Ku berikan untukmu sebuah batu akik, tanda sayang batin yang tercekik
semoga hidup kita bahagia.. semoga hidup kita sejahtera..
#kembangpete #iwanfals #storyofasong #5
Ada rasa haru ketika membaca lagi lirik lagu "Kembang Pete" ini. Apalagi, usai membaca buku biografi Iwan Fals terbitan ArRuz Media (2009). Satir yang terasa pelan namun mengakar dalam. Semakin terasa kala membaca kisah personal yang melatarbelakangi penciptaan lagu ini.
Iwan Fals berhasil mengabadikan potret seorang lelaki kere yang tetap punya keinginan untuk mencintai dan menghargai kekasihnya walau hanya dengan kembang pete dan batu akik. Metafora yang sangat kontras dengan setangkai mawar merah dan batu berlian, perlambang kemewahan. Tidak perlu impian muluk, karena hidup bukan sebuah kepalsuan. Walau begitu, harapan akan masa depan yang lebih indah tetap terjaga. Semoga hidup kita bahagia. Semoga hidup kita sejahtera. Karena kebahagiaan adalah sebuah pencarian.
Barangkali, disinilah kehebatan Iwan Fals. Fenomena sehari-hari yang terkesan miris bagi sebagian orang bisa diangkat menjadi realitas yang menyenangkan. Namun, tetap mengandung sindiran (halus, kasar, apapun bentuknya) bagi sebuah arus utama (mainstream) romantika kehidupan.
Personally, lagu ini saya putar kembali selagi menamatkan pembacaan buku, kurang lebih beberapa hari setelah lebaran 2012. Kesan yang teramat kuat dari lagu ini terlintas ketika memendam sebuah keinginan pada satu nama. Sayang, dia tidak mau kembang pete belaka.
Paninggilan, 6 Mei 2013.
Kembang Pete
Iwan Fals
Ku berikan padamu
Setangkai kembang pete
Tanda cinta abadi namun kere
Buang jauh-jauh impian mulukmu
Sebab kita tak boleh bikin uang palsu
Kalau diantara kita jatuh sakit
Lebih baik tak usah ke dokter
Sebab ongkos dokter disini
Terkait di awan tinggi
Cinta kita cinta jalanan
Yang tegak mabuk dipersimpangan
Cinta kita jalanan
Yang sombong menghadap keadaan
Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera
Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera
Kuberikan padamu sebuah batu akik
Tanda sayang bathin yang tercekik
Rawat baik-baik walau kita terjepit
Dari kesempatan yang semakin sempit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar