Jumat, 31 Mei 2013

Surat Kecil untuk Aninda

Aninda,

Apakah engkau tidak pernah menanyakan kapan kita akan bertemu? Tidakkah engkau ingin bertanya kepadaku tentang perasaanku usai menonton film yang kau sebutkan? Tidakkah mau engkau bercerita kembali tentang segala kegalauanmu?

Aku melihat bintang di langit malam. Satu bintang di langit kelam. Seketika itu pula, aku merindukanmu. Aku masih ingat betapa engkau menyukai lagu itu. Biarpun engkau memendam cintamu sendiri.

Kelak, bintang pun berguguran. Bintang yang nampak malam ini akan segera terganti. Namun, rindu untukmu malam ini takkan pernah terganti. Hanya saja ia berubah dalam untaian rasa dalam tulisan ini. Biarlah dia abadi disini. Ketika rasa telah ditasbihkan pada semesta. Berharap engkau mau mengerti keadaan ini.



Aninda,

No matter how deep you fall, how hurt you've been broken, let me be the one who cure you. Let me reach you to letting go of those painful memories.

Aku takkan janjikan apapun kecuali diriku ini yang akan selalu ada untukmu. Tak peduli seberapa deras hujan badai di hatimu, aku adalah orang pertama yang akan berlari dan memayungimu. Pastikan dirimu tidak ikut basah bersama derasnya.


Pharmindo, 31 Mei 2013.

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...