Selasa, 16 Oktober 2012

Surat Cinta dari Medan #1


Aninda tercinta,

Aku memang tidak sempat melihat air matamu tadi pagi. Tapi, tak apa, bukankah kepergian seseorang seperti aku ini tidak perlu ditangisi? Air matamu terlalu mahal untuk melepas kepergianku. Dan, bukankah perpisahan selalu terjadi walau tanpa lambaian tangan?

Cuaca nampak bersahabat pagi ini. Entahlah untukmu. Banyak pertanyaanmu yang tak bisa kujawab semalam. Aku tidak tahu kenapa. Aku tidak mampu memikirkan apa-apa selain dirimu. Aku tidak pernah sanggup untuk meninggalkanmu barang sebentar saja. Medan sudah menantiku. 




Aku akan merangkai kisah disini tanpamu. Kita akan berpisah jarak dan waktu. Kau tahu Aninda, jarak dan waktu hanyalah penguji untuk cinta kita. Tanpanya, barangkali engkau dan aku tidak akan pernah tahu apa itu kesetiaan dalam harap penantian.

Aku baru saja mendarat di Polonia. Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke hotel. Aku tulis surat ini dalam mobil yang mengantarku ke sebuah hotel bintang lima di tengah kota. Sudah kuduga engkau pasti akan menertawakanku. Sejak kapan aku mulai bersahabat dengan yang segala yang menyandang predikat “bintang lima”.

Begitulah, Aninda. Hidup membawa kita pada banyak kejutan tanpa harus kita minta. Aku tidak pernah membayangkan bakal mendapat fasilitas semewah ini. Semuanya lengkap disediakan. Full service, begitu mereka menamai layanan ini.

Aku lanjutkan menulis di kamarku yang terletak di lantai 20. Sebuah ruang yang cukup besar untuk menikmati panorama kota Medan. Semua nampak jelas membentang di depan mataku. Kelap kelip lampu di kota rmenambah semarak perasaan kagum. Hanya kabut di hatiku saja yang masih enggan mereda karena setiap kenangan yang kita ukir bersama.

Harusnya, malam ini aku berada disampingmu. Sama-sama menertawakan hidup kita yang harus kembali menjadi “robot-robot” industri keesokan harinya. Aku disini pun merindukanmu. Merindu pada bayanganmu yang melekat erat dalam pekat sunyi malam.

Yakinkan, Aninda. Aku akan kembali padamu. Hanya padamu. Untukmu, kan kujelang waktu. Hanya untuk bersamamu. Selalu denganmu.

Peluk erat dan cium mesra,


Medan, 14 Oktober 2012.

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...