. Tapi tengah bulan saat tensi kerja tepat ada di titik zenitnya. Kalau sudah begitu ia cuma bisa ngobrol sama Ngadul.

“Pansus itu ngawur. Lha wong kerjanya cuma kayak Topan dan Lesus, Ngelawak. Bikin orang ketawa. Mending kalo pelawak, bikin kita ketawa puas sampai keluar air mata. Lha, pansus DPR itu Cuma bikin orang tambah geregetan, tambah bikin pusing. Mbuang-buang waktu untuk sesuatu yang kurang pada esensinya. Panggil sana, panggil sini hanya untuk mencari-cari dan mengorek kesalahan-kesalahan yang tentu saja berlawanan dengan pelajaran Logika: Serang pendapatnya, bukan serang orangnya.”

“Dimana pula keberpihakan Pansus pada rakyat yang tercermin pada solusi konkrit penyelesaian Kasus Century: Telusuri uangnya lari kemana, bukan cari siapa yang buat kebijakannya. Kalo buat nyari siapa yang salah bikin kebijakan, itu sih gampang ditelusuri, sudah ada alurnya kalau memang pejabatnya jujur dan mau ngaku.”

“Nah, Dul. Sekarang pakai logikamu. Coba kalau setiap anggota DPR yang sekarang nyemplung di Pansus itu kemarin dikasih Alphard satu-satu, apa masih mau protes? Lalu, teriakan mereka saat ini itu untuk kepentingan siapa? Apakah ada pihak yang merasa nggak kebagian lalu mengajak dan mengobarkan semangat perlawanan yang lagi-lagi berdalih atas nama rakyat?”

“Pansus itu produk kompromi politik. Pansus bisa saja dipolitisasi untuk menggoyang eksistensi kekuasaan dengan mengorbankan Pak Boediono dan Ibu Sri Mulyani sebagai martir akibat porsi pembagian jatah kekuasaan dan kewenangan dirasa kurang berimbang bagi beberapa pihak.”

“Kamu pernah dengar nama Aviliani toh? Si Pengamat Ekonomi yang juga pernah ikut terlibat di Debat Capres kemarin. Katanya di radio DW (Deutsche-Welle) yang markasnya di Bonn, Jerman sana, tidak ada masalah yang berarti dengan bail-out Century ini. Kerusakan dan kehancuran sistemik bisa dihindari karena Century tetap memiliki kewajiban membayar dana itu selama 3 tahun. Asal mekanisme kontrolnya tetap berjalan maka masalah itu tidaklah mengkhawatirkan. Tapi buat saya, dana bail-out sebesar itu kurang pantas untuk Century yang ternyata tidak lebih besar dari BPR-BPR.”

*****

Ngadul yang dari tadi diam saja tiba-tiba berkata

“Kembali saya mengingatkan anda, segera cari orang yang gondol duit 6,7T itu, kalau perlu ajaklah detektif-detektif dari Interpol atau SAS (Special Air Service) Inggris. Mudah-mudahan anda bisa ketemu sama malingnya. Jangan kaget juga kalau ternyata malingnya nggak jauh-jauh di luar negeri. Mungkin saja, malingnya itu sedang duduk sambil merokok Dji Sam Soe di sebelah anda, lalu minum kopi sambil baca Koran, terus kakinya ngangkat di meja.”



Pharmindo, 4 Januari 2009

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...