Rabu, 13 Agustus 2008

Episode di Pajajaran

Bung,

Pernahkah anda melintas di Jalan Pajajaran, Bandung? Kalo anda pernah dan juga kalau mata anda jeli tepat didepan stadion olahraga Pajajaran anda bisa menemukan sebuah tempat bernama Wiyata Guna di sebelah Gedung Dinas Sosial. Sebuah tempat bersekolah para tuna netra. Hampir selama satu setengah bulan ini saya sering melewatinya. Setiap melintas disana saya hanya ingat satu kata: Bersyukur.

Bersyukur karena sampai saat ini Tuhan masih mempercayakan kedua mata yang sehat ini pada saya. Apa jadinya kalau tiba-tiba Tuhan mencabut amanah ini? Tentu saya tidak akan tahu bagaimana indahnya langit senja. Saya juga tidak akan pernah tahu betapa indahnya lekukan tubuh model-model sialan dari Victoria's Secret itu (i love Ale!).

Bersyukur karena saya tidak harus menggunakan tongkat kemana-mana (sebagai penanda jalan). Bersyukur karena dengan dua mata yang sehat ini saya bisa tahu apa internet itu, bagaimana software perpustakaan bekerja, hingga mengagumi karya-karya seniman.

Saya teringat, ketika saya SMP, Ayah saya sering mengajak saya untuk Shalat Jum'at di Masjid Wiyata Guna,. Ketika saya tanya alasannya, beliau hanya bilang, kita kesana untuk bersyukur, Rupanya, dulu saya belum begitu paham maksud beliau. Yang saya tahu saya hanya harus bersyukur untuk semua yang telah saya berikan (dan itu menjadi kewajiban). Tapi jikalau Bung mau lebih bersyukuri sekaligus mentafakuri diri, rasanya ajakan ayah saya perlu Bung pertimbangkan.

Kadang, deru derap bising kota dan gerak langkah metropolis belum lagi after-effect kenaikan BBM membuat kita lupa Bung untuk bersyukur. Kita hanya jalani hari-hari kita seperti robot saja tanpa tahu sebenarnya apa yang dicari. Sesudah dicari, kepingin lagi dan lagi. Tak henti. Selalu ada yang dicari. Melihat ke bawah rasanya tak mungkin karena kepala kita selalu tengadah ke atas (karena sedang mengejar apa?).

Betapa tinggi elang akan terbang, lebih jauh lagi tinggi lamunan *)

Apa perlu ada semacam trigger untuk menyadarkan kita tentang syukur? Perlukah kota ini dibanjiri dulu dengan hujan bedog agar kita bisa bersyukur? Rasanya, Bung lebih mengerti untuk urusan yang satu ini. Saya hanya ingin Bung mencatat pesan dari seorang penulis "Barangkali kalau kita bisa berbahagia dengan apa yang kita miliki saja, hidup akan jadi lebih mudah". Mungkin Bung bertanya apa hubungannya bahagia dengan bersyukur.Saya jawab, ketika anda bersyukur dengan apa yang anda miliki-tidak dengan apa yang anda tidak miliki, barangkali kebahagiaan hidup ini jadi milik anda.

Salam dari Bukit,

Bukit Pakar Timur 100, Bandung, 13 Agustus 2008; 11.35

*) Judul lagu dari Koes Plus, Perasaan

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...